Pentingnya Vaksinasi dan Gerakan 3M Plus dalam Pencegahan DBD, Kasus Kematiannya Makin Menggila

Hari Dengue ASEAN 2024: Upaya Bersama Menuju Nol Kematian DBD dengan Vaksinasi dan Gerakan 3M Plus

oleh Tim Health diperbarui 25 Jun 2024, 12:05 WIB
Vaksinasi DBD, Solusi Cegah Lonjakan Kasus (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Di tengah melonjaknya kasus demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia, PT Takeda Innovative Medicines menegaskan komitmennya dalam upaya pencegahan penyakit ini.

Dukungan diberikan kepada Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) dalam rangkaian kegiatan peringatan Hari Dengue ASEAN (ADD) 2024 yang jatuh pada 15 Juni.

Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines, Andreas Gutknecht, mengatakan, DBD adalah ancaman sepanjang tahun, tak kenal musim. Semua orang rentan, tanpa memandang usia, lokasi, atau gaya hidup.

"Kami berkomitmen memerangi DBD melalui pencegahan inovatif dan kemitraan strategis dengan pemerintah serta pemangku kepentingan lainnya," kata Andreas.

"Tujuan kita bersama adalah nol kematian akibat DBD di tahun 2030," tambahnya.

Data Kemenkes per 5 Mei 2024 mencatat 91.269 kasus DBD dengan 641 kematian, melonjak tiga kali lipat dibanding periode sama di 2023.

Menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes RI, dr Imran Pambudi MPPH, penanganan DBD butuh sinergi semua pihak.

"Kami terbuka untuk kolaborasi, termasuk dengan Takeda, demi memberantas DBD," ujarnya.

 


Upaya Pencegahan DBD

Berbagai upaya telah dilakukan, seperti Gerakan 3M Plus, Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik, hingga teknologi nyamuk ber-Wolbachia. Namun, lonjakan kasus tahun ini mendorong pencarian solusi inovatif, termasuk kemungkinan vaksinasi di daerah rawan DBD.

Andreas Gutknecht menekankan besarnya beban DBD, baik finansial maupun non-finansial, bagi individu, keluarga, hingga industri. Dia menambahkan bahwa perlindungan komprehensif penting.

Sehingga masyarakat diajak menerapkan 3M Plus, cari informasi tentang pencegahan inovatif seperti vaksinasi. "Mari ciptakan lingkungan aman dari DBD," tambahnya.

Ahli farmakoepidemiologi UGM, Prof dr Jarir At Thobari DPharm PhD, menambahkan,"Vaksinasi DBD dapat menekan kasus dan beban biaya kesehatan. Kajian kami menunjukkan vaksinasi hemat biaya dan memberi manfaat kesehatan besar. Temuan ini sejalan dengan rekomendasi WHO."

Dalam peringatan ADD 2024, Kemenkes menggelar media gathering pada 13 Juni di Jakarta dan akan mengadakan seminar awam pada 27 Juni di Batam.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya