Argentina Resesi Teknis, Inflasi Tembus Tiga Digit

Produk domestik bruto (PDB) Argentina menyusut 2,6% pada kuartal pertama tahun ini, menandai kontraksi kedua.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 26 Jun 2024, 15:16 WIB
Seorang wanita memegang bendera Argentina selama berunjuk rasa menentang berbagai masalah termasuk kebijakan ekonomi pemerintah dan negara untuk melawan penyebaran COVID-19 di Buenos Aires, Argentina, Senin (12/10/2020). (AP Photo/Natacha Pisarenko)

Liputan6.com, Jakarta Argentina telah memasuki resesi teknis pada kuartal pertama 2024, menurut data resmi.

Dikutip dari US News, Rabu (26/6/2024) resesi teknis melanda Argentina di tengah merosotnya lapangan kerja, ketika Presiden Javier Milei berupaya menghemat anggaran untuk memulihkan ketertiban fiskal.

Produk domestik bruto (PDB) Argentina menyusut 2,6% pada kuartal pertama tahun ini dibandingkan kuartal terakhir tahun 2023.

Ini menandai kontraksi kuartal-ke-kuartal kedua berturut-turut, yang merupakan definisi umum dari resesi.

Kuartal ini menandai periode penuh pertama di bawah kepemimpinan Presiden Javier Milei yang mulai menjabat pada Desember 2023 lalu. setelah memenangkan pemilu ketika ia kerap menyuarakan rencananya untuk memangkas pengeluaran dan menargetkan defisit fiskal nol.

Pengangguran Meroket

Badan statistik resmi INDEC merilis data ketenagakerjaan, yang menunjukkan tingkat pengangguran di Argentina telah meningkat menjadi 7,7% pada kuartal pertama 2024, naik dari 5,7% pada akhir tahun lalu.

Angka tersebut mewakili sekitar 300.000 orang tanpa pekerjaan sejak kuartal sebelumnya.

Tak hanya penurunan angka pekerja, Argentina juga dihadapi dengan inflasi tiga digit yang membebani konsumen dan merugikan penjualan produk-produk seperti daging sapi.

Selain itu, mpemotongan belanja pemerintah Milei juga mengakibatkan terhentinya proyek-proyek infrastruktur negara dan hilangnya lapangan kerja dalam jumlah besar di sektor-sektor seperti konstruksi.

Milei, yang dikenal sebagai seorang ekonom dan mantan pakar, berpendapat bahwa negara tersebut perlu membenahi keuangannya setelah bertahun-tahun mengalami defisit fiskal yang sering menyebabkan gagal bayar utang dan merusak reputasi negara tersebut terhadap investor global.

 


Ekonomi Argentina Telah Merosot 5,1% Dalam Setahun

Ilustrasi resesi. Foto: Freepik

Data INDEC menunjukkan bahwa dari tahun ke tahun, perekonomian Argentina telah merosot 5,1% pada kuartal pertama, sedikit melampaui perkiraan analis yang memperkirakan kontraksi 5,25%.

Konsumsi swasta negara itu juga turun 6,7% secara tahunan di kuartal ini, sementara konsumsi publik turun 5%, data menunjukkan. Impor juga merosot sebesar 20,1%, namun ekspor naik 26,1%.


Menko Airlangga Sebut Indonesia Jauh dari Jurang Resesi, Ini Faktornya

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perkonomian RI Airlangga Hartarto kunjungan kerja ke Jerman. (Foto: Kemenko Bidang Perekonomian)

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan,  Indonesia masih jauh dari jurang resesi di tengah tekanan ekonomi dan geopolitik global. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2024 sebesar 5,11 persen.

"Pertumbuhan ekonomi kita itu salah satu pertumbuhan yang tertinggi selama ini dan kalau kita lihat berbagai lembaga rating dari agensi memberikan assesmen positif," kata Airlangga Hartarto dalam Rakernas Percepatan dan Pra-Evaluasi PSN, Selasa, (14/5/2024).

Airlangga menambahkan, berbagai indikator makro ekonomi Indonesia menunjukan kondisi yang kuat dan stabil dibandingkan negara lain. Inflasi Indonesia pada April 2024 sebesar 3 persen, lebih rendah dibanding negara peers. Indonesia hanya kalah dari Korea Selatan dan Jerman yang inflasinya masing-masing 2,9 persen dan 2,2 persen.

Adapun Airlangga menuturkan Indeks PMI Indonesia masih di level ekspansif sebesar 52,9 persen dan Indonesia menjadi salah satu negara yang tetap stabil di tengah tekanan global. Hal ini tercermin dari probabilitas resesi Indonesia yang hanya 1,5 persen, lebih rendah dibanding hampir semua negara.

Airlangga menuturkan, dari berbagai survei, probabilitas resesi Indonesia menjadi salah satu yang terendah di dunia dibandingkan negara lain seperti Jerman 60 persen, Italia 55 persen, Inggris 40 persen, Australia 32,5 persen, Amerika Serikat 30 persen Thailand 30 persen, Rusia 17,5 persen, Korea Selatan 15 persen, China 12,5 persen, dan Indonesia 1,5 persen.

"Probabilitas resesi Indonesia hanya 1,5 persen, lebih rendah dibanding hampir semua negara," ujar dia.

Secara spasial, ekonomi Indonesia di wilayah Timur mengalami pertumbuhan yang lebih tinggi yaitu pada provinsi Maluku & Papua 12,15 persen, Sulawesi 6,35 persen, dan Kalimantan 6,17 persen.

"Pertumbuhan ekonomi di ketiga wilayah tersebut utamanya didorong oleh kegiatan pertambangan, industri logam dan pembangunan IKN," pungkasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya