Kasus Meninggal karena DBD Sepanjang 2024 di Tangerang Didominasi Usia Anak

Lima dari enam kasus meninggal akibat DBD di Kota Tangerang adalah usia anak. Kebanyakan karena saat tahu sakit di fase kritis.

oleh Tim Health diperbarui 25 Jun 2024, 08:18 WIB
Ilustrasi kasus meninggal akibat DBD di Kota Tangerang kebanyakan pada usia anak-anak.

Liputan6.com, Tangerang Lima dari enam kasus meninggal akibat demam berdarah dengue (DBD) di Kota Tangerang pada 2024 adalah usia anak.

"Kasus meninggal karena DBD sepanjang 2024 ada enam kasus, didominasi oleh anak-anak," kata Pelaksana Harian (Plh) Kepala Dinkes Kota Tangerang Mugiya Wardhany pada 25 Juni 2024.

DBD menjangkiti semua usia tapi paling banyak menginfeksi usia anak-anak di Kota Tangerang. Mugiya menerangkan hal itu karena imunitas anak-anak tidak sebaik kelompok dewasa.

Lalu, banyak juga kasus DBD pada anak baru disadari ketika sudah masuk fase kritis.

"Biasanya kasus DBD pada anak-anak baru disadari ketika dalam kondisi kritis. Maka itu perlu kewaspadaan dari orang tua untuk memperhatikan kondisi kesehatan anak," katanya mengutip Antara.

Ia pun meminta kewaspadaan orangtua. Ini adalah kunci keberhasilan dalam penanganan kasus DBD pada anak. Orangtua perlu memahami betul perubahan yang dialami anak agar penanganan oleh tenaga medis yang tepat bisa lebih cepat didapat dan mencegah fatalitas.

“Dengan keterbatasan anak memaparkan apa sakit yang dirasa, orangtua harus paham betul sama anaknya, karena diagnosis dokter sering mengandalkan wawancara medis. Dengan wawancara, hampir 60 persen bisa diduga sehingga ketika anak DBD orang tua harus tahu kondisi anaknya,” ujarnya.

Gejala DBD

Adapun beberapa gejala yang menjadi penanda bagi orang tua jika anak mengalami perburukan saat DBD di antaranya tidak ada perbaikan kondisi setelah suhu tubuh menurun, anak terus menolak makan dan minum, nyeri perut secara hebat, lemah, lesu, hingga ingin terus tidur.


Gejala DBD pada Anak, Bisa Disertai Perubahan Perilaku

Mugiya juga mengingatkan bila orangtua mendapati terdapat perubahan perilaku anak disertai gejala di atas untuk waspada. 

“Lalu, perlu juga diperhatikan saat anak mengalami perubahan perilaku. Seperti suka marah-marah, terlihat pucat, dan tangan serta kaki dingin, perdarahan hingga tidak buang air kecil lebih dari 4-6 jam,” katanya.

Bila mendapati gejala-gejala itu segera periksakan ke dokter, puskesmas maupun fasilitas kesehatan terdekat.


Cara Cegah agar Tidak Terkena DBD

Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit akibat virus yang ditularkan lewat gigitan nyamuk Aedes aegypti.

Cara klasik tapi tetap efektif dalam mengendalikan nyamuk yang bisa menularkan DBD adalah dengan 3M Plus.

3M artinya:

  1. Menguras tempat penampungan air
  2. Menutup tempat-tempat penampungan air
  3. Mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus DBD pada manusia.

Selain 3 M diatas yang dimaksud pada poin Plus antara lain

  • Menanam tanaman yang dapat menangkal nyamuk
  • Memeriksa tempat-tempat yang digunakan untuk penampungan air
  • Memelihara ikan pemakan jentik nyamukMenggunakan obat anti nyamuk
  • Memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi yang ada di rumah
  • Melakukan gotong royong untuk membersihkan lingkungan secara bersama
  • Meletakkan pakaian yang telah digunakan dalam wadah yang tertutup

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya