Liputan6.com, Den Haag - International Criminal Court (ICC) atau Pengadilan Kriminal Internasional telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap mantan menteri pertahanan Rusia dan panglima militernya, karena menyerang sasaran sipil di Ukraina.
Pengadilan yang berbasis di Den Haag mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa (25/6) bahwa surat perintah penangkapan dikeluarkan karena hakim menganggap ada alasan yang masuk akal, untuk percaya bahwa orang-orang tersebut bertanggung jawab atas "serangan rudal yang dilakukan oleh angkatan bersenjata Rusia terhadap infrastruktur listrik Ukraina" mulai 10 Oktober 2022 sampai dengan tanggal 9 Maret 2023.
Advertisement
ICC menuduh mantan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu dan Jenderal Valery Gerasimov melakukan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan sebagai tindakan tidak manusiawi.
"Selama jangka waktu ini, sejumlah besar serangan terhadap sejumlah pembangkit listrik dan gardu induk dilakukan oleh angkatan bersenjata Rusia di beberapa lokasi di Ukraina," kata pernyataan ICC seperti dikutip dari Al Jazeera, Rabu (26/6/2024).
Para hakim "menemukan bahwa ada alasan yang masuk akal untuk meyakini bahwa dugaan serangan tersebut ditujukan terhadap sasaran sipil", tambah ICC.
"Untuk instalasi-instalasi yang mungkin memenuhi syarat sebagai sasaran militer pada saat yang relevan, kerugian dan kerusakan yang diperkirakan terjadi pada warga sipil jelas berlebihan dibandingkan keuntungan militer yang diharapkan," tambah pernyataan ICC.
Adapun Rusia telah berulang kali mengatakan infrastruktur energi Ukraina adalah target militer yang sah dan membantah menargetkan warga sipil atau infrastruktur sipil.
Surat Perintah untuk Vladimir Putin
Tahun 2024 lalu, pengadilan juga mengeluarkan surat perintah kepada Presiden Rusia Vladimir Putin, yang menuduhnya bertanggung jawab secara pribadi atas penculikan anak-anak dari Ukraina.
Pada bulan Maret tahun 2024 ini, pengadilan mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap dua perwira tinggi militer Rusia atas tuduhan terkait serangan terhadap infrastruktur sipil di Ukraina yang menurut hakim terjadi "berdasarkan kebijakan negara".
Melaporkan dari Amsterdam, Step Vassen dari Al Jazeera mengatakan pengumuman pengadilan tidak terduga karena tidak ada indikasi sebelumnya bahwa surat perintah penangkapan tersebut telah diminta.
"Ini berarti semua negara yang akan mereka datangi [dua pejabat Rusia] yang menandatangani Rome Statue harus menangkap mereka dan membawa mereka ke Den Haag," kata Step Vassen, seraya menambahkan bahwa para pejabat tersebut akan menghindari negara-negara yang menjadi pihak dalam perjanjian tersebut.
Adapun Rusia bukan anggota ICC, tidak mengakui yurisdiksinya dan menolak menyerahkan tersangka.
Vladimir Putin diketahui menggantikan Shoigu sebagai menteri pertahanan dalam perombakan kabinet pada bulan Mei saat ia memulai masa jabatan kelima sebagai presiden. Dia menunjuk Shoigu sebagai sekretaris Dewan Keamanan Rusia.
Dewan Keamanan PBB mengatakan pada hari Selasa ((25/6) bahwa surat perintah penangkapan ICC terhadap Shoigu adalah bagian dari perang hibrida melawan Moskow, kantor berita pemerintah TASS melaporkan.
Baca Juga
Advertisement