Kemenperin Bakal Kasih Industri Pengolahan Rumput Laut Mesin Baru

Kemenperin terus bersinergi dengan berbagai Kementerian/Lembaga (K/L) melalui afirmasi program dan kebijakan sesuai arahan Presiden dalam rangka percepatan hilirisasi industri rumput laut nasional.

oleh Tim Bisnis diperbarui 25 Jun 2024, 14:30 WIB
Kemenperin berkomitmen untuk meningkatkan hilirisasi komoditas rumput laut melalui diversifikasi produk olahan rumput laut, mendorong kerja sama antara industri pengolahan rumput laut dengan industri penggunapengguna. (merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) akan memberikan mesin baru kepada industri pengolahan rumput laut dalam negeri. Langkah ini merupakan salah satu program restrukturisasi industri rumput laut yang dijakankan oleh Kemenperin untuk meningkatkan daya saing industri. 

Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Putu Juli Ardika menjelaskan, insentif berupa alat pengolahan ini dapat membuka peluang pengembangan usaha peningkatan daya saing produk dalam negeri, meningkatkan penggunaan produk dalam negeri, serta mengurangi ketergantungan terhadap bahan baku impor.

Untuk meningkatkan daya saing dan optimalisasi hilirisasi industri rumput laut dalam negeri, saat ini pihaknya terus bersinergi dengan berbagai Kementerian/Lembaga (K/L) melalui afirmasi program dan kebijakan sesuai arahan Presiden dalam rangka percepatan hilirisasi industri rumput laut nasional.

"Restrukturisasi sekarang sudah masuk ke harmonisasi permenperinnya, ya karena di sana kita akan menentukan seberapa besar penggantian mesin-mesin mana saja yang perlu yang mencakup, skala-skala mana, nah ini sudah masuk tahap terakhir, tetapi regulasinya sementara kita godok, kita sudah sosialisasi," jelas Putu, Selasa (25/6/2024).

Lebih lanjut, pihaknya berkomitmen untuk meningkatkan hilirisasi komoditas rumput laut melalui diversifikasi produk olahan rumput laut, mendorong kerja sama antara industri pengolahan rumput laut dengan industri penggunapengguna.

Kemudian mendorong program sertifikasi Tingkat Komponene Dalam Negeri (TKDN) dan program restrukturisasi mesin atau peralatan bagi industri pengolahan rumput laut.

2 dari 3 halaman

Dorong Hilirisasi Rumput Laut Jadi PSN, Luhut Bakal Kawal Pemerintahan Prabowo

Anjloknya harga komoditas tersebut diduga karena melimpahnya panen rumput laut di berbagai daerah. (merdeka.com/Imam Buhori)

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, mendorong agar program hilirisasi rumput laut (seaweed) bisa menjadi salah satu program strategis nasional (PSN) di era pemerintahan Prabowo Subianto.

Menurut perhitungan Kemenko Marves, hilirisasi rumput laut sebagai PSN dengan luas area 1,2 juta ha bisa mempekerjakan langsung sekitar hampir 1 juta orang. Rencana ini pun telah diutarakan untuk dilanjutkan oleh Prabowo di kabinet selanjutnya.

"Sekarang Pak Jokowi sudah perintahkan saya waktu itu, tapi sekarang baru kelihatan buahnya setelah berapa lama. Dan, kami laporkan juga kepada presiden terpilih (Prabowo Subianto), dan dia juga merespons dengan cepat karena beliau komitmen untuk meneruskan apa yang dilakukan (Jokowi)," ujar Luhut Binsar Pandjaitan di Bali Nusa Dua Convention Center, Rabu (22/5/2024).

Luhut pun mengaku siap membantu Prabowo untuk meneruskan misi Jokowi dalam melanjutkan program hilirisasi rumput laut.

"Gampang itu, nanti (pemerintahan Prabowo) kita dampingi. Ini strategis lah, kan menciptakan lapangan kerja jutaan," kata Luhut.

Menurut dia, program hilirisasi rumput laut sangat fundamental lantaran sekitar 62 persen masyarakat Indonesia tinggal di wilayah pesisir.

Dirinya bersama Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono pun melihat adanya dampak positif PSN hilirisasi industri rumput laut terhadap ekonomi. Sehingga ia telah menyarankan Prabowo agar ini bisa tetap dilanjutkan.

"Itu yang pak Trenggono dan saya dan juga tim melihat peluang untuk mengurangi kemiskinan. Presiden Jokowi sudah kita laporin, dan juga presiden terpilih Prabowo kami usulkan ini menjadi quick win dari pemerintahan yang akan datang," tuturnya.

3 dari 3 halaman

Pilot Project

Petani memanen rumput laut di sebuah tambak di Kampung Sembilangan, Desa Samudra Jaya, Kecamatan Taruma Jaya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (27/4/2024). (merdeka.com/Imam Buhori)

Adapun melalui World Water Forum ke-10, Kemenko Marves beserta sejumlah stakeholder giat mendorong pengembangan hilirisasi industri rumput laut.

Seperti yang diketahui, beberapa bulan lalu Indonesia meluncurkan pilot project budidaya rumput laut skala besar di Teluk Ekas, Lombok Timur. Berbagai studi menunjukkan potensi besar untuk produk turunan, termasuk biostimulan, pupuk organik, bahan makanan, bioplastik, dan bahkan dalam jangka panjang potensi biofuel.

Kemenko Marves bersama dengan BRIN, KKP dan Bappenas juga melaksanakan lauching International Tropical Seaweed Research Center (ITSRC) pada Rabu (22/5/2024). Berbagai penelitian dan kegiatan telah dilakukan oleh banyak institusi dalam pengembangan rumput laut. Beberapa universitas memiliki pusat kajian rumput laut, dan lembaga penelitian juga melakukan kajian mengenai potensi, permasalahan, dan tantangan terkait rumput laut.

Launching ITSRC ini akan menandai langkah penting dalam kolaborasi global untuk penelitian, pengembangan, dan integrasi hulu dan hilir industri rumput laut. ITSRC ini akan berperan sebagai pusat studi, pusat penelitian ilmiah, transfer teknologi, dan peningkatan kapasitas di industri rumput laut.

Pembentukan ITSRC ini didukung dan melibatkan unsur pemerintah, pakar rumput laut global, praktisi dan asosiasi rumput laut nasional (Arli, Astruli), universitas dalam dan luar negeri (India, China, Jepang, Canada, Korea) maupun mitra pembangunan seperti World Bank, FAO, Unido, UN Global Compact, CI, KI, Sea6 Energy, dll.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya