Liputan6.com, Jakarta - Pengamat Ekonomi, Doddy Ariefianto, menilai program makan bergizi yang dicanangkan presiden dan wakil presiden terpilih, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, efektif mencegah stunting.
Namun Doddy mengingatkan harus ada intervensi lain, seperti yang disebutkan Bank Dunia dalam laporan terbarunya.
Advertisement
Dalam laporan bertajuk Indonesia Economic Prospect edisi Juni 2024, Bank Dunia menjelaskan, program makan bergizi di sekolah akan efektif jika disandingkan dengan intervensi pendidikan, kesehatan, dan gizi lainnya, serta jaring pengaman dasar.
Intervensi yang dimaksud Doddy adalah pemberian gizi pada anak sejak dalam kandungan. "Karena kualitas manusia di masa depan sudah ditentukan dari kandungan," kata Doddy.
Ia berharap program pemenuhan gizi yang diusung Prabowo-Gibran nantinya dapat menjangkau anak-anak berusia 0-3 tahun.
Menurutnya, rentang waktu tersebut adalah masa emas anak yang tidak hanya berpengaruh pada tumbuh kembang secara fisik, tapi juga kemampuan berpikir.
"Kalau masa emas anak kekurangan gizi, akan jadi manusia undercapity di masa depan. Dan itu akan menjadi beban bagi negara," jelasnya.
Dampak Positif untuk Ekonomi
Selain itu, Doddy juga sepakat dengan Bank Dunia yang menyebut program makan bergizi gratis untuk anak sekolah akan berdampak positif untuk ekonomi rumah tangga, khususnya bagi penerima manfaat yang hidup di daerah dengan tingkat kemiskinan tinggi.
"Efektif untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi rumah tangga. Karena pengeluaran rumah tangga berarti akan berkurang," tutur Doddy.
Advertisement