5 Cara Suasana Hati Pengaruhi Kondisi Kulit, Mood yang Baik Jadi Kunci Kulit Sehat

Suasana hati dapat berdampak besar pada kesehatan kulit, berikut ini 5 cara suasana hati bisa mempengaruhi kondisi kulit.

oleh Rahil Iliya Gustian diperbarui 26 Jun 2024, 07:00 WIB
Suasana hati bisa mempengaruhi kondisi kulit. (Foto: Unsplash.com/Valdemars Magone)

Liputan6.com, Jakarta - Suasana hati dapat berdampak besar pada kesehatan kulit. Stres, misalnya, dapat memicu jerawat dan memperburuk kondisi kulit seperti eksim dan psoriasis.

“Suasana hati benar-benar dapat memengaruhi kulit, dan kulit juga dapat memengaruhi suasana hati Anda,” kata dokter kulit bersertifikat Doris Day, MD, yang berpraktik di New York City.

Menurutnya, perasaan yang dialami sehari-hari memiliki dampak langsung pada kesehatan kulit seseorang. Merawat kulit dengan baik juga bisa memberikan manfaat bagi suasana hati.

Aktivitas seperti membersihkan wajah, mengoleskan serum, atau merilekskan diri dengan masker wajah bisa menjadi momen yang sangat menenangkan dan memperbaiki suasana hati.

Suasana hati dan emosi juga memiliki pengaruh besar terhadap kulit. Berikut adalah 5 cara suasana hati bisa mempengaruhi kondisi kulit, seperti dilansir dari Everyday Health pada Selasa, 25 Juni 2024.

1. Stres Dapat Mempersulit Pengendalian Kondisi Kulit

Saat Anda merasa tegang, tubuh melepaskan hormon yang disebut kortisol yang memicu respons fight-or-flight.  Ini adalah mekanisme alami tubuh untuk menghadapi ancaman.

"Dari segi kulit, hal ini mencakup penyembuhan luka yang buruk dan kondisi peradangan kulit yang memburuk," kata Joshua Zeichner, MD, direktur penelitian kosmetik dan klinis di bidang dermatologi di Rumah Sakit Mount Sinai di New York City.

Ketika otak mendeteksi stres, ia meningkatkan produksi hormon corticotropin-releasing hormone (CRH). Hormon tersebut memberitahu kelenjar adrenal kita untuk memproduksi kortisol ekstra yang juga mempengaruhi kelenjar minyak di kulit.

Zeichner menjelaskan bahwa CRH meningkatkan produksi minyak yang dapat menyumbat pori-pori dan menyebabkan jerawat.

 

 

 


2. Kecemasan Dapat Memicu Skin Picking

Skin Picking adalah kondisi kesehatan mental di mana seseorang secara kompulsif mencungkil atau menggaruk kulit mereka, sehingga menyebabkan luka.

Beberapa orang menggaruk kulit mereka sebagai cara untuk mengatasi perasaan cemas. Menurut Mental Health America (MHA), kondisi ini disebabkan oleh kombinasi faktor genetika dan perubahan struktur otak terkait pembentukan kebiasaan, serta stres dan kecemasan.

"Jangan menilai diri sendiri atau bersikap keras pada diri sendiri jika mengalami kondisi ini," kata Day.

Selain perawatan medis, kebiasaan sehat juga dapat membantu mengelola kecemasan yang sering menjadi pemicu skin picking.

Menurut National Institute of Mental Health (NIMH), aktivitas seperti olahraga dan mindfulness dapat sangat bermanfaat untuk kondisi ini.

 


3. Depresi Berhubungan Dengan Kebiasaan Perawatan Kulit yang Tidak Sehat

Orang-orang dengan depresi cenderung mengalami kesulitan makan dengan pola sehat atau mendapatkan tidur yang cukup.

“Saat tidak bahagia, Anda mungkin tidak bisa tidur nyenyak, tidak makan makanan sehat seperti biasanya, tidak minum cukup air," kata Day.

Semua hal tersebut dapat mempengaruhi kesehatan tubuh, yang dapat tercermin pada kulit.

"Orang yang mengalami depresi mungkin tidak melakukan kebiasaan perawatan diri, seperti rutinitas perawatan kulit," kata Anna Chacon, MD, dokter kulit bersertifikat yang berbasis di Miami.

Depresi adalah penyakit mental yang serius, salah satu aspeknya mungkin adalah berkurangnya keinginan untuk melakukan tindakan perawatan diri yang menjaga kesehatan kulit dan tubuh.

Jika Anda mengalami gejala depresi, pengobatan dapat memperbaiki suasana hati, membantu mendapatkan kembali kondisi kesehatan yang baik.


4. Marah dengan Mengerutkan Wajah Bisa Menyebabkan Keriput

 

Ketahuilah bahwa menunjukkan kemarahan dengan mengerutkan dahi misalnya, dapat berdampak buruk pada kulit.

“Mengerutkan kening terus-menerus menciptakan kerutan yang terukir di dahi,” kata Chacon.

Menurut Cleveland Clinic, kontraksi otot kecil yang terjadi saat Anda mengerutkan kening atau menyipitkan mata menyebabkan munculnya garis-garis di dahi, di antara alis, dan di sekitar sudut mata.

Seiring waktu, garis-garis ini menjadi lebih menonjol dan dapat menyebabkan kerutan.

Day merekomendasikan untuk mengajari diri sendiri agar membiasakan tersenyum untuk mempertahankan kondisi wajah yang rileks.


5. Perasaan Baik Melindungi Efek Negatif Stres pada Kulit

Semakin banyak dokter kulit yang menyadari hubungan antara kesehatan mental dan kesehatan kulit.

Penelitian menunjukkan bahwa stres adalah salah satu faktor utama yang mempengaruhi hubungan ini. Kesehatan mental yang buruk dapat menyebabkan masalah kulit, seperti jerawat dan eksim.

Sebaliknya, suasana hati yang tenang atau positif dapat membantu mengurangi efek buruk stres pada kulit.

“Mungkin ini disebabkan oleh peningkatan kadar hormon tertentu yang terkait dengan suasana hati positif, seperti dopamin dan serotonin,” kata Zeichner.

Hormon-hormon ini mengatur suasana hati dan membuat Anda tetap tenang, stabil, dan bahagia.

Meskipun bukti spesifik mengenai bagaimana suasana hati yang positif meningkatkan kesehatan kulit masih terbatas, fakta bahwa stres memiliki efek negatif pada kulit sudah cukup jelas.

“Kita memerlukan penelitian jangka panjang untuk mengevaluasi apakah orang yang bahagia menua lebih baik daripada mereka yang marah atau stres, tetapi saya mendorong pasien untuk melakukan apa yang mereka bisa untuk bersantai dan memiliki suasana hati yang baik,” kata Zeichner.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya