Liputan6.com, Jakarta - Desainer dan politisi asal Bali Ni Luh Djelantik sangat prihatin dengan semakin maraknya pelangaran maupun perbuatan tidak pantas yang dilakukan para wisatawan mancanegara (wisman) atau turis asing di Bali. Ia kerap menyuarakan keprihatinanya di media sosial.
Belakangan ini menurut Ni Luh Djelantik semakin beragam pelanggaran yang dilakukan oleh para wisman seperti aksi kekerasan terhadap warga lokal sampai masuk ke dalam sebuah pura dalam kondisi tanpa busana. Banyaknya kasus pelanggaran yang dilakukan oleh sejumlah wisman menurut Ni Luh Djelantik terjadi karena adanya pergeseran kualitas turis itu sendiri.
Advertisement
"Wisatawan yang dulunya mungkin pernah dengar dari negara A dia paling berantem aja. Kalau sekarang ini jenis-jenis konflik yang mereka lakukan jauh di atas batas norma. (absurd) sangat,” ungkapnya dalam tayangan YouTube Deddy Corbuzier, Selasa, 25 Juni 2024.
Ni Luh juga menyoroti beberapa kasus yang dilakukan oleh turis asing di Bali. Salah satunya yang sempat bikin heboh beberapa waktu lalu adalah sebuah acara negatif yang dibalut dengan olahraga, yoga. Menurut Ni Luh, beberapa wisman sekarang sudah terbuka membuat acara pertemuan yang mengarah pada aktivitas seksual dengan kedok acara olahraga.
"Ada oknum-oknum wisatawan yang merasa Bali tempat yang aman dan nyaman. Mereka membuat pertemuan, kelas-kelas yang mengarah kepada gerakan yang secara kasat mata, tidak patut. Melakukan itu beramai-ramai, walaupun tetap pakai baju. Tapi body language mereka mengarah pada kegoatan seksual," terangnya.
Satu-satunya cara untuk mengurangi permasalahan yang ditimbulkan oleh wisatawan asing, kata Ni Luh adalah dengan melakukan tindakan yang tegas. Tindakan tegas itu adalah dengan menyaring wisatawan yang akan masuk, bukan hanya ke Bali tapi juga Indonesia.
Wisman Menyalahgunakan Visa Wisata
"Pastikan mereka merupakan wisatawan berkualitas dan bukan melanggar dengan menyalahgunakan visa mereka untuk bekerja," ucapnya. "Buat aku aturan yang tegas, penindakan tegas adalah satu-satunya jalan yang harus kita lakukan agar bisa menyaring jenis-jenis wisatawan yang hari ini semakin melanggar budaya, adat dan tradisi masyarakat Indonesia."
Bukan itu saja, Ni Luh menambahkan, para wisman juga sudah merambah kepada bidang-bidang usaha yang selama ini banyak dilakukan warga Bali daa juga masyarakat Indonesia pada. "Yang Bali hadapi bukan harga hotel ataupun pemilik hotel, tapi bagaimana ruang-ruang usaha dijalankan oleh WNA itu," jelasnya.
Ia kembali mengatakan tindakan tegas perlu dilakukan demi menertibkan wisman yang bermasalah. Hal ini juga dilakukan demi menjaga, melindungi, dan mempertahankan hak warga lokal.
"Ini bukan tentang anti bule. Ini tentang menjaga, melindungi, mempertahankan, menyuarakan hak warga lokal dan juga hak dari ekspat yang taat aturan, yang menghormati Indonesia dengan menaati aturan berhak kita jaga," tuturnya.
Advertisement
Kompleks WNA di Gianyar
"Di Gianyar memang ada sebuah kompleks yang konon dihuni para WNA. Aku belum pernah ke sana, tapi aku sudah dapat banyak masukan dari warga lokal. Memang di sana banyak masyarakat dari satu negara, salah satunya adalah Rusia," kata Ni Luh.
Namun di satu sisi, ia sendiri mengaku tidak tahu aktivitas yang dilakukan oleh WNA di wilayah tersebut. Melihat hal itu, Ni Luh meminta agar pihak Imigrasi dan kepolisian membuka kantor kecil di daerah tersebut.
Tujuannya untuk memantau aktivitas yang dilakukan WNA di daerah itu sesuai aturan yang berlaku. "Aku enggak tahu apakah mereka sekadar berwisata, apakah mereka hidup di situ, apakah mereka tinggal di situ. Makanya Kita minta kepada kepolisian untuk bikin sub-sektor kayak bikin kantor cabang kecil di sana," jelasnya.
Ia menambahkan, keberadaan WNA di kompleks tersebut perlu diawasi dan dilaporkan. Pelaporan ini bisa mengadopsi pelaporan tamu 1x24 jam di daerah-daerah seperti DKI Jakarta ketika suatu penghuni kediaman dikunjungi oleh kerabatnya.
WNA Merusak Properti di Hotel Mewah di Bali
Belum lama ini, dua turis asing diduga bertanggung jawab atas kerusakan properti di sebuah hotel mewah di Pulau Dewata. Di video yang dibagikan akun Instagram @hallo.denpasar, Senin, 17 Juni 2024, seorang pria asing terlihat berusaha menyelupkan kepalanya ke dalam wadah hiasan berisi air dan kelopak bunga.
"Oke celupkan wajahmu ke dalamnya," sebut perekam yang diduga seorang perempuan. Tekanan tangan WNA itu membuat wadah tidak seimbang, sehingga isinya tumpah berantakan di lantai.
"Oh," sahut pengambil gambar tersebut, sementara si pria asing mundur menjauh. Akun Instagram itu menduga insiden itu terjadi di The Apurva Kempinski Bali.
"Apakah bule di Bali sudah separah ini???! Setiap hari melihat berita online tentang bule di Bali selalu hal yg jeleknya aja," tulis seorang pengguna. "5 star hotel … 0 star tourist," sindir yang lain.
Ada pula yang berkomentar sarkas, "Bule is a king. Padahal belum tentu punya duit," sahut pengguna berbeda. "Gak apa-apa selama dollar mau sentuh 17 ribu 😂," timpal seorang warganet. Tidak sedikit pula yang mengimbau adanya ganti rugi yang tegas, supaya hal serupa tidak terjadi di masa depan.
Advertisement