Astronom Temukan Titan Alami Erosi Serupa Bumi

Peneliti Massachusetts Institute of Technology (MIT) berasumsi bahwa perairan yang ada di Titan tersebut diperkirakan menghasilkan gelombang.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 27 Jun 2024, 03:00 WIB
Foto Titan, si bulan Saturnus, yang diambil dari wahan NASA Cassini (NASA)

Liputan6.com, Jakarta - Titan merupakan bulan terbesar Planet Saturnus yang terkenal dengan atmosfernya yang tebal. Menariknya, satelit alami Saturnus ini juga memiliki sungai berisi metana cair dan etana yang mengalir ke danau dan lautan luas.

Bahkan beberapa di antaranya berukuran sama besar dengan danau di Bumi. Melansir laman Live Science pada Selasa (25/06/2024), peneliti Massachusetts Institute of Technology (MIT) berasumsi bahwa perairan yang ada di Titan tersebut diperkirakan menghasilkan gelombang.

Tak hanya itu, gelombang metana cair tersebut mengikis permukaan Titan secara signifikan, terutama di wilayah sekitar lautan. Berdasarkan gambar jarak jauh dari permukaan Titan, para ilmuwan telah menemukan tanda-tanda aktivitas gelombang yang menyebabkan erosi di wilayah tersebut.

Hipotesis ini diterbitkan dalam jurnal Science Advance baru-baru ini. Tim MIT mensimulasikan pendekatan untuk menyelidiki keberadaan gelombang di Titan, dengan terlebih dahulu memodelkan cara danau dapat terkikis di Bumi.

Ahli kemudian menerapkan pemodelan mereka pada lautan Titan untuk menentukan bentuk erosi apa yang dapat menghasilkan garis pantai dalam gambar-gambar yang ditangkap Cassini. Hasilnya ditemukan bahwa gelombang adalah penjelasan yang paling mungkin.

Menggunakan pemodelan, para peneliti sedang berupaya untuk menentukan seberapa kuat angin di Titan agar dapat menimbulkan gelombang yang berulang kali dapat menghancurkan pantai. Mereka juga berharap dapat menguraikan, dari bentuk garis pantai Titan, dari arah mana angin bertiup paling banyak.

Para peneliti menekankan bahwa hasil mereka tidak pasti. Untuk memastikan adanya gelombang di Titan, para ahli perlu melakukan pengamatan langsung terhadap aktivitas perairan di permukaan bulan.

Informasi gelombang juga dapat membantu para ilmuwan memprediksi bagaimana bentuk lautan Titan akan berevolusi seiring berjalannya waktu. Keberadaan lautan besar dan danau-danau kecil di Titan dikonfirmasi pada 2007, dengan gambar yang diambil oleh pesawat ruang angkasa Cassini milik NASA.

Sejak itu, para ilmuwan telah meneliti gambar-gambar tersebut untuk mendapatkan petunjuk tentang lingkungan cair misterius di bulan Saturnus ini. Danau dan lautan memainkan peran penting dalam siklus hidrologi berbasis metana di permukaan Titan.

Teori keberadaan garis pantai di Titan mungkin mencatat sejarah interaksi iklim Titan dengan geologi permukaannya.

 


Tanda-Tanda Kehidupan di Saturnus

Para ilmuwan menggunakan data dari misi Cassini yang sudah terbang berkali-kali melintasi gumpalan Enceladus dan cincin E Saturnus. Kemudian, penganalisis debu kosmik Cassini mendeteksi mineral dan senyawa organik yang diperlukan untuk kehidupan.

Para ilmuwan menemukan bahan kimia utama kehidupan di Bulan Saturnus bernama Enceladus, bahan kimia tersebut adalah fosfor. Ilmuwan pertama kali mendeteksi fosfor dalam butiran es asin yang dilepaskan ke luar angkasa oleh gumpalan yang meletus di antara celah-celah cangkang es Bulan.

Lautan ada di bawah permukaan Enceladus yang tebal dan sedingin es dan semburan material secara teratur keluar dari geyser di kutub selatan bulan. Materi itu tergabung ke dalam cincin E terluar Saturnus.

Sebelumnya, peneliti mendeteksi adanya senyawa natrium, kalium, klorin, dan karbonat dalam butiran es yang dikumpulkan dan dianalisis oleh Cassini. Sekarang, para ilmuwan dapat menambahkan fosfor ke dalam daftar.

Sebuah studi yang merinci temuan tersebut diterbitkan di jurnal Nature.

(Tifani)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya