Liputan6.com, Jakarta - PT Kimia Farma Tbk (KAEF) mencatatkan pertumbuhan penjualan sebesar 7,93 persen menjadi Rp 9,96 triliun sepanjang 2023. Meski diakui perusahaan tengah menghadapi tantangan operasional di tahun tersebut.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Kimia Farma Lina Sari mengatakan, capaian pertumbuhan penjualan itu menunjukkan kondisi fundamental perusahaan masih kuat.
Advertisement
"Pertumbuhan penjualan 2023 sekitar 7,93 persen dibandingkan tahun sebelumnya, menjadi Rp 9,96 triliun. Selain itu, di tengah kondisi pasar farmasi nasional yang tertekan pada 2023, Kimia Farma juga mampu menurunkan kewajiban (liabilitas) sebesar 5 persen dibandingkan 2022," ujar Lina dalam Paparan Publik KAEF, di Jakarta, dikutip Rabu (26/6/2024).
Meski begitu, dia mengakui setidaknya empat isu utama yang masih menjadi tantangan bagi Perseroan. Pertama, belum optimalnya komersialisasi.
Kedua, rasionalisasi pabrik. Ketiga, portofolio produk yang belum optimal. Ke empat, dugaan pelanggaran integritas penyediaan data keuangan di anak usaha yaitu Kimia Farma Apotek (KFA).
"Adanya keempat isu tersebut telah membuat Perseroan masih membukukan kas operasi negatif," kata dia.
"Berbagai faktor tersebut telah menjadi tantangan atas kinerja KAEF tahun 2023. Kami telah berhasil mengidentifikasi faktor-faktor tersebut, kemudian kami mengambil langkah-langkah strategis untuk membenahinya. Harapannya, Perseroan dapat membukukan kinerja yang lebih baik pada tahun 2024 dan ke depan," sambung Lina.
Strategi Pembenahan
Pada kesempatan itu, Lina turut menuturkan rencana untuk melakukan reorientasi bisnis dan restrukturisasi keuangan dalam rangka menjaga kinerja perseroan tumbuh positif dan berkelanjutan.
Rencana transformasi perseroan untuk penguatan operasional dan peningkatan profitabilitas dilakukan bersama dengan Project Management Office (PMO) Restrukturisasi Keuangan dan Reorientasi Bisnis yang dibentuk Kementerian BUMN (KBUMN).
Penguatan ini nantinya akan menjadi landasan strategi portofolio bisnis KAEF di berbagai segmen. Diantaranya: Pertama, pada segmen Manufaktur; rasionalisasi fasilitas produksi untuk peningkatan utilitas pabrik dan efisiensi, maka akan dilakukan penataan fasilitas produksi KAEF Group dari 10 menjadi 5 pabrik, penataan portfolio produk dan penguatan marketing & sales.
Ke dua, pada segmen Trading melalui peningkatan service level pemenuhan pesanan hingga 85% peningkatan portofolio bermargin tinggi dan alat kesehatan, serta perluasan channel. Ketiga, pada segmen Retail melalui pengendalian persediaan dan kas serta penguatan portofolio produk.
Keempat, pada segmen Services melalui peningkatan service quality di Klinik dan Laboratorium serta perluasan portofolio layanan. Penguatan fundamental bisnis KAEF dilakukan pula melalui transformasi SDM dan operational excellence.
"Manajemen KAEF berkomitmen menjalankan berbagai strategi di atas agar dapat menciptakan daya ungkit guna mencapai target kinerja yang telah ditetapkan," ujar dia.
Advertisement
Rencana Perusahaan Tahun 2024
Sementara, untuk menopang kinerja tahun 2024, KAEF akan terus melakukan perbaikan operasional, pengendalian biaya, penguatan GCG serta telah mengalokasikan belanja modal (capex) yang dominan untuk pengembangan bisnis Kimia Farma Apotek.
Lina menuturkan, anggaran ini rencananya akan digunakan untuk kegiatan operasional bisnis, perpanjangan sewa, relokasi outlet, dan rebranding. Sedangkan, segmen manufaktur mengalokasi belanja modal yang akan digunakan untuk mendukung operasional pabrik.
"Dengan alokasi belanja modal dan operasional tersebut, Manajemen KAEF menargetkan kinerja tahun 2024 akan lebih baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya. KAEF menargetkan penjualan tahun 2024 tumbuh double digit dibandingkan dengan realisasi tahun 2023," pungkasnya.