Liputan6.com, Tanah Putih - Yeni Rambu Ngoma Beli adalah tokoh perempuan di desa Tanah Putih, Kecamatan Kupang Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang ikut serta dalam program pelatihan dari Siap Siaga dan CIS Timor di kampung tempat ia dilahirkan.
Siap Siaga merupakan program kemitraan Australia-Indonesia yang berfokus pada upaya manajemen risiko bencana untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kemampuan tanggap bencana, terutama di Indonesia.
Advertisement
Bersama dengan mama-mama lainnya (sapaan untuk kaum ibu di Kupang), Yeni diajari oleh tim dari Siap Siaga dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTT untuk mengantisipasi bencana yang ditakuti oleh banyak para ibu, yaitu kekeringan.
Jika kekeringan tiba, ibu-ibu di desa Tanah Putih mulai takut. Bahan makan kurang, panen gagal bahkan sulit dapat air untuk urusan MCK (mandi, cuci, kakus).
Lewat program pelatihan ini, Yani mengaku setidaknya para ibu di desanya bisa antisipasi masalah kekeringan agar anggota keluarga masing-masing bisa makan dan bertahan.
Mimpi Yeni dan mama-mama lainnya satu, yaitu menjadikan Tanah Putih di Kupang Timur sebagai desa tangguh bencana.
"Ketika saya dilibatkan dalam pelatihan ini, saya sangat bangga dan bersyukur. Artinya saya diberikan kesempatan untuk dapat mengetahui tentang bencana, risiko dan penanggulangannya. Kemudian ketika saya dipilih sebagai fasilitator saya sangat bersyukur," kata Yeni saat bercerita bersama awak media di desa Tanah Putih, Selasa (25/6/2024) sore.
"Padahal saya hanyalah seorang ibu rumah tangga. Keseharian hanya dilakukan untuk urusan rumah. Urus suami, anak pekerjaan dalam rumah."
Yeni mengaku bahwa ia dan mama-mama lainnya diberikan pelatihan memandu diskusi di masyarakat.
"Saya belajar menggali potensi apa yang ada di desa. Kemudian ancaman, kerentanan, kapasitas," kata Yeni.
"Saya terharu lantaran untuk terlibat dan menjadi fasilitator itu tak perlu berpendidikan tinggi, tetapi seluruh elemen masyarakat kalau dia punya kemampuan berbicara maka dia bisa jadi fasilitator ke masyarakat."
Siklon Seroja Berdampak Parah di Desa Tanah Putih
Yeni juga menceritakan bagaimana bencana alam benar-benar mempengaruhi hidupnya. Momen terberat ketika harta benda hilang dan harus mengungsi.
"Ancaman yang terjadi kekeringan, angin, banjir. Pada tahun 2021 terjadi Siklon Seroja. Dan itu yang paling berat di desa ini," kata Yeni.
"Di dusun 1, RT 1, RW 1 itu ada 18 KK (Kepala Keluarga) yang rumahnya sampai hilang, harta benda hilang, ternak hilang itu terjadi pada tahun 2021."
"Kami evakuasi. Rumah terendam banjir. Kami ke posko, ada tempat satu titik pengungsian. Sebelumnya tidak ada gambaran untuk penanggulangan bencana. Jadi waktu evakuasi itu hanya ada satu dan itu digabung. Perempuan, laki-laki dan anak-anak. Setelah ada sosialisasi, kami ada gambaran bahwa ternyata ada bantuan persiapan diri ke depan ketika harus mengevakuasi diri."
Status Tanah Putih Masih Desa Pratama Tangguh Bencana
Sementara itu, Direktur Yayasan CIS Timor Indonesia Haris Oematan mengatakan bahwa Tanah Pasir di Kupang Timur, NTT masih berstatus Desa Pratama (pemula) tangguh bencana.
Hal ini ia paparkan usai melakukan penilaian ketangguhan suatu desa, termasuk kepada desa Tanah Putih.
"Kami lembaga lokal yang bekerja sama dengan Siap Siaga yang merupakan Kemitraan pemerintah Australia-Indonesia," kata Haris.
"Program kami fokus pada membangun ketangguhan masyarakat yang inklusif dan berkelanjutan. Ini dilaksanakan di Kabupaten Kupang, di lima desa. Ada tiga tujuan pokok."
Pertama adalah bagaimana memperkuat kapasitas aktor-aktor di desa, menyusun kebijakan hingga anggaran di desa yang tangguh bencana.
Kedua yaitu memperkuat kapasitas. Masyarakat, aktor-aktor, tokoh diharapkan membangun ketahanan dan ketangguhan.
Ketiga, mendampingi pemerintah desa dan kabupaten untuk siapkan kebijakan yang fokus pada membangun ketangguhan dalam bencana.
Haris Oematan juga memaparkan, setidaknya ada sembilan tahapan dalam membangun Tanah Putih menuju desa tangguh yang tertuang dalam bagan alir yang meliputi:
- Penilaian Ketangguhan
- Pemetaan Aktor Desa
- Penyusunan Panduan Bagi Fasilitator Desa
- Pelatihan Fasilitator Desa
- Pembentukan Forum PRB Desa dan TSB
- Kajian Risiko Bencana Desa
- Rencana Aksi Desa
- Penyusunan Rencana Kontigensi
- Pembelajaran
Advertisement
Mama-mama Diajarkan Cara Kontijensi Bencana
Haris Oematan menyebut bahwa mama-mama di desa Tanah Putih juga diajarkan bagaimana cara melakukan kontijensi bencana. Salah satu contohnya dengan berhemat.
Jika musim kekeringan akan melanda, mama-mama harus sudah tahu. Melakukan penghematan bahan makanan sehingga anggota keluarga tidak kelaparan atau kesusahan mendapatkan bahan makanan.
Pengajaran terkait kontijensi ini dilakukan oleh CIS Timor bekerja sama dengan Siap Siaga dengan mengusung small grant untuk aksi mitigasi atau adaptasi berbasis lokal di komunitas.
Jadi mama-mama bisa menyampaikan, apa yang kira-kira bisa dilakukan. Kita hanya memotivasi. Contohnya, pertanian yang ramah lingkungan, hidroponik misalnya. Jadi mereka bisa melakukannya secara mandiri.
Apabila mama-mama melakukan pertanian organik, maka jika ada kekeringan dan hasil panen gagal, mereka masih bisa hasilkan sayuran di hidroponik.
"Kami juga pernah melakukan program air beli air. Ada cara yang gratis seperti air daur ulang, lalu dikelola untuk kemudian jadi kegiatan yang bisa diproduksi kembali. Bila sudah menggunakan air, kebanyakan akan dibuang. Tapi kini mereka akan mendaur ulang," kata Haris.
"Jika air limbah ini ditampung, maka air ini bisa digunakan untuk menanam ubi, sayur atau tanaman lain."
"Kami juga mendorong agar mereka melakukan perhitungan terhadap semua sumber daya yang ada. Jadi mereka mampu berhitung."