Liputan6.com, Jakarta - PT Djakarta Lloyd (Persero) berencana meminta penyertaan modal negara (PMN) untuk menunjang penyehatan perusahaan. Namun, langkah itu belum bisa dilakukan sejak saat ini.
Direktur Utama Djakarta Lloyd, Achmad Agung menuturkan perusahaannya masih masuk dalam kategori penyehatan di bawah kelolaan PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA). Belum lagi, adanya sidang kepailitan atau Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) yang masih berjalan.
Advertisement
Agung membuka opsi untuk meminta PMN jika kondisi perusahaan sudah semakin baik. Namun, dia menyadari, permintaan bantuan dari kas negara itu bukan sesuatu yang mudah.
"Itu sebagai bagian dari kerangka pemikiran kedepan. Tapi belum bisa, karena prosesnya panjang ya. Jadi kan kita minta ini sekadar minta, tapi harus justified juga untuk apa dan segala macam," ujar Agung, saat ditemui di Jakarta, dikutip Sabtu (29/6/2024).
Dia nenegaskan, saat ini pihaknya masih mengerahkan seluruh kemampuan perusahaan. Utamanya untuk menunjang operasional dan menjalin kerja sama dengan berbagai pihak.
Status PKPU yang saat ini berjalan, kata dia, mempersempit langkah Djakarta Lloyd. Apalagi banyak yang berpikir ulang untuk membantu perusahaan berstatus PKPU. "Intinya siapa sih yang mau percaya yang mau minjemin kita duit, padahal kalau kita mau bertumbuh, mau invest itu kan butuh itu (dukungan dana)," ucapnya.
Maka, kerja sama dengan pihak lain dan berbagi risiko penggarapan proyek menjadi upaya logis untuk bisa dilakukan. Dengan begitu, Djakarta Lloyd bisa menjalankan bisnisnya tanpa mengeluarkan uang.
"Karena terbuka kesempatan ada partnership sehingga kita bisa menambah kapasitas, menambah investasi, tanpa kita ngeluarin duit. Gakpapa kita share gakpapa. Tapi paling enggak share itu kan bukan hanya keuntungan, risiko juga kita share. Itu yang paling penting itu," ungkapnya.
Andalkan Kemampuan
Lebih lanjut, Agung kembali menegaskan PMN bisa menjadi salah satu opsi penyehatan perusahaan kedepannya. Namun, perlu tetap mengerahkan kemampuan perusahaan lebih dulu.
"Jadi kalau ditanya apakah ada rencana PMN, paati itu adalah salah satu opsinya. Tapi apakah itu kita exercise enggak ya itu tergantung nanti," katanya.
"Tapi sejauh ini kalau saya pribadi apa yang kita bisa apa yang kita lakukan sekarang ya itu yang digunakan. Resources yang kita miliki sekarang itu yang akan kita maksimalkan nanti," imbuhnya.
Agung merujuk pula pada hitung-hitungan yang ditawarkan dalam proposal perdamaian kepada para krediturnya. Dia nyebut, angka yang dimuat merupakan angka realistis yang bisa dikejar oleh Djakarta Lloyd.
"Kemarin aja yang proposal kita di PKPU itu juga kita enggak berbasis pada angka yang belum tentu, enggak, kita yang ada aja sekarang. Sisanya apa? Itu yang... daripada kita ngomong besar tapi enggak deliver, percuma. Yang penting sekarang ini apa ya itu yang kita lakukan. Yang penting konsisten, kalau saya yang penting konsisten kita niatnya baik kita konsisten istiqamah, insyaaAllah," pungkas Achmad Agung.
Advertisement
Arahan Erick Thohir: Djakarta Lloyd Harus Sehat!
Sebelumnya, Direktur Utama PT Djakarta Lloyd (Persero), Achmad Agung mengungkapkan arahan khusus yang diberikan Kementerian BUMN kepada perusahaannya. Utamanya adalah menyehatkan kondisi Djakarta Lloyd.
Memang, Djakarta Lloyd saat ini berada dalam kelolaan PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) sebagai 'pasien'. Perusahaan pelat merah itu pun saat ini tengah menimbang-nimbang nasib dari gugatan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU).
"Yang pertama dia harus sehat dulu. Makanya kedepannya arahan dari Kementerian BUMN dan juga dari PPA sebagai kuasa pemegang saham pemerintah yaa itu kita harus melanjutkan langkah-langkah restrukturisasi kami supaya benar-benar dalam keadaan yang sehat," ujar Agung, ditemui di Menara Danareksa, Jakarta, dikutip Jumat (28/6/2024).
Dalam menghadapi PKPU, Djakarta Lloyd punya utang sekitar Rp 750 miliar kepada 162 kreditur. Aset perusahaan sendiri ada Rp 791,8 miliar. Serta, proposal perdamaian dalam rangka restrukturisasi sudah menunjukkan tren kesepakatan.
Seperti Garuda
Agung menegaskan, perintah Erick Thohir, urgensi Djakarta Lloyd harus diselamatkan. Bahkan, dia mengibaratkan perusahaannya seperti Garuda Indonesia di sektor pelayaran, karena menyandang sebagai national flag carrier.
"Jadi perlu dipahami bahwa Djakarta Lloyd itu semacam 'Garuda'-nya laut, jadi Djakarta Lloyd itu flag carrier sebenarnya, dan ya tentunya karena dia menyandang merah putih, gak sekadar value creation tapi dia juga harus menyandang agen pembangunan yang paling penting," ujar Agung.
"Jadi istilahnya dengan menyandang dua itu juga tentunya dia harus hadir sebagai BUMN atau korporasi yang sehat. Kalau gak sehat gak akan mungkin bisa menyandang beban atau tugas seperti itu," sambungnya.
Advertisement