Liputan6.com, Jakarta - Industri minyak dan gas bumi (migas) di Kalimantan Timur harus mengelola pasokan gas bumi serta memastikan operasional yang optimal di fasilitas produksi East Kalimantan System, khususnya kilang LNG Bontang.
Hal tersebut diungkap oleh Wakil Kepala SKK Migas Shinta Damayanti dalam Rapat Pleno ke-15 East Kalimantan Gas Management Committee (EKGMC). Gelaran ini merupakan kerja sama antara SKK Migas dengan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang tergabung dalam East Kalimantan System.
Advertisement
Shinta menyatakan, pertemuan EKGMC kali ini bertujuan untuk mendukung program pemerintah Indonesia dalam pengembangan potensi sumber daya gas bumi di Kalimantan Timur untuk pemenuhan energi nasional.
Salah satu target utama adalah mendukung capaian produksi gas bumi sebesar 12 BSCFD (miliar standar kaki kubik per hari) pada 2030, dengan rencana masuknya gas bumi dari lapangan-lapangan baru di Kalimantan Timur seperti Geng North, Gehem, Gendalo, Gandang, Maha, dan SIS-A.
“Kami berharap agar seluruh pihak dalam EKGMC dapat berkomitmen menyelesaikan masalah-masalah terkait manajemen pasokan gas bumi, baik dari segi cadangan dan deliverability, manajemen pemipaan gas, pengaturan alokasi pasokan gas, manajemen penjualan dan pengapalan LNG dan LPG, serta optimalisasi pemrosesan gas di kilang LNG Bontang,” kata Shinta dalam keterangan tertulis, Jumat (28/6/2024).
Kalimantan Timur telah menjadi tulang punggung produksi gas bumi nasional selama lebih dari satu dekade, dengan kontribusi sekitar 20% dari total produksi gas bumi Indonesia dalam lima tahun terakhir. Produksi gas bumi dari wilayah ini juga mendukung berbagai kebutuhan energi nasional, termasuk industri pupuk, pengolahan minyak, pembangkit listrik, dan industri kimia.
"SKK Migas berharap para KKKS di Kalimantan Timur terus melakukan berbagai upaya terobosan agar kontribusi dari hulu migas tetap memberikan manfaat besar bagi masyarakat. Kami juga terus mendorong peningkatan produksi di Kalimantan Timur serta kontribusi yang lebih signifikan melalui optimasi produksi dan peningkatan eksplorasi untuk menemukan cadangan baru," ungkap Shinta.
Produksi Kilang LNG Bontang
Rapat pleno EKGMC ke-15 ini akan fokus pada beberapa isu strategis utama seperti reaktivasi dan optimalisasi pengoperasian fasilitas produksi kilang LNG Bontang, isu aset kilang LNG Bontang dan pemipaan East Kalimantan System, serta penyusunan Pedoman Pelaksana Bontang Processing Agreement (BPA).
Dalam kegiatan ini juga akan dilakukan penandatanganan Key Terms dari A/R Eastkal Principle Reform dan amandemen kedua dari perjanjian A/R Eastkal Principle Reform yang diharapkan selesai pada September 2024.
"Saya berharap pemaparan dan diskusi di tingkat sub komite dapat dilaksanakan dengan efektif, mengingat diskusi teknis telah dilakukan sebelumnya dan telah ada kesepakatan yang dicapai. Di tengah berbagai persoalan, keberadaan EKGMC diuji untuk dapat menyelesaikan permasalahan dengan bijaksana," kata dia.
"Kami berharap rapat pleno ini menghasilkan kesepakatan yang bermanfaat bagi seluruh pihak yang terlibat," pungkas Shinta.
Advertisement
SKK Migas Luncurkan Inovasi Teknologi SPEKTRUM
Sebelumnya, SKK Migas menggelar Pre Indonesia Upstream Oil & Gas SCM Summit 2024 (Pre IOG SCM Summit 2024 ) di Surabaya, pada 10-11 Juni 2024. Pre IOG SCM Summit ini digelar di Surabaya dengan tema ‘Technology and Digitalisation’.
Wakil Kepala SKK Migas Shinta Damayanti menjelaskan, gelaran ini menekankan peran penting teknologi dan digitalisasi dalam memajukan Supply Chain Management (SCM) industri hulu migas nasional.
“Diperlukan sinergi antara SKK Migas, KKKS, dan pemangku kepentingan dalam rangka program pengeboran jangka panjang yang telah dituangkan dalam Long Term Program (LTP) demi menunjang kegiatan usaha hulu migas yang efektif dan efisien khususnya dalam kegiatan Supply Chain Management (SCM),” kata Shinta, Senin (10/6/2024).
Pada kesempatan ini Wakil Kepala SKK Migas, Shinta Damayanti juga meresmikan Sistem Pemetaan Kolaboratif Tata Ruang Hulu Migas atau SPEKTRUM IOG 4.0 dengan mengaktifkan Wilayah Kerja migas sebagai sumber data dan informasi geospasial yang dapat diakses melalui kolaborasi data connection antara SKK Migas dan KKKS.
Saat pembukaan acara, hadir Pejabat (Pj) Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono, serta para pemangku kepentingan industri hulu migas seperti KKKS, para pelaku industri penunjang hulu migas, kelompok usaha UMKM, lembaga dan akademisi, termasuk perwakilan pemerintahan daerah.
Sistem Pemetaan Kolaboratif
Deputi Dukungan Bisnis SKK Migas, Rudi Satwiko menjelaskan, SPEKTRUM adalah sistem pemetaan kolaboratif yang dirancang untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas tata ruang sektor hulu migas. Sistem ini memungkinkan sinkronisasi dan harmonisasi peta dari berbagai bidang kerja, yang integrasi dengan peta OneMap ESDM dan Kebijakan Satu Peta Nasional.
“Penerapan SPEKTRUM memudahkan pemetaan dan pengelolaan data ruang, serta mendukung kolaborasi antar pemangku kepentingan industri hulu migas nasional. Inovasi ini tentunya mendorong kemajuan industri hulu migas melalui adopsi teknologi canggih dan digitalisasi,” ujarnya.
Advertisement