Varuna Tirta Prakasya Gandeng Perusahaan China Bangun Kapal Logistik Khusus

PT Varuna Tirta Prakasya (VTP) menjalin kerja sama dengan perusahaan asal China untuk membangun kapal logistik khusus.

oleh Arief Rahman H diperbarui 27 Jun 2024, 17:39 WIB
PT Varuna Tirta Prakasya (VTP) menjalin kerja sama dengan perusahaan asal China untuk membangun kapal logistik khusus.

Liputan6.com, Jakarta PT Varuna Tirta Prakasya (VTP) menjalin kerja sama dengan perusahaan asal China untuk membangun kapal logistik khusus. Nantinya, kapal itu akan disesuaikan dengan kondisi pelayaran di Indonesia.

Direktur Utama VTP Adi Nugroho menyampaikan, Indonesia saat ini membutuhkan kapal logistik yang cocok untuk mengangkut ke wilayah Indonesia Timur. Termasuk dalam pengangkutan LNG ke beberapa titik di wilayah tersebut.

"Kita suka tidak suka, kita harus mengakui juga, kita kekurangan kapal pada saat ini kalau lihat dari berita-berit juga sudah jelas bahwa banyak pembangunan terutama di Indonesia Timur dan kapal agak sulit pada waktu tertentu," kata Adi usai penandatanganan MoU di Menara Danareksa, Jakarta, Kamis (27/7/2024).

Diketahui, VTP menggandeng Guangzhou Group asal China, dan PT Kushan Samudera Sinergi dalam upaya pengembangan ini.

Daya Angkut Lebih Kecil

Nantinya, kapal yang dibangun akan memiliki daya angkut lebih kecil, menyesuaikan dengan kondisi geografis Indonesia. Kesepakatan awal ini membuka kemungkinan adanya pendanaan proyek tersebut.

"Ini adalah bagian upaya kita untuk bisa melengkapi kekurangan kapal yang memang kita butuhkan dan kita juga mencari jenis-jenis alat transportasi seperti kapal yang memang dibutuhkan dan selain itu juga lebih efisien dan efektif di perairan kita," tuturnya.

"Karena tidak semua pelabuhan di Indonesia Timur utamanya itu well equipped ya, proper atau layak untuk didarati oleh beberapa kapal," sambungnya.

Adi menegaskan, distribusi menggunakan kapal besar saat ini untuk mengangkut LNG, misalnya, membutuhkan biaya yang mahal. Karena butuh dipindahkan ke kapal yang lebih kecil.

"Bahkan kapal-kapal besar itu terpaksa harus ship to ship, jadi ini biayanya tinggi, biaya mahal dan memerlukan waktu yang lama. Nah kita coba cari kapal juga yang lebih efisien dalam hal penggunaan waktu," jelasnya.

 


Tindak Lanjut

Aktivitas bongkar muat kontainer di dermaga ekspor impor Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (5/8/2020). Menurut BPS, pandemi COVID-19 mengkibatkan ekspor barang dan jasa kuartal II/2020 kontraksi 11,66 persen secara yoy dibandingkan kuartal II/2019 sebesar -1,73. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Lebih lanjut, Adi berharap nota kesepahaman ini bisa segera ditindaklajuti dengan kerja sama konkret nantinya.

"MoU ini ya kita sih gamau lama-lama, kalau bisa segera bisa ditindaklanjuti. Memang MoU itu ada expired nya kan, biasanya kan 3 bulan, 6 bulan, beberapa bulan, cuma kalau ada expired nya kalau memang kita butuh, kita bisa re-new (diperbaharui) lagi MoU nya," tutur dia.

Pada langkah selanjutnya, PT Djakarta Llyod disebut juga akan terlibat. Pasalnya, konsep kapal yang akan dibangun sendiri dimiliki oleh perusahaan tersebut.

Direktur Utama Djakarta Lloyd, Achmad Agung mengatakan teknologi dan pembangunan kapal baru ini bisa dilakukan di dalam negeri. Sementara itu, dibuka kesempatan untuk tangki penyimpan LNG dibuat oleh perusahaan China.

"Itu yang biasanya kita impor teknologi, kita beli teknologi, kita beli desain dari luar, kalau ini enggak, kita yang mencoba menjual karena kita yang tau persis kebutuhan kita seperti apa untuk pelayaran kita seperti apa," ungkapnya.

"Jadi kita yang desain semuanya, speknya dari kita semua, bahkan kalau kita membangun, kita akan membangunnya disini. Jadi istilahnya kita mencoba menawarkan satu konsep baru, dimana konsep itu sangat tepat pemakaiannya untuk kepulauan Indonesia," kata Agung menjelaskan.

 


Tak Cuma Kapal Pengangkut LNG

Kapal LNG PGN 1

Kemudian, Agung mengatakan kerja sama lanjutan nantiya tidak sebatas membangun kapal angkut LNG. Tapi bisa berkembang pada jenis-jenis kapal pengangkut lainnya.

"Itu salah satu contoh. Masih ada yang lain, yang sudah konkret yang sudah desain segala macam (kapal LNG), makanya kita mulai dari situ," ucapnya.

Jenis kapal lainnya akan melihat perkembangan diskusi antara VTP dan Guangzhou Group kedepannya. "Tapi ktia lihat bagaimana perkembangan diskusinya sama pak Adi dan tim dari Guanzhou ini," tutur dia.

Sementara itu, Direktur PT PT Kushan Samudera Sinergi, Rizky Albaziri menambahkan bahwa keinginannya dalam kerjasama ini adalah adanya transfer teknologi untuk menunjang dan mengupgrade kapal-kapal yang sekarang beroprasi di Indonesia.

“Harapan kami sebagai pengusaha lokal, Indonesia bisa menjadi leader di Asia Tenggara," tutup dia.

PT Kushan Samudera Sinergi berkomitmen untuk memberikan dukungan penuh kepada PT Varuna Tirta Prakasya (Persero) dan Guangzhou Trading Exchange Corporation dalam mencapai tujuan Bersama dan akan membawa dampak positif bagi industri logistik perkapalan di Indonesia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya