Imbas Ketegangan di Perbatasan Israel-Lebanon Meningkat, 7 Negara Ini Imbau Warganya Tinggalkan Lebanon

Sejumlah negara ini mendesak warganya untuk menghindari perjalanan ke Lebanon dan mereka yang berada di negara tersebut harus meninggalkan negara tersebut sesegera mungkin mengingat situasi keamanan yang terjadi di wilayah tersebut.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 02 Jul 2024, 16:57 WIB
Ilustrasi Lebanon. (Freepik/Allexxandar)

Liputan6.com, Jakarta - Lima negara telah meminta warganya untuk meninggalkan Lebanon, di tengah meningkatnya kekhawatiran akan perang besar-besaran antara Israel dan kelompok Hizbullah Lebanon. Mengikuti jejak dua negara sebelumnya, AS dan Inggris.

Pada hari Rabu (26/6/2024), seperti dikutip dari Anadolu Agency, Kementerian Luar Negeri Belanda di akun X mendesak warganya untuk menghindari perjalanan ke Lebanon dan mereka yang tinggal di sana diimbau untuk pergi karena penerbangan komersial masih beroperasi.

Jerman pun mengeluarkan travel warning dan meminta warganya yang saat ini berada di Lebanon untuk meninggalkan negara tersebut.

"Warga Jerman di Lebanon segera diminta meninggalkan negaranya. Situasi di perbatasan antara Israel dan Lebanon sangat tegang,” kata Kementerian Luar Negeri Jerman di akun X.

Pemerintah Kanada juga mendesak warga negaranya di Lebanon untuk meninggalkan negara itu di tengah meningkatnya ketegangan di sepanjang perbatasan Lebanon-Israel.

"Keselamatan dan keamanan warga Kanada di dalam dan luar negeri adalah prioritas utama Kanada,” kata Menteri Luar Negeri Melanie Joly dalam pernyataannya pada Selasa (24/6).

Makedonia Utara juga meminta warganya pada hari Minggu (23/6) untuk meninggalkan Lebanon sesegera mungkin karena situasi keamanan yang memburuk di sana.

Peringatan itu muncul setelah Kuwait pada hari Jumat (21/6) mendesak warganya untuk menghindari perjalanan ke Lebanon dan mereka yang berada di negara tersebut harus meninggalkan negara tersebut sesegera mungkin "mengingat situasi keamanan yang terjadi di wilayah tersebut."

 


AS dan Inggris Juga Sudah Imbau Warga Jauhi Lebanon

Ilustrasi bendera AS dan Inggris. (Sumber Pixabay)

Sementara itu, pada hari Rabu (26/6), Inggris dengan tegas menyarankan warganya untuk tidak melakukan perjalanan ke Lebanon.

"FCDO (Foreign, Commonwealth and Development Office) menyarankan agar semua perjalanan ke Lebanon tidak dilakukan karena risiko yang terkait dengan konflik antara Israel dan Wilayah Pendudukan Palestina," kata Foreign, Commonwealth and Development Office atau Kantor Luar Negeri, Persemakmuran dan Pembangunan dalam sebuah pernyataan.

Sebelumnya, pada tanggal 5 Juni, Kedutaan Besar AS di Beirut telah lebih dahulu menyarankan warga Amerika di Lebanon untuk menghindari perjalanan ke daerah di sepanjang perbatasan dengan Israel dan Suriah.

Ketegangan meningkat di sepanjang perbatasan Lebanon dengan Israel di tengah serangan lintas batas antara kelompok Hizbullah Lebanon dan pasukan Israel ketika Tel Aviv terus melancarkan serangan mematikannya di Jalur Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 37.700 orang sejak Oktober menyusul serangan oleh kelompok Palestina Hamas.


Daftar 7 Negara yang Imbau Warganya Jauhi Lebanon

Ilustrasi bendera Lebanon. (Unsplash/ Charbel Karam)

Jadi dengan penambahan lima negara baru, total ada tujuh negara yang mengeluarkan imbauan untuk segera menjauhi Lebanon akibat di tengah meningkatnya ketegangan di sepanjang perbatasan Lebanon-Israel. Berikut ini di antaranya:

  1. Amerika Serikat
  2. Inggris
  3. Kuwait
  4. Kanada
  5. Makedonia Utara
  6. Belanda
  7. Jerman

Prihatin Peningkatan Ketegangan Israel Vs Hizbullah, Sekjen PBB: Lebanon Tak Boleh jadi Seperti Gaza

Hubungan Israel dan Hizbullah makin memanas. Pasukan Zionis mengatakan akan menyerang sasaran Hizbullah di Lebanon selatan. (AP Photo/Ohad Zwigenberg)

Perang Israel vs Hamas di Gaza telah memicu ketegangan antara negeri pimpinan PM Benjamin Netanyahu dan Lebanon. Serangan demi serangan terpantau terjadi dan memakan korban jiwa.

Laporan VOA Indonesia yang dikutip Minggu (23/6/2024) menyebut Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres pada Jumat (21/6) sangat prihatin dengan meningkatnya ketegangan antara Israel dan Hizbullah Lebanon. Ia memastikan pasukan penjaga perdamaian PBB berupaya untuk menenangkan situasi dan mencegah kesalahan perhitungan.

"Satu tindakan gegabah – satu kesalahan perhitungan – dapat memicu bencana yang melampaui batas negara, dan sejujurnya, di luar imajinasi," kata Guterres kepada wartawan.

"Mari kita perjelas: Masyarakat di kawasan ini dan masyarakat dunia tidak mampu membiarkan Lebanon menjadi Gaza yang lain," ujar Guterres.

Hizbullah yang didukung Iran menembakkan roket ke Israel sebagai solidaritas dengan sekutunya di Palestina, Hamas, sejak perang Gaza meletus pada Oktober. Serangan tersebut memaksa puluhan ribu orang meninggalkan rumah mereka di Israel, di mana tekanan politik meningkat untuk melakukan tindakan yang lebih keras.

Sementara itu, puluhan ribu warga Lebanon juga meninggalkan rumah mereka akibat serangan Israel di Lebanon selatan.

Misi Iran untuk PBB mengatakan pada Jumat (21/6) bahwa Hizbullah memiliki kemampuan untuk mempertahankan diri dan Lebanon melawan Israel. Ia memperingatkan bahwa "mungkin waktunya untuk penghancuran diri rezim tidak sah ini telah tiba."

"Setiap keputusan yang tidak hati-hati oleh rezim pendudukan Israel untuk menyelamatkan diri dapat menjerumuskan kawasan ini ke dalam perang baru," misi Iran di PBB memposting di X.

Selengkapnya klik di sini... 

Infografis DK PBB Setujui Resolusi Gencatan Senjata Palestina-Israel. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya