Banyak Orang Ingin Tinggal di Tangerang, Mau Bukti?

Vanyak pencari properti dari Jakarta yang tertarik untuk tinggal di Tangerang, kemungkinan besar karena faktor harga yang lebih terjangkau, aksesibilitas yang baik, dan perkembangan infrastruktur yang pesat.

oleh Arthur Gideon diperbarui 30 Jun 2024, 07:00 WIB
Pencari properti di Tangerang umumnya berasal dari rentang usia 25-34 tahun (37%), diikuti kelompok usia 45-54 tahun (25,2%). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - kota Tangerang konsisten menjadi kota terpopuler di mata para pencari hunian, dengan perolehan 15,6 persen dari total enquiries untuk rumah di Indonesia per Mei 2024. Hal ini tertuang dalam Flash Report Rumah123 edisi Juni 2024. Adapun lokasi terpopuler lainnya Jakarta Selatan (11,4%) dan Jakarta Barat (10,8%).

Head of Research Rumah123 Marisa Jaya menuturkan, pada Mei 2024, permintaan terhadap rumah tapak di Tangerang mengalami pertumbuhan sebesar 91,7% secara tahunan. Permintaan hunian yang disewa meningkat 86,5% dan permintaan hunian yang dijual tumbuh 97,4% secara tahunan.

"Berdasarkan pengamatan kami dalam lima bulan terakhir ini, permintaan di area Tangerang mencatatkan tren peningkatan yang cukup konsisten setiap bulannya." jelas dia dalam keterangan tertulis, Minggu (30/6/2024).

Per Januari hingga Mei 2024, ada lima area yang paling diminati pencari hunian di Tangerang, yakni Kelapa Dua (28,1%), Serpong (22,3%), Serpong Utara (9,2%), Pagedangan (4,9%) dan Cisauk (4,2%). Permintaan yang tinggi pada lima kecamatan ini disebabkan adanya beberapa pengembangan berskala kota mandiri dengan cakupan area yang luas dan meliputi lima kecamatan di atas.

Area yang sudah dikembangkan lebih dulu dan berlokasi lebih dekat dari Jakarta, mencatatkan permintaan dari kelas menengah-atas dan atas dengan proporsi tertinggi di rentang harga Rp1 miliar-Rp3 miliar dengan rincian: Kelapa Dua 55,3%, Serpong 51,5%, Serpong Utara 38,4% dan Pagedangan 52%.

Sementara di area Cisauk, permintaan terbesar berasal dari kelas menengah, menengah-atas, dengan proporsi paling tinggi sebesar 37,9% di rentang harga Rp1 miliar-Rp3 miliar dan 35,4% untuk segmen harga Rp 400 juta-Rp 1 miliar.

Dibandingkan daerah lainnya, Cisauk merupakan area yang relatif baru berkembang, didukung oleh beroperasinya pintu tol BSD Barat, yang lebih jauh pintu tol ini akan tersambung hingga Legok, Balaraja dan terhubung ke Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

Hal ini akan mendorong kawasan Cisauk memiliki aksesibilitas yang semakin baik dan mudah dijangkau ke depannya.

 


Rumah di Cisauk Seharga Rp 5 Miliar

Pengunjung melihat maket rumah di pameran Indonesia Property Expo (IPEX) 2017 di JCC, Senayan, Jakarta, Jumat (11/8). Pameran proyek perumahan ini menjadi ajang transaksi bagi pengembang properti di seluruh Indonesia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Rumah123 juga mencatat properti dengan harga di atas Rp 5 miliar di kawasan Cisauk juga mencatatkan proporsi permintaan rendah dibandingkan area lain, hanya 2,6%, dibandingkan dengan Kelapa Dua yang mencapai 9,7%, Serpong 15,9%, Serpong Utara 22,9% dan Pagedangan 16,9%.

Hal ini juga terkait dengan keterbatasan suplai yang ada pada rentang harga tersebut. Kedepannya seiring dengan perkembangan infrastruktur dan semakin berkembangnya proyek berskala kota di area tersebut, maka proporsi dapat berubah dan bergeser ke arah segmen menengah-atas hingga atas.

Pencari properti di Tangerang umumnya berasal dari rentang usia 25-34 tahun (37%), diikuti kelompok usia 45-54 tahun (25,2%), 35-44 tahun (18,3%), 18-24 tahun (14,6%) dan 55-64 tahun (4,9%). Dan dari asal domisili, para pencari properti di Tangerang didominasi pencari asal Jakarta 46,8%, kemudian dari warga Tangerang itu sendiri sebesar 21% dan asal Tangerang Selatan 14,9%.

Temuan ini mencerminkan keinginan generasi muda dewasa yang telah memiliki daya beli untuk menjadikan Tangerang sebagai pilihan utama lokasi tempat tinggal.

 


Karena Harga Terjangkau

Pengunjung mendapatkan penjelasan saat pameran properti di Jakarta, Kamis (21/11/2019). Pemerintah mempermudah akses kepemilikan rumah layak huni dan terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dengan menurunkan persyaratan uang muka atau down payment (DP). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dari segi asal, ini menunjukkan bahwa banyak pencari properti dari Jakarta yang tertarik untuk tinggal di Tangerang, kemungkinan besar karena faktor harga yang lebih terjangkau, aksesibilitas yang baik, dan perkembangan infrastruktur yang pesat.

Ditambah bisa juga dipicu kebutuhan untuk menghindari kepadatan pusat kota dengan mencari lingkungan yang lebih nyaman, kemudahan akses transportasi dan fasilitas publik agar tetap terjangkau dengan pusat kota.

“Area Tangerang menegaskan posisinya sebagai salah satu kota satelit penyangga Jakarta yang sudah berkembang sejak lama dibandingkan kota satelit lain, seperti Bogor dan Depok. Pengembangan berskala besar di area Tangerang, berdampak pada percepatan pertumbuhan harga di area ini. Dengan adanya fasilitas yang komprehensif dan lebih superior dibandingkan area-area lain di Bodetabek, Tangerang terus menjadi area paling dicari masyarakat dalam mencari hunian,” kata dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya