Liputan6.com, Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan pendapatan sebesar Rp 2,5 triliun dan laba bersih mencapai Rp 578,67 miliar pada 2023. BEI mampu menekan kenaikan beban menjadi 7,7% jika dibandingkan dengan rata-rata kenaikan beban selama 2 tahun terakhir sebesar 14,9%.
Direktur Utama BEI Iman Rachman mengatakan, meskipun terdeviasi dari tahun sebelumnya, BEI mampu menjaga kondisi likuiditas dan kesinambungan solvabilitas ke depan sebagai langkah fundamental untuk menjaga kelangsungan usaha hingga masa-masa mendatang.
Advertisement
“BEI masih membukukan kinerja rasio keuangan yang kompetitif dibandingkan bursa-bursa regional. Efektivitas kinerja keuangan BEI juga ditujukan dengan aktivitas belanja investasi yang meningkat dibandingkan tahun sebelumnya,” kata Iman dalam konferensi pers, Rabu (26/6/2024).
Direktur Keuangan dan Sumber Daya Manusia BEI, Risa E. Rustam menjelaskan, dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2024, BEI menyetujui untuk menyisihkan sebesar Rp 151,69 miliar dari laba bersih tahun buku 2023 untuk dialokasikan ke Cadangan Wajib perseroan.
"Total cadangan wajib yang terbentuk adalah Rp 154.500.000.000 atau 20% dari modal disetor Perseroan per 31 Desember 2023 yang tercatat sebesar Rp 772.500.000.000,” jelas Risa.
BEI telah meminta persetujuan Pemegang Saham untuk menyesuaikan nilai Cadangan Wajib atas Saldo Laba Perusahaan sebesar 20% dari Modal Disetor seiring dengan peningkatan Modal Disetor BEI setelah Kapitalisasi Saldo Laba Ditahan yang berlaku efektif sejak 8 September 2023.
Selain itu, pemegang saham menyetujui Perseroan untuk melakukan penunjukan Kantor Akuntan Publik Purwantono, Sungkoro, & Surja dan Bapak Danil Setiadi Handaja selaku Akuntan Publik pada Kantor Akuntan Publik tersebut sebagai Kantor Akuntan Publik dan Akuntan Publik yang mengaudit buku Perseroan untuk tahun buku 2024.
Investor Pasar Modal Tembus 13 Juta, BEI Beberkan Resepnya
umlah investor pasar modal Indonesia terus mengalami peningkatan mengesankan. PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat jumlah investor pasar modal Indonesia sudah lampaui 13 juta single investor identification (SID), dengan pertumbuhan lebih dari 863 ribu SID baru di sepanjang tahun 2024.
Sementara itu jumlah investor saham Indonesia telah mencapai 5,7 juta SID. Berbagai kegiatan edukasi dan promosi yang dilakukan oleh BEI bersama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), bekerja sama dengan berbagai komunitas, hingga pengenalan aplikasi IDX Mobile sebagai referensi dalam berinvestasi telah menjadi pendorong signifikan dalam pertumbuhan jumlah investor Pasar Modal Indonesia.
Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik, menyatakan harapan agar masyarakat luas dan calon investor dapat memahami informasi serta mekanisme perdagangan yang ada. Bersamaan dengan itu, investor diharapkan senantiasa meningkatkan literasinya atas pasar modal.
"Masyarakat dan calon investor diharapkan bisa mendapatkan pemahaman yang cukup baik, sehingga saat menjadi investor bisa mengambil keputusan investasi secara rasional. Tentunya hal tersebut didasari dengan data dan informasi akurat serta dapat diandalkan melalui berbagai fasilitas yang BEI sediakan, seperti IDX Mobile dan Website" ujar Jeffrey dalam keterangan resmi, Rabu (26/6/2024).
Advertisement
IDX Mobile
Dia menambahkan, BEI terus mendorong penggunaan IDX Mobile untuk meningkatkan literasi mengenai pasar modal Indonesia. Saat ini, dari 5,7 juta investor saham sebagian besar sudah memiliki aplikasi online trading.
“Tentu saja aplikasi tersebut memiliki kelengkapan dan kompleksitasnya masing-masing, mungkin ada yang kompleks tapi ada juga yang masih dasar, sehingga investor butuh informasi tambahan dengan mengunduh IDX Mobile," kata Jeffrey.
Hingga 31 Mei 2024, jumlah pengguna IDX Mobile telah mencapai 154.883, naik sebesar 47% sejak 31 Desember 2023. Sejak awal tahun, rata-rata jumlah pengguna yang dihasilkan setiap hari mencapai 306 pengguna.