Liputan6.com, Pontianak - Setiap tahunnya, 28 Juni diperingati sebagai Hari Berkabung Daerah di Kalimantan Barat (Kalbar). Peringatan ini dilakukan untuk mengenang Peristiwa Mandor yang terjadi pada 28 Juni 1944.
Hari Berkabung Daerah di Kalbar juga disebut sebagai Peristiwa Mandor Berdarah. Untuk memperingati peristiwa tersebut, masyarakat setempat akan rutin mengadakan pengibaran bendera setengah tiang mulai pukul 06.00 hingga 18.00 WIB.
Selain itu, juga dilaksanakan upacara dan ziarah di Makam Juang Mandor, Kecamatan Mandor, Kabupaten Landak. Hal ini dimaksudkan sebagai bentuk penghormatan terhadap para korban Peristiwa Mandor.
Baca Juga
Advertisement
Hari Berkabung Daerah di Kalbar yang dilatarbelakangi oleh Peristiwa Mandor 28 Juni 1944 ini melibatkan penjajah Jepang dan masyarakat sipil. Peristiwa ini diawali dari kecurigaan penjajah Jepang terhadap Kalimantan Barat dan Selatan yang dinilai mempunyai komplotan-komplotan pemberontak.
Mereka menilai, pemberontak itu terdiri dari kaum cerdik pandai, cendikiawan, para raja, sultan, tokoh warga, orang-orang Cina, dan para pejabat. Mereka kemudian melakukan penyerangan dan pembantaian di Kalimantan Barat dan Selatan.
Penyerangan dan pembantaian itu bertujuan untuk memusnahkam pemberontak. Mereka juga berencana menguasai kekayaan bumi di sana.
Sayangnya, peristiwa ini juga menyebabkan masyarakat sipil menjadi korban pembantaian. Diperkirakan sebanyak 21.037 orang menjadi korban, tetapi pihak Jepang hanya mengklaim jumlah korban hanya sebesar 1000 orang.
Peristiwa Mandor tersebut kemudian dikenal dengan Peristiwa Mandor Berdarah. Sebagai bentuk penghormatan kepada para korban, akhirnya dilaksanakan Hari Berkabung Daerah di Kalbar setiap 28 Juni.
Penulis: Resla