Menanti Gebrakan Pasar Pasisian Leuweung Guna Membangkitkan Sektor Pariwisata Garut

Keberadaan Pasar Leuweung ini menjadi khazanah potensi untuk terus dikembangkan di Garut yang sepertiga wilayahnya hutan.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 28 Jun 2024, 08:00 WIB
Pj. Bupati Garut Barnas Adjidin membuka pasar pasisian leuweung (pasar samping hutan) di Situ Bagendit, Garut. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Garut - Hadir dengan konsep kearifan lokal, kemunculan Pasar Pasisian Leuweung (Pasar samping hutan) di Situ Bagendit, Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut, Jawa Barat, diharapkan mampu menjadi pelecut masyarakat penggerak wisata dalam membangkitkan sektor wisata di kota dodol Garut.

Pj. Bupati Garut Barnas Adjidin mengatakan kehadiran pasar pasisian leuweung, mampu menjaga kelestarian hutan secara profesional, dengan tetap memperhatikan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

“Saya ingin tiga bulan ke depan sudah ada walaupun sederhana tapi sudah bisa dirasakan oleh masyarakat,” ujar dia.

Menurutnya, pasar pasisian leuweung mampu menampilkan kesan estetika dengan mengoptilkan potensi masyarakat seperti kuliner, hasil bumi, pertunjukan kesenian tradisional yang berasal dari hutan sekitar, untuk memberikan edukasi bagi pengujung.

"Saya ingin cepat, ingin tepat, ingin tuntas segala urusan-urusan termasuk perhutanan,” pinta dia.

Untuk mendukung rencana itu, lembaganya segera melakukan koordinasi dengan Perhutani, Dinas Kehutanan, termasuk pelibatan perguruan tinggi untuk mengkaji pengembangan wilayah menjadi wisata hutan.

“Keberadaan Pasar Leuweung ini menjadi khazanah potensi untuk terus dikembangkan di Garut yang sepertiga wilayahnya hutan,” kata dia.


Ikon Baru Pasar Wisata

Pj. Bupati Garut Barnas Adjidin mengunjungi beberapa stand hasil tanaman hutan dalam pembukaan pasar pasisian leuweung (pasar samping hutan) di Situ Bagendit, Garut. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Kepala Dishut Provinsi Jawa Barat, Dodit Ardian Pancapana, menyatakan pasar pasisian leuweung merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan pada setiap hari libur. “Ada total sekitar 22-24 kegiatan (pasar pasisian leuweung) per tahun di seluruh Provinsi Jawa Barat,” kata dia.

Kegiatan itu ujar dia, bertujuan memberikan kesempatan kepada para petani hutan, menjual hasil tanaman hutan sekitar baik secara langsung maupun daring atau online.

"Semangat yang kedua kita mengadakan pasar leuweung ini adalah agar para petani itu bisa berjualan di tempat yang layak,” kata dia.

Hadirnya Pasar Leuweung (Pasar Hutan), diharapkan menjadi solusi mengatasi fenomena pasar tumpah di kawasan wisata, sekaligus mendorong pemulihan tempat wisata lokal dengan memanfaatkan aset milik pemerintah agar tidak terbengkalai.

“Tentu dengan kurasi atau dipilih yang dagang seperti apa, sehingga tempat-tempat wisatanya bisa hidup,” kata dia.

Dengan semakin berkembangnya pasar pasisian leuweung, Dodit berharap kegiatan ini mampu memberikan dampak positif bagi masyarakat terutama bagi ekonomi Kabupaten Garut dari sektor wisata.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya