Liputan6.com, Jakarta Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menghangatkan konstelasi politik Pilkada Jakarta 2024. Tetiba, partai berbasis Islam itu mengumumkan Mohamad Sohibul Iman sebagai kandidat calon gubernur Jakarta, ketika dua nama beken, Anies Baswedan dan Ridwan Kamil wira-wiri di pemberitaan.
Sebagai partai pemenang pemilu legislatif 2024 di Jakarta, PKS merasa berhak dan memiliki modal besar untuk mengajukan kadernya sendiri.
Advertisement
"Sebagai partai pemenang (pileg) di Jakarta, PKS memutuskan akan memperjuangkan kader terbaiknya sebagai calon gubernur Jakarta. Kandidat yang kami usung adalah Mohamad Sohibul Iman, yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua Majelis Syuro PKS," ujar Juru Bicara Dewan Pimpinan Pusat PKS, Ahmad Mabruri, Minggu, 23 Juni 2024.
"Kita sudah putuskan bahwasanya kita akan mengusung Mohamad Sohibul Iman, mantan Presiden PKS, mantan Wakil Ketua DPR RI, dan mantan Rektor Universitas Paramadina. Dengan siapa PKS, Pak Sohibul Iman berpasangan, nanti kita akan melihat komposisi koalisi yang terbentuk," Mabruri menambahkan.
Nama Sohibul Iman diusung karena dianggap sebagai figur yang memiliki kapasitas mumpuni. Dia pernah memimpin PKS selama periode 2015-2020. Selama kepemimpinannya, PKS mengalami peningkatan perolehan suara dan kursi DPR RI.
Sohibul tiga kali terpilih menjadi anggota DPR RI. Pernah juga menjabat Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), mantan Wakil Rektor Universitas Paramadina. Dia juga dikenal sebagai seorang teknokrat dan cendekiawan muslim.
"Artinya, Beliau memiliki kepemimpinan yang teruji dalam membawa PKS naik kelas. Beliau juga memiliki jejak yang panjang di dunia politik," ujar Mabruri.
Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, M. Jamiluddin Ritonga, menilai keputusan PKS yang mengusung kader untuk maju di Pilkada Jakarta 2024 adalah sikap yang rasional. Bukan hanya faktor sebagai pemenang pemilu legislatif 2024 di Jakarta, tapi juga mesin partai yang solid.
Namun, menurut Jamil, keputusan mengusung Sohibul Iman sebagai calon gubernur, menjadi perkara lain. Pasalnya, mantan Presiden PKS itu dinilai tidak popular di kalangan masyarakat Jakarta.
"PKS mengusung Sohibul Iman tampaknya hanya untuk menaikkan nilai tawar. Sebagai pemenang Pileg 2024 di Jakarta, PKS ingin kadernya masuk dalam bursa cagub atau cawagub Jakarta. Untuk itu, PKS tampaknya sengaja mengusung Sohibul Iman lebih awal. Tujuannya agar nantinya minimal PKS dapat posisi cawagub," kata Jamil kepada Liputan6.com, Senin, 24 Juni 2024.
Senada, pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno, melihat PKS sengaja memunculkan nama Sohibul Iman sebagai nilai tawar politik bagi siapa pun yang ingin berkoalisi di Pilkada Jakarta 2024.
Menurut Adi, PKS ingin menaikkan nilai tawar karena berstatus sebagai partai pemenang pemilu legislatif 2024 di Jakarta. Selain itu, basis pemilih dan konstituen yang solid untuk melakukan pertempuran politik, membuat PKS percaya diri mengusung kader sendiri.
"Dalam konteks itulah sepertinya PKS memberikan sinyal yang cukup kuat kepada pihak-pihak yang ingin mengajak berkoalisi, sekalipun Anies Baswedan, wajib hukumnya menyertakan Sohibul Iman sebagai pendamping," ujar Adi Prayitno kepada Liputan6.com, Senin, 24 Juni 2024.
"Atau misalnya kalau betul KIM, Ridwan Kamil, tertarik menjadikan PKS sebagai partner koalisi, maka harus menjadikan Sohibul Iman sebagai pendampingnya," Adi menambahkan.
Sohibul Iman Bukan Level Anies dan Ridwan Kamil
Menurut Jamiluddin, Sohibul Iman kurang tepat untuk diusung jadi cagub Jakarta. Popularitas dan elektabilitasnya jauh di bawah nama-nama yang sudah muncul ke permukaan, terutama Anies Baswedan dan Ridwan Kamil. Hal itu setidaknya dilihat dari beberapa lembaga survei yang sudah merilis hasilnya.
"Melihat belum adanya elektabilitas Sohibul Iman, maka di atas kertas nilai jualnya sangat rendah. Karena itu, Sohibul Iman bukan lawan sepadan bagi Anies Baswedan," kata Jamil.
"Jadi, membandingkan Sohibul Iman dengan Anies dalam Pilgub Jakarta tentu seperti langit dan bumi. Level Sohibul Iman belum layak dibandingkan dengan level Anies," Jamil menambahkan.
Jamil menilai PKS sangat nekat jika benar-benar mengusung Sohibul Iman sebagai cagub Jakarta 2024. Meskipun Jamil mengakui kiprah politik Sohibul Iman sudah sudah teruji, begitu juga loyalitasnya kepada partai. Namun, popularitas dan elektabilitas Sohibul Iman justru menjadi ganjalan jika dipaksakan maju menjadi cagub Jakarta.
"Karena itu, ia sangat tidak memadai untuk diusung menjadi cagub. Mesin partai PKS tampaknya tidak akan mampu mendongkrak popularitas dan elektabilitas Sohibul Iman. Setidaknya untuk mendekati popularitas dan elektabilitas Anies Baswedan dan Ridwan Kamil saja akan sangat sulit," kata Jamil.
"PKS terlalu PD (percaya diri) dan nekat tanpa melihat kapasitas kadernya untuk menang dalam Pilkada Jakarta," ucap Jamil.
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh menyebut Anies Baswedan masih memiliki elektabilitas tertinggi dan berpeluang menang di Pilkada Jakarta.
"Kalau yang saya mendapatkan dari berbagai sumber, ya memang Anies Baswedan yang saat ini amat sangat mendominasi skor daripada seluruh survei ya, rankingnya nomor satu. Saya pikir capek juga orang mau menghadapi dia di Jakarta ini," kata Surya Paloh di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin, 24 Juni 2024.
Bahkan, dibanding dengan nama Bendahara Umum Partai NasDem, Ahmad Sahroni, elektabilitas Anies masih jauh di atas. Sehingga, Surya paloh tidak ingin mengambil risiko dengan memaksakan kadernya maju di Pilkada Jakarta 2024.
"NasDem kan tidak mengutamakan selalu masalah pencalonan ini dalam aspek pendekatan semata-mata dari kader," kata Paloh.
"Sahroni bisa saja punya kapabilitas, yakin kita itu, anak muda satu itu, tapi elektabilitasnya untuk satu medan lapangan Jakarta, harus kita lihat hati-hati," pungkasnya.
Advertisement
PKS Tidak Mau cuma Jadi Ronin
Pengamat politik Adi Prayitno menilai keputusan PKS mengusung kader sendiri sangat dimaklumi, setelah pada Pilkada Jakarta 2017, PKS hanya bisa mengusung kader partai lain untuk maju.
"Bahkan posisi wakil gubernur yang ditinggalkan Sandiaga Uno, yang mestinya jadi jatah PKS, itu pun juga rela diberikan kepada Gerindra," kata Adi.
Oleh karena itu, Adi menilai, di Pilkada Jakarta kali ini, PKS tidak mau terus menerus menjadi pendukung kader partai lain. PKS ingin menjadi partai penentu. Apalagi memegang label sebagai pemenang pemilu legislatif di Jakarta.
"Sebagai partai pemenang pileg, pastinya PKS ini tidak mau lagi menjadi ronin. PKS tidak mau lagi menjadi kayu bakar politik untuk mengusung calon, tapi ada kader PKS yang jadi gubernur atau wakil gubernur," ujar Adi.
"PKS kali ini ingin tampil sebagai calon pemimpin. Sebagai aktor utama pemenangan, dan sebagai sosok yang bisa merebut Jakarta 1 atau Jakarta 2. Di situ poinnya," kata Adi.
Sementara itu, pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, M. Jamiluddin Ritonga, menilai dalam Pilkada Jakarta 2024 ini, PKS akan tetap berkoalisi dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai NasDem, yang kemungkinan besar bakal mengusung Anies Baswedan. Ditambah PDI Perjuangan (PDIP), yang naksir untuk mengusung Anies di Pilkada Jakarta.
Namun, kemungkinan lain bakal terjadi jika posisi pendamping Anies tidak diberikan untuk PKS. Diprediksi, PKS bakal menyeberang ke Koalisi Indonesia Maju (KIM), yang bakal mengusung Ridwan Kamil.
"PKS akan berharap dapat jatah cawagub dengan bergabung bersama KIM. Kalau PKS diterima KIM, ada kemungkinan Sohibul Iman mendampingi Ridwan Kamil," kata Jamil.
"Namun kemungkinan ini sangat kecil bila Kaesang Pangarep maju dalam Pilgub Jakarta. KIM tentu akan lebih memilih Kaesang daripada Sohibul Iman menjadi pendamping Ridwan Kamil," Jamil menambahkan.
Bila itu terjadi, menurut Jamil, bisa jadi PKB dan Nasdem akan bersama PDIP mengusung Anies sebagai cagub, sementara itu cawagubnya dari PDIP.
"Dalam Pilgub Jakarta tampaknya akan saling berhadapan dua koalisi. Koalisi Perubahan plus PDIP akan mengusung Anies dan kader PDIP, sementara KIM lebih berpeluang mengusung Ridwan Kamil-Kaesang," ujar Jamil.
"Kalau hal itu terjadi, bisa jadi PKS akan gigit jari. PKS akan berpeluang tidak dapat apa-apa dalam Pilgub Jakarta 2024," kata mantan Dekan FIKIM IISIP Jakarta itu.
Sohibul Iman Siap Jadi Cagub Jakarta
Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mohamad Sohibul Iman mengaku siap maju sebagai calon gubernur (cagub) di Pilkada Jakarta 2024.
Sohibul menyatakan telah diberitahu DPP PKS soal keputusan mengusung dirinya sebagai cagub di Pilkada Jakarta. Meski begitu, ia mengaku tidak memiliki persiapan khusus.
"Saya tidak ada persiapan khusus, tapi sebagai kader partai tentu saya harus selalu siap diberi amanah apapun," kata Sohibul Iman saat dikonfirmasi, dikutip Senin, 24 Juni 2024.
Menurut Sohibul, keputusan DPP PKS merupakan tindak lanjut dari hasil rekomendasi yang disampaikan Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PKS DKI Jakarta.
Adapun namanya mencuat dari sejumlah nama lain yang turut diusulkan DPW PKS DKI Jakarta, semisal nama Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera, Ketua DPW PKS DKI Khoirudin, serta nama Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 Anies Baswedan.
"Amanah kali ini merupakan aspirasi (usulan, keinginan, dan harapan) dari kader DKI dan inspirasi (pemikiran, pertimbangan, dan putusan) dari Pimpinan Pusat," ucap Sohibul.
Atas dasar itulah, Sohibul Iman menyatakan bakal menerima tugas yang diberikan oleh PKS untuk maju pada kontestasi Pilgub Jakarta 2024.
"Sebagai kader tidak sepantasnya saya mengabaikan aspirasi kader dan inspirasi pimpinan," tegas Sohibul.
Advertisement
Eks Jubir Anies Puji Sohibul Iman, Sindir Pilkada Jakarta Jadi Batu Loncatan Pilpres 2029
Mantan Co-Captain Tim Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN), Sudirman Said, mendukung keputusan DPP PKS yang mengusung Sohibul Iman sebagai calon gubernur Jakarta 2024.
Kapasitas dan integritas Sohibul Iman sudah teruji, sehingga tidak diragukan lagi untuk memimpin Jakarta ke depan.
"Tentu kawan-kawan sekaligus kader di Fraksi PKS di DPRD DKI akan menjadi narasumber dan input yang baik, mengingat sehari-hari melakukan tugas-tugas legislasi, anggaran, dan pengawasan di Provinsi Jakarta," kata Sudirman dilansir Antara, Senin, 24 Juni 2024.
Menurut mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) itu, Sohibul Iman memiliki jaringan yang luas dengan kalangan profesional maupun pelaku bisnis. Untuk itu, menurutnya, Sohibul akan dengan cepat mendapatkan masukan-masukan yang diperlukan.
Selain itu, Sudirman Said menilai Sohibul menjadi sosok tepat yang untuk memimpin Jakarta karena bakal bekerja secara fokus. Sebab, sejauh ini, Sudirman belum melihat adanya aspirasi agar Sohibul maju ke kompetisi politik yang lebih tinggi, semisal, pilpres.
Sudirman pun mengingatkan agar warga bisa memilih para cagub yang ingin betul-betul mengurus Jakarta menuju Kota Global sekaligus menyelesaikan berbagai permasalahan yang kompleks.
"Saya memandang Jakarta dalam proses transformasi yang penting. Gubernur Jakarta mendatang harus fokus 100 persen. Jangan menjadikan Jakarta sekadar sebagai panggung politik, apalagi batu loncatan menuju Pilpres 2029," ucap mantan juru bicara Anies Baswedan.