Liputan6.com, Jakarta - Mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (RK) menyampaikan komplain terhadap maskapai penerbangan milik Pemerintah Belanda, KLM, lewat akun Instagram pribadinya, Rabu (26/06/2024). Pria yang akrab siapa Kang Emil ini mengatakan bahwa KLM memberi pelayanan sangat buruk terkait penanganan bagasinya.
"OUR COMPLAINT TO KLM @klm BAD SERVICE What is wrong w you??" tulis RK dalam keterangan unggahannya.
Advertisement
Ia menjelaskan bahwa kopernya dan anggota keluarga lain dalam penerbangan yang berbeda tidak sampai. "SUDAH SEMINGGU koper Adik saya, rute london-amsterdam-jakarta, belum sampai-sampai. Padahal sudah bayar extra bagasi," beber polisiti berusia 52 tahun tersebut.
RK menyambung, "Mau komplain via email dan web susah. Ibu @ataliapr dan Zara, anak istri saya, semalam tiba di tanah air, tanpa 4 kopernya juga. New Castle-Amsterdam-Jakarta, Tertinggal di transit di Amsterdam."
Tidak sampai di situ, karena permasalahan serupa dialami mertua RK dan dirinya sendiri setelah bepergian ke luar negeri. Ia juga mengeluhkan customer service KLM di bandara yang tidak membantu dan lambat dalam penanganan.
"Ibu Mertua saya 2 bulan lalu juga, naik KLM mendarat di New Castle, Inggris tanpa koper, yang juga ketinggalan di Amsterdam. DAN, saya sendiri beberapa bulan lalu mendarat di New Castle Inggris, dengan KLM tanpa koper, yang tertinggal di Amsterdam. Harus berantem2 dulu dengan customer service di bandara yg lelet," komplainnya.
Sarankan untuk Pilih Maskapai Lain
RK menyarankan para pengikutnya memilih maskapai penerbangan lain bila ingin bepergian ke Eropa. Ia mengatakan, kejadian koper tak sampai ini sudah sering terjadi, sebab jarak transfer saat transit sangat dekat sehingga bagasi akan tertinggal, sedangkan penumpang sudah terbang lebih dahulu.
"Kalo ada opsi lain ke Eropa, mending ga usah pake KLM. Karena kejadian ini sering dan jarak tranfer antar rute terlalu pendek 1--2 jam, sehingga penumpangnya bisa transfer, tapi kopernya ga sempat ikut transfer," tulisnya.
Beberapa warganet di kolom komentar unggahan tersebut mengamini keluhan RK. Beberapa dari mereka mengatakan pernah mendapat pelayanan tidak mengenakkan ketiga bepergian menggunakan maskapai yang berpusat di Bandara Schipol Amsterdam tersebut.
"Dua tahun lalu saya juga kehilangan koper, persis banget naik KLM :( sampai sekarang enggak ketemu !" keluh seorang warganet.
"Memang KLM selalu masalah soal bagasi. Pengalaman saya pribadi, koper saya hancur body dan rodanya saat ke London. Not recommended 👎," tulis warganet lain.
Advertisement
Koper Sebaiknya Tidak Diberikan Penanda Khusus
Banyak orang yang menambahkan penanda koper agar bisa lebih mudah ditemukan saat loading di bandara tujuan. Ternyata, hal ini malah menyebabkan sebaliknya, yakni koper lebih lama sampai. Mengapa demikian?
Dikutip dari The New York Post, 6 Juni 2024, petugas Bandara Dublin Irlandia, John, mengungkap bahwa penanda yang demikian malah akan menghambat proses pemindaian koper. "Pita atau penanda lain yang diikatkan orang pada kopernya untuk membantu mengidentifikasi mereka dapat menyebabkan masalah saat koper dipindai di ruang bagasi," katanya pada RSVP Live.
Meski aksesori tambahan ini membuat koper jadi lebih mudah dikenali, ini malah akan menarik perhatian negatif dari mesin pemindai barang di bandara, sebut John. "Jika koper tidak dapat dipindai secara otomatis, itu harus diproses secara manual, yang berarti koper Anda tidak dapat dibawa ke penerbangan," jelas petugas tersebut.
Para penumpang pesawat telah mengembangkan kebiasaan menempelkan benda berwarna, seperti pita, label, atau gantungan lain untuk membuat koper mereka menonjol dari koper-koper lain. Niatnya, saat koper berjalan di atas roda korsel, mereka bisa lebih mudah mengenalinya.
Koper Lebih Baik Dibiarkan Polos Saja
Menaruh koper polos tanpa aksesori pengenal, seperti pita dan stiker, disebut akan memberi peluang lebih besar koper tiba dengan mudah. "Lepaskan stiker penerbangan lama dari tas, ini bisa menimbulkan kebingungan dalam proses pemindaian," sarannya.
Tak bisa dipungkiri bahwa banyak orang yang menggunakan koper yang sudah ada tanda bagasi dari penerbangan lama. Lepaskan stiker bagasi tersebut karena bisa saja petugas bagasi mengira itu adalah koper lama yang belum terangkut, apalagi jika stiker penerbangan baru tertutup.
John juga memperingatkan penumpang pesawat untuk jangan membawa permen Marzipan. Permen ini adalah jenis manisan dari bahan almond yang cukup terkenal di Eropa.
"Jangan pernah mengemas Marzipan di koper Anda. Massa jenisnya sama dengan beberapa bahan peledak sehingga koper Anda akan dikeluarkan dan Anda akan dipanggil dari pesawat untuk penggeledahan tas," kata pakar bagasi Dublin tersebut.
Satu hal terakhir yang harus dilakukan sebelum menaruh koper ke meja check-in adalah menaikkan roda koper. Ini perlu dilakukan untuk menghindari kerusakan pada roda karena tersangkut atau didorong-dorong dengan ribuan koper lain saat penanganan.
Advertisement