Liputan6.com, Jakarta - Usai melakukan perjalanan jauh, sebaiknya langsung melakukan penggantian oli mesin. Hal ini untuk menjaga performa jantung mekanis agar tetap prima.
Saat perjalanan jauh, pengemudi cenderung memacu mesin dalam kondisi maksimal untuk melewati berbagai kondisi jalan. Tidak lupa, faktor cuaca panas, debu dan kotoran, dapat meningkatkan risiko kerusakan pada mesin.
Advertisement
Pada dasarnya, oli mesin bekerja untuk menjaga kesehatan mesin. Oli melarutkan kotoran di dalam ruang mesin untuk disaring oleh filter oli.
Kotoran yang berasal dari debu dimasukkan lewat celah sil yang bocor, terbawa udara yang diisap ke ruang bakar serta serpihan logam halus akibat gesekan antar komponen mesin.
Oli atau pelumas juga membantu menurunkan suhu mesin akibat gesekan antar komponen mesin dengan meneruskan panas ke dinding blok mesin yang selanjutnya diserap oleh cairan radiator.
Formula oli mesin juga mencegah karat pada komponen mesin agar lebih tahan lama.
Auto2000, distributor terbesar merek Toyota menjelaskan, ada risiko yang bisa terjadi jika pemilik kendaraan tidak mengganti oli mesin selepas perjalanan jauh.
Ini karena pelumas tidak memiliki sistem pendingin meski sebenarnya oli mesin sudah dirancang untuk tahan di suhu tinggi.
Namun setelah perjalanan jauh, dan ditambah kondisi jalan macet atau cuaca panas, akan mengurangi kemampuan melindungi mesin.
Kondisi ini jika dibiarkan, kotoran akan menghambat kinerja mesin dan membuat komponen mengalami kerusakan. Residu berlebihan akan menyumbat filter dan pompa oli, bahkan hingga mampat saat kondisinya terlalu parah.
Risiko Lain
Tidak hanya pada mesin, kondisi pelumas yang berkurang akan meningkatkan kinerja radiator. Suhu oli yang panas akan membuatnya kian encer dan berisiko masuk ke ruang bakar lewat celah ring piston. Kondisi ini lebih dikenal dengan oli menguap dan berisiko menimbulkan deposit di ruang bakar.
Oli yang bekerja baik akan menjaga kinerja mesin. Tidak hanya tenaga namun juga efisiensi bahan bakar yang lebih efisien. Emisi juga dapat ditekan sebab pembakaran berlangsung dengan baik dan deposit karbon sangat sedikit. Manfaat ini akan berkurang saat kualitas oli menurun.
Meskipun mesin dalam keadaan prima, risiko oli menguap tetap ada. Oli akan menguap karena pada batas suhu tertentu, energi dalam yang mengikat molekul hidrokarbonnya tidak sanggup lagi menahan diri akibat adanya energi panas berlebihan. Semua efek negatif di atas jika diabaikan akan berujung pada mesin jebol sehingga harus turun mesin.
Sebenarnya pabrikan sudah memberikan perhitungan jarak untuk penggantian pelumas kendaraan. Angkanya bervariasi, ada yang 5.000 km atau 10.000 km sekali. Pemilik baiknya mengikuti saran pabrikan untuk menjaga kondisi pelumas mesin.
Sumber: Oto.com
Advertisement