Liputan6.com, Jakarta - Maskapai BUMN Garuda Indonesia kembali meninggalkan catatan dalam proses pemulangan jemaah haji dari Tanah Suci ke Indonesia, mulai dari penundaan (delay) penerbangan hingga merombak rute kepulangan untuk ribuan jemaah haji.
Berbagai laporan itu disampaikan langsung oleh Kementerian Agama (Kemenag). Namun, pengamat penerbangan Gatot Rahardjo meminta Kemenag tak asal memberikan rapor merah kepada Garuda Indonesia.
Advertisement
"Kemenag harusnya tahu kalau keterlambatan penerbangan itu faktornya banyak. Selain teknis maskapai juga operasional penerbangan (bandara, navigasi dan lainnya), faktor alam (cuaca, bencana alam dll), faktor lain (terorisme, demo, kebijakan pemerintah dan lainnya)," ujarnya dalam pesan tertulis, Rabu (26/6/2024).
Gatot menilai, Kementerian Agama semustinya mendalami lebih dulu alasan yang membuat penerbangan Garuda Indonesia alami keterlambatan hingga harus ubah rute bandara.
Padahal bisa saja, kata Gatot, berbagai kendala yang dialami Garuda Indonesia di Arab Saudi terjadi karena hal non-teknis.
"Kalau memang masalah teknis dari Garuda, bolehlah di-blow up buat perbaikan. Tapi jangan-jangan masalahnya operasional atau kebijakan dari Pemerintah Saudi atau bencana alam. Kan jadi malu Kemenag-nya," imbuh dia.
Menurut dia, proses perubahan rute penerbangan dari satu bandara ke bandara lain memerlukan proses panjang dan tak sembarangan. Ia meminta Kemenag tidak melihat layanan transportasi udara selaiknya bus yang tinggal pindah Terminal.
"Apalagi jumlah penerbangannya banyak. Pasti ada alasan tertentu. Kalau kayak gini, justru pihak Kemenag-nya juga harus dipertanyakan. Ada apa ini?" pungkas Gatot.
Garuda Indonesia Berulah Lagi, Kepulangan Jemaah Haji Delay 5 Jam
Sebelumnya, keterlambatan pemberangkatan jemaah haji oleh Garuda Indonesia kembali terjadi pada masa awal fase pemulangan jemaah haji gelombang I. Jemaah haji kelompok terbang 2 embarkasi Kualanamu (KNO-02) menggunakan Garuda Indonesia, mengalami penundaan (delay) penerbangan hingga 5 jam lebih.
Hal ini membuat kecewa jemaah haji Indonesia karena sudah diberangkatkan dari hotel sejak pagi. Direktur Layanan Haji Dalam Negeri Kementerian Agama (Kemenag) Saiful Mujab meminta agar Garuda Indonesia lebih bertanggung jawab dan profesional.
"Delay lama seperti ini sangat mengecewakan jemaah haji Indonesia. Apalagi mereka juga lelah setelah menempuh perjalanan dari Makkah ke Madinah. Sesampainya di bandara malah ada delay dalam durasi waktu lama. Saya harap Garuda Indonesia lebih profesional, bertanggung jawab, dan kejadian ini tidak terulang," tegas Saiful Mujab dalam keterangan resmi di Madinah, Selasa (25/6/2024).
KNO-02 sedianya terjadwal akan lepas landas dari Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah pukul 11.20 WAS (waktu Arab Saudi). Jemaah sudah diberangkatkan dari hotel di Madinah pada pukul 05.20 WAS. Jemaah diberikan makanan pagi saat keberangkatan dari hotel.
Pada pukul 05.48 WAS, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) mendapat informasi tertulis adanya perubahan jadwal terbang KNO-02 menjadi 13.45 WAS. Tidak hanya sampai di situ, selang beberapa waktu, PPIH kembali mendapat informasi tertulis perubahan jadwal KNO-02 menjadi 15.45 WAS. Pesawat pada akhirnya terbang pukul 16.33 WAS.
"Kalau dihitung, keterlambatan keberangkatan terjadi dari 11.20 sampai 16.33 WAS. Ada delay 5 jam 13 menit. Garuda Indonesia tidak memberikan kompensasi apa pun kepada jemaah haji," jelas Saiful.
Advertisement
Ada Larangan Terbang
Ditambahkan Saiful, Garuda Indonesia beralasan, keterlambatan pertama terjadi karena adanya larangan terbang disebabkan suhu panas pada runway Bandara Madinah. Sementara alasan keterlambatan kedua karena adanya pengecekan bodi pesawat yang penyok saat mendarat di Madinah.
"Informasi adanya perubahan jadwal, terlambat disampaikan. Perubahan jadwal disampaikan dalam dua kali pemberitahuan, terkesan Garuda mengulur waktu keterlambatan untuk menghindari kompensasi. Dan tidak ada permintaan maaf resmi dari Garuda atas keterlambatan penerbangan panjang ini," pungkasnya.