Liputan6.com, Washington, D.C. - Pada tanggal 28 Juni 1836, tepat 188 tahun yang lalu, Amerika Serikat kehilangan salah satu tokoh pendiri terpentingnya. James Madison, Seorang perancang konstitusi, pencatat Konvensi Konstitusi, dan penulis hebat Federalist Papers (Makalah Federalis), sekaligus presiden ke-4 Amerika Serikat ini wafat di perkebunan tembakau miliknya yang berlokasi di Virginia.
Mengutip dari History, Jumat (28/6/2024), sosok James Madison pertama kali dikenal sebagai mahasiswa brilian di College of New Jersey yang sekarang menjadi Universitas Princeton.
Advertisement
Ia berhasil menyelesaikan program studi yang seharusnya 4 tahun dalam waktu hanya 2 tahun saja. Pada tahun 1769, Madison turut mendirikan American Whig Society, sebuah perkumpulan sastra dan debat kedua di Princeton (dan dunia), untuk menyaingi Cliosophic Society yang sudah ada sebelumnya.
Madison kembali ke Virginia dengan penghargaan intelektual, tetapi kondisi kesehatannya memburuk pada tahun 1771.
Kemudian pada tahun 1776, kesehatannya mulai membaik untuk mengabdi selama tiga tahun di badan legislatif negara bagian Virginia yang baru, di mana ia mengenal dan mengagumi Thomas Jefferson.
Melalui peran ini, ia membantu penyusunan Deklarasi Kebebasan Beragama Virginia dan keputusan penting bagi Virginia untuk menyerahkan klaim wilayah baratnya kepada Kongres Kontinental.
Pada tahun 1794, James Madison menikahi seorang janda muda, Dolley Payne Todd, yang kelak dikenal sebagai nyonya rumah terbaik di Washington, D.C. Selama Madison menjabat sebagai Menteri Luar Negeri bagi Thomas Jefferson yang telah menjadi duda, dan kemudian sebagai presiden keempat Amerika Serikat dari tahun 1809 hingga 1817, Dolley Madison selalu mempesona dengan kecakapan sosialnya.
Dolley Madison memperoleh tempat istimewa dalam ingatan bangsa ketika ia berhasil menyelamatkan potret George Washington sebelum melarikan diri dari Gedung Putih yang terbakar selama Perang 1812.
Penamaan Kampus Atas Namanya untuk Menghormati Beliau
Perang pada tahun 1812 menguji kepemimpinan James Madison sebagai presiden. Partai Federalis dengan tegas menentang deklarasi perang Madison terhadap Inggris dan bahkan mengancam akan memisahkan diri dari Uni selama Konvensi Hartford.
Namun, ketika bangsa yang baru ini berhasil meraih kemenangan yang tipis, Partai Federalis hancur, dan status Amerika sebagai negara yang terpisah dari Inggris pun terjamin.
Setelah pensiun dari posisi politik resmi, Madison melanjutkan pengabdiannya di Universitas Virginia yang sangat dicintai oleh Thomas Jefferson, awalnya sebagai anggota dewan pengunjung dan kemudian sebagai rektor.
Pada tahun 1938, State Teachers College di Harrisonburg, Virginia, diubah namanya menjadi Madison College untuk menghormatinya. Lalu pada tahun 1976, institusi ini menjadi James Madison University.
Advertisement
Profil James Madison
Lahir pada 16 Maret 1751, di Port Conway, Virginia, James Madison merupakan sulung dari 12 saudara. Ia dibesarkan di perkebunan keluarga di, Montpelier, Orange County, Virginia. Pada usia 18 tahun, ia melanjutkan pendidikan ke College of New Jersey (kini telah berganti nama menjadi Princeton University).
Lulus kuliah, Madison muda menaruh minat yang tinggi pada hubungan koloni Amerika-Inggris. Ia pernah diangkat menjadi kolonel di milisi Orange County ketika Virginia tengah mempersiapkan Perang Revolusi AS (1775-83). Namun tubuhnya yang kecil dan sering sakit-sakitan membuat ia menyerah pada karier militernya. Demikian seperti dilansir History.com.
Pada tahun 1776, ia terpilih mewakili Orange County untuk duduk di Konvensi Konstitusi Virginia. Ia ditugaskan untuk mengorganisasi sebuah pemerintahan baru yang tidak lagi berada di bawah kendali Inggris. Di sini ia bertemu seorang teman yang kelak bersama dirinya dijuluki sebagai bapak pendiri Amerika Serikat, Thomas Jefferson.
Menjadi Founding Fathers dan Bapak Konstitusi Amerika Serikat
Madison turut serta menyusun dan mengesahkan ke-10 amandemen pertama dari Konstitusi AS. Amandemen ini kelak dikenal sebagai Piagam Hak-Hak Asasi, yang antara lain menjamin kebebasan pers dan kebebasan berbicara di AS.
Karena perannya dalam menyusun dan mengesahkan Konstitusi AS itulah James Madison disebut sebagai Bapak Konstitusi. Selama konvensi penyusunan konstitusi berlangsung, setiap hari James Madison membuat catatan terpenting mengenai kegiatan-kegiatan konvensi tersebut.
Ketika teman karibnya, Thomas Jefferson, menjabat sebagai presiden, Madison diangkat menjadi Menteri Luar Negeri. Ia mengusahakan pembelian wilayah Lousiana dari Prancis. Wilayah itu membentang dari Teluk Meksiko di selatan hingga ke utara Kanada, dari Sungai Mississipi di timur hingga Pengunungan Rocky di barat.
Kebijakannya yang dilakukan pada 1803 itu menjadikan wilayah AS dua kali lebih luas dibanding sebelumnya.
James Madison resmi memimpin AS setelah menang dalam pemilu 1808 atas lawannya Charles Cotesworth Pinckney. Masa pemerintahannya diwarnai sejumlah persoalan luar negeri dengan Inggris dan Prancis.
Advertisement