Ilmuwan Jepang Temukan Cara Membuat Wajah Robot Lebih Realistis dengan Sel Kulit Hidup

Ilmuwan Jepang telah menemukan cara menempelkan kulit hidup ke wajah robot, membuka jalan menciptakan humanoid bergerak yang realistis dan meyakinkan.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 26 Jun 2024, 10:00 WIB
Bentuk kulit hidup yang diteliti para peneliti Jepang untuk wajah robot. (dok. Takeuchi et al. 2024/https://www.u-tokyo.ac.jp/focus/en/press/z0508_00360.html)

Liputan6.com, Jakarta - Ilmuwan Jepang membuat terobosan baru agar wajah robot humanoid jadi lebih realistis dibandingkan sebelumnya. Tim di Universitas Tokyo mengungkap bahwa mereka menyalin struktur jaringan kulit manusia.

Mereka merilis prototipe yang penampakannya lebih mirip Haribo daripada manusia. Namun, para peneliti mengatakan, temuan itu membuka jalan membuat humanoid bergerak yang realistis dan meyakinkan dengan kulit yang dapat menyembuhkan diri sendiri dan tidak mudah robek.

Mengutip BBC, Rabu (26/6/2024), kulit buatan dibuat di laboratorium menggunakan sel hidup. Menurut para ilmuwan, kulit itu tidak hanya lembut seperti kulit asli, tapi juga dapat memperbaiki dirinya sendiri jika dipotong.

Namun, upaya memasangnya di wajah robot tak semudah membalikkan telapak tangan. Tim sempat mencoba menggunakan kait mini sebagai jangkar, namun kait tersebut merusak kulit saat robot bergerak.

Tim pun meneliti cara struktur kulit manusia bekerja. Ditemukan bahwa kulit manusia terikat pada struktur di bawahnya melalui ligamen, tali kecil yang terbuat dari kolagen dan elastane yang fleksibel.

Meniru struktur tersebut, para peneliti mengebor banyak lubang kecil pada robot dan mengoleskan gel yang mengandung kolagen, lalu lapisan kulit buatan di atasnya. Gel tersebut menyumbat lubang dan mengikat kulit ke robot.

"Dengan meniru struktur ligamen kulit manusia dan menggunakan perforasi berbentuk V yang dibuat khusus pada bahan padat, kami menemukan cara mengikat kulit ke struktur kompleks," kata ketua peneliti Prof Shoji Takeuchi. "Fleksibilitas alami kulit dan metode adhesi yang kuat membuat kulit dapat bergerak bersama komponen mekanis robot, tanpa robek atau terkelupas."


Kemungkinan Digunakan di Bedah Plastik

Ilustrasi robot berbahasa isyarat. Photo by Andrea De Santis on Unsplash

Hasil terbaru dipublikasikan di jurnal Cell Reports Physical Science pada 2024. Para peneliti memerlukan waktu bertahun-tahun untuk menguji agar teknologi ini bisa jadi kenyataan sehari-hari.

"Tantangan penting lainnya adalah menciptakan ekspresi mirip manusia dengan mengintegrasikan aktuator atau otot canggih di dalam robot," kata Prof Takeuchi. Namun, penelitian ini dapat juga berguna dalam penelitian penuaan kulit, kosmetik, dan prosedur bedah, termasuk bedah plastik.

Berbicara bedah plastik, salah satu fungsinya adalah merekonstruksi wajah korban penyiraman air keras, tidak melulu soal obsesi estetika. Prosedur tersebut pernah dijalani Siti Nur Jazillah atau yang dikenal sebagai Lisa yang dikenal jadi pasien transplantasi wajah pertama di Indonesia. Wajahnya rusak setelah disiram air keras oleh mantan suaminya.

Mengutip kanal Hot Liputan6.com, Lisa kemudian dibawa ke poli bedah plastik RS dr. Soetomo, Surabaya. Hal itu dilakukan karena ia mengalami kesulitan bernapas akibat lubang hidungnya tertutup lelehan kulit wajah yang rusak.

 


Lewati Tahapan Operasi Wajah Panjang

Kabar terbaru Siti Nur Jazilah atau Lisa "Face Off" yang kini jadi pengusaha. (Sumber: Instagram/@lisa_jewellry_handmade)

Pada 28 Maret 2006, operasi face off pada wajah Lisa dilakukan. Operasi itu ditangani tim dokter dari Rumah Sakit Umum Dr. Soetomo, Surabaya.

Diketuai dr. Moh Saifuddin Noor, 42 dokter bekerja sama melakukan rekonstruksi wajah Lisa. Operasi pertama ini menghabiskan waktu selama kurang lebih 18 jam.

Tahapan operasi dilalui dengan mulus hingga sampai pada tahapan terakhir dan paling menyulitkan. Tim dokter harus ekstra teliti ketika memasuki fase operasi bedah mikro untuk menyambungkan pembuluh darah kulit punggung dengan pembuluh darah di wajah Lisa.

Hingga tahap ini, masih panjang tahapan yang harus dilalui Lisa. Setelah tuntas dioperasi, Lisa harus melewati masa kritis yang diperkirakan berlangsung selama lima hingga tujuh hari di ruang perawatan intensif.

Setelah 18 tahun berlalu, Lisa sudah bangkit. Ia kini menekuni usaha di bidang perhiasan. Produknya diminati banyak kalangan, termasuk para pejabat. Lisa kerap diundang ke seminar kewirausahaan. Beberapa kali, ia pun mengunggah kebersamaannya dengan sejumlah tokoh penting, seperti istri Saifullah Yusuf atau Gus Ipul, Fatma Yusuf hingga Anne Avantie. 

 


Tren Operasi Cincin Mata

Kabar terbaru Siti Nur Jazilah atau Lisa "Face Off" yang kini jadi pengusaha. (Sumber: Instagram/@lisa_jewellry_handmade)

Menyinggung bedah plastik, Korea Selatan sejak lama dikenal sebagai salah satu pusatnya. Namun, tren terbaru yang muncul di Negeri Ginseng bahkan mengejutkan penduduk lokal yang terbilang sudah familiar dengan prosedur kosmetika.

Melansir Koreaboo, 19 April 2024, tren terbaru itu adalah operasi pembesaran pupil, yang juga dijuluki sebagai "Operasi Cincin Mata." Sebuah klinik yang menawarkan prosedur ini mempromosikannya sebagai "operasi cincin mata pertama di dunia." 

Menurut beberapa iklan, tujuan dari operasi ini adalah mencapai efek visual yang mirip dengan penggunaan lensa kontak, dengan memperbesar pupil mata secara permanen. Prosedurnya melibatkan memasukkan cincin silikon melingkar di sekitar pupil untuk memperbesarnya. 

Operasi mata ini dikembangkan melalui penelitian selama tujuh tahun sebelum dipatenkan, klaim mereka. Tindakan ini juga digambarkan sebagai "operasi sederhana" yang dilakukan pada bagian putih mata tanpa melibatkan pupil.

Namun, banyak orang Korea merasa khawatir dengan tren ini, karena merasa ini adalah contoh yang tidak sehat dan mengganggu persepsi kecantikan alami. Mereka menganggap tren ini hanya memberi tekanan lebih pada orang-orang untuk terus mengubah penampilan mereka, bahkan ketika sudah cantik secara alami.

Infografis Fenomena Operasi Plastik (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya