Liputan6.com, Jakarta Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman tengah menggencarkan program pompanisasi guna menggenjot upaya swasembada pangan Indonesia dan mengantisipasi El Nino.
Bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi), Amran meninjau program pompanisasi di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah pada pertengahan pekan ini.
Advertisement
Amran mengungkapkan, terdapat 30 pompa yang dibangun untuk mengairi lahan seluas 435 hektar di wilayah tersebut. Program pompanisasi itu digencarkan untuk mengantisipasi dampak El Nino sekaligus upaya mendorong perwujudan swasembada pangan.
"Wilayah ini memiliki potensi luas sawah tadah hujan 7.620 hektar, dimana 30 pompa yang tersedia ini mampu mengairi lahan seluas 435 hektar dan diharapkan mampu meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) dari 100 ke IP 300 dengan sumber air berasal dari Sungai Peang," ungkap Amran dalam keterangannya.
Lebih lanjut Amran mengatakan bahwa pompanisasi telah meningkatkan produksi Gabah Kering Giling (GKG) secara signifikan yakni sebesar 2.784 ton atau naik sekitar 9,82 persen dari tahun sebelumnya.
"Setiap pompa memiliki target luas pelayanan yang ambisius, dengan masing-masing pompa 3 inch mampu mengairi 10 hektar per musim tanam, sementara pompa 4 inch mampu menggarap 15 hektare dengan total luas 1.215 hektar untuk tiga musim tanam," lanjut Amran menambahkan.
Sementara itu Presiden Jokowi yang juga bersama di lokasi mengatakan yakin program tersebut dapat terus meningkatkan produksi, di tengah ancaman kekeringan. Jokowi mengungkapkan, pemerintah telah mendistribusikan 20 ribu pompa ke seluruh Indonesia dan jumlahnya akan ditambah menjadi 70 unit.
"Di seluruh tanah air akan disiapkan kurang lebih 20.000 hinga 70.000. Pertama 20.000 dulu, kemudian berikutnya akan menuju ke angka 70.000 dengan pompa air yang dibawah dan tidak bisa naik ke atas bisa kita salurkan," ujarnya Jokowi.
Apresiasi
Presiden Jokowi pun mengapresiasi program pompanisasi itu sudah terbukti mampu meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) dari hanya satu kali tanam menjadi tiga kali dalam setahun.
"Dengan pompa pertanaman yang sebelumnya satu kali bisa jadi dua atau tiga. Ini kan menaikkan produktivitas para petani dan sangat bagus sekali, selain masalah-masalah yang lain yang berkaitan dengan pupuk juga terus kita pantau agar tepat waktu," tutup Jokowi.
Advertisement