Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah baliho bergambarkan Wali Kota Depok, Mohammad Idris, dengan narasi sebagai bakal calon Gubernur Jawa Barat 2025-2030, viral di media sosial.
Idris mengatakan, tidak mengetahui terdapat Baliho bergambar dirinya terpasang di sejumlah jalan di Kota Depok, terkait pencalonan diri menjadi bakal calon Gubernur Jawa Barat 2025-2030.
Advertisement
“Dimana dan yang masang siapa? Saya enggak masang soalnya,” ujar Idris, Jumat (28/6/2024).
Idris menjelaskan, tidak memiliki tim sukses terkait pencalonan diri menjadi calon Gubernur Jawa Barat. Bahkan Idris telah meminta dan menganjurkan Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemerintah Kota Depok untuk netral pada Pilkada.
“Saya sudah menganjurkan netralitas kepada ASN, saya enggak cawe-cawe,” jelas Idris.
Keinginan Masyarakat
Idris menilai, apabila terdapat baliho yang terpasang bergambarnya, maka dianggap keinginan masyarakat. Idris menduga terdapat sejumlah masyarakat yang ingin Idris untuk melanjutkan karier di Pemerintahan.
“Kalau memang ada baliho, ya mungkin sebagian masyarakat ingin saya melanjutkan pemerintahan yang saya di Kota Depok sudah selesai, mungkin,” ucap Idris.
Idris tidak akan membongkar baliho tersebut apabila sudah memiliki izin secara resmi. Saat disinggung soal kesiapan apabila mencalonkan diri pada Pilkada Jawa Barat, Idris mempertanyakan partai pengusungnya
“Tergantung partai pengusungnya siapa, di baliho itu ada enggak?” terang Idris.
Advertisement
Koalisi
Idris mengungkapkan, untuk maju pada Pilkada Gubernur Jawa Barat, perlu adanya partai koalisi seperti di DKI Jakarta. Menurutnya, pada perjalanannya nanti bukan tidak mungkin adanya perubahan dan pengusungan pada koalisi.
“Nanti kan koalisi seperti DKI, koalisi seperti apa yang awal seperti apa, beda-beda lagi nih,” ungkap Idris.
Idris menuturkan, untuk maju pada Pilkada Jawa Barat sebagai seorang anggota partai dan Ketua Dewan Partai PKS Kota Depok, akan mengikuti ketentuan dan arahan dari DPP Partai. Selain itu, Idris akan meminta restu dari keluarga besarnya.
“Terkait dengan masalah amanat eksekutif, saya akan konsultasi pada orang spesial saya, pada istri, keluarga, guru saya yang belum tentu mereka setuju saya mencalonkan maupun dicalonkan,” tutur Idris.