Liputan6.com, Jakarta - KH Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha), seorang ulama yang dikenal dengan pemahaman Islam yang kritis dan tegas, mengangkat isu mengenai keyakinan bahwa doa dapat sampai kepada mayit.
Dalam pengajiannya yang diunggah di laman Youtube kanal @vranara. Dalam video pendek tersebut secara lugas Gus Baha menyatakan semua aliran sepakat jika doa itu sampai mayit.
"Bahwa tidak ada aliran atau firqah dalam Islam yang memungkiri kepercayaan doa sampai kepada mayit," katanya.
Ia juga mengatakan meskipun terdapat berbagai kritik terhadap praktik-praktik seperti tahlil dan doa untuk almarhum 7 hari misalnya.
Menurut Gus Baha, meskipun terdapat variasi dalam kaifiyah (cara pelaksanaan) praktik-praktik keagamaan seperti tahlil, konsensus ulama dari berbagai firqah di seluruh dunia tetap sepakat bahwa doa yang dipanjatkan bisa sampai kepada almarhum.
Baca Juga
Advertisement
Simak Video Pilihan Ini:
Ada Kritik Tidak Ada Masalah
"Makanya nggak ada aliran manapun di Islam ini yang memungkiri kalau doa itu sampai mayit meskipun ada yang mengkritik tahlil mengkritik pitung dino mayit," katanya.
"Oke gak apa-apa ada yang ngritik bagus, bagaimanapun ada support, ada kompetisi, ada identitas tapi kalau meyakini doa gak sampai mayit itu ndak ada dalam firqah ulama manapun," tambahnya.
"Meskipun ada yang ngritik kaifiahnya misalnya kaifiah tahlil itu bidah gak masalah ada ngritik seperti tapi kalau mengatakan doa gak sampai mayit itu salah besar," tegasnya.
Ia menekankan bahwa keyakinan ini merupakan bagian dari warisan agama yang diajarkan oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Muhammad SAW.
Ceramah Gus Baha juga mengklarifikasi bahwa meskipun ada kritik terhadap aspek kaifiyah dari praktik-praktik seperti tahlil, mengingkari bahwa doa bisa sampai kepada mayit adalah pandangan yang keliru dan tidak didukung oleh konsensus ulama.
Ia menyoroti bahwa dalam Islam, kritik terhadap aspek praktik tidak sama dengan menolak keyakinan dasar seperti efektivitas doa untuk almarhum.
Advertisement
Semua Sepakat Doa Sampai Mayit
Gus Baha menjelaskan bahwa keyakinan ini tidak hanya diterima di tingkat nasional, tetapi juga diakui secara internasional oleh ulama-ulama dari berbagai firqah Islam.
Pandangan ini menegaskan bahwa doa untuk almarhum adalah salah satu praktik yang memperkuat ikatan spiritual antara umat dengan yang sudah meninggal dunia.
Dalam konteks ini, Gus Baha menekankan pentingnya memahami bahwa doa untuk almarhum bukan sekadar ritual, tetapi juga ekspresi cinta dan penghormatan terhadap mereka yang telah berpulang.
Ia mengajak umat Islam untuk menghargai dan melanjutkan tradisi berdoa untuk almarhum, sebagaimana yang diajarkan oleh para nabi dan dipahami oleh umat Islam secara luas.Gus Baha mengingatkan bahwa dalam Islam, keberagaman pandangan tentang kaifiyah tidak boleh mengaburkan keyakinan dasar seperti efektivitas doa untuk almarhum.
Ia menegaskan bahwa konsensus ulama dari seluruh dunia menegaskan bahwa doa bisa sampai kepada mayit, sebagai ekspresi dari rasa keterhubungan spiritual antara umat dengan yang telah meninggal dunia.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul