Seperti Apa Penyakit TBC Paru? Kenali 7 Gejalanya

Segera konsultasikan ke dokter jika dicurigai muncul gejala TBC paru. Semakin cepat terdeteksi, semakin cepat pula penanganan dan mencegah penyakit semakin parah.

oleh Arie Nugraha diperbarui 02 Jul 2024, 09:00 WIB
Perlu diketahui gejala utama pasien TBC paru, yaitu batuk berdahak selama dua minggu atau lebih.

Liputan6.com, Bandung - TBC atau tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosa yang menyerang bagian tubuh tertentu.

Penyakit ini paling sering menyerang paru-paru sehingga lebih lanjut disebut dengan penyakit TBC paru atau disingkat TB paru.

Menurut dr. Ahmad Muhlisin di laman Honest Docs, seseorang dapat terkena penyakit TBC saat menghirup tetesan kecil (droplet) di udara yang dihembuskan oleh seseorang yang memiliki penyakit TBC ketika mereka batuk, bersin, tertawa, atau berteriak.

"Kuman TBC dapat mengapung di udara selama beberapa jam, sehingga bisa terhirup bahkan ketika orang yang sakit sudah tidak ada lagi di ruangan itu," terangnya dicuplik Rabu, 26 Juni 2024.

Walaupun kuman sudah masuk, tidak serta merta kita akan terkena penyakit TBC. Pasalnya, tubuh memiliki sistem kekebalan tubuh yang apabila berhasil menangkalnya maka tidak akan terserang TBC.

Namun sebaliknya, kalau gagal, bakteri penyebab TBC akan menginfeksi dan timbullah gejala penyakit TBC. Kondisi ini disebut dengan TB paru aktif.

Orang yang sudah terkena TBC pun tidak semuanya menunjukkan gejala TBC paru yang khas, karena bisa saja kuman sedang tidak giat alias tertidur.

"Kondisi ini disebut TB paru laten. Jenis TB paru ini tidak dapat menular ke orang lain, namun kuman masih tetap bersarang," ungkap Ahmad.

Jenis penyakit TBC yang menunjukkan gejala adalah tipe TBC paru aktif. Namun, perlu diketahui bahwa ada kondisi lain yang gejalanya mirip dengan TBC, yakni pneumonia dan kanker paru-paru.

 

Simak Video Pilihan Ini:


Gejala TBC

Gejala TBC paru dimulai secara bertahap selama periode mingguan atau bulanan. Pada awalnya, Anda mungkin mengalami satu atau dua gejala ringan yang bahkan membuat tidak sadar bahwa Anda tengah memiliki penyakit TBC.

Berikut 7 gejala khas penyakit TBC paru:

1. Batuk yang berlangsung lama, rata-rata di atas 3 minggu

2. Batuk berdahak tebal, keruh, dan kadang-kadang berdarah

3. Demam ringan terkadang menggigil

4. Keringatan di malam hari

5. Kehilangan nafsu makan dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan

6. Sesak napas dan nyeri dada

7. Kelelahan dan kelemahan

"Jika Anda mengalami gejala-gejala di atas, maka perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter," saran Ahmad.

Selain melakukan pemeriksaan fisik dan wawancara medis, dokter juga akan melakukan serangkaian pemeriksaan penunjang seperti:

- Pemeriksaan dahak. Dahak diambil setidaknya 3 kali, saat pertama kali berkunjung (sewaktu), dahak pagi hari, dan dahak pada saat kunjungan berikutnya. Hal ini dikenal dengan istilah S-P-S (sewaktu-pagi-sewaktu). Dahak akan diperiksa dibawah mikroskop untuk melihat ada tidaknya bakteri Mycobacterium tuberculosa atau Baksil Tahan Asam (BTA).

- Pemeriksaan rontgen. Foto x-ray atau rontgen dada dilakukan untuk melihat kondisi paru-paru. Hal ini juga dapat diketahui TBC sedang aktif atau tidak.

- Pemeriksaan kulit. Dikenal dengan tes tuberkulin, dilakukan dengan cara menyuntikkan zat ke dalam kulit lalu dilihat hasilnya oleh dokter setelah 3 hari. Biasanya dilakukan untuk mendiagnosis TBC pada anak-anak.

"Ketika didiagnosis TBC paru, dokter akan memulai pengobatan dengan meresepkan obat paket selama 6 bulan tanpa boleh putus," sebut Ahmad.

Dengan pengobatan yang tepat dan kepatuhan pasien, penyakit TBC paru dapat disembuhkan dengan baik. Namun, apabila hasilnya negatif, maka lakukanlah langkah pencegahan.


Cara Mencegah Penyakit TBC Paru

Anda dapat menghindari TBC dengan menjaga jarak atau tinggal jauh dari orang-orang yang memiliki penyakit ini.

Terkadang hal ini tidak mungkin untuk dilakukan ketika Anda dapat bekerja di sebuah rumah sakit, klinik, fasilitas perawatan, penjara, atau penampungan tunawisma di mana banyak orang yang terkena TBC.

Atau mungkin saat ini Anda sedang merawat teman atau anggota keluarga yang mengidap penyakit ini.

Berikut tips mencegah TBC dalam situasi seperti itu:

- Hindari bercengkrama di kamar tertutup dengan seseorang yang memiliki penyakit TBC

- Atur sirkulasi ruangan sehingga udara keluar masuk dengan lancar- Menggunakan masker apabila kontak dekat tak bisa dihindari

Segera konsultasikan ke dokter jika dicurigai muncul gejala TBC paru. Semakin cepat terdeteksi, semakin cepat pula penanganan dilakukan dan mencegah penyakitnya semakin parah.

"Kuman TBC ditularkan melalui kontak udara ketika orang dengan TBC aktif sedang batuk atau bersin. Aktivitas tersebut menyebarkan cairan pernapasan ke udara dan dihirup oleh orang lain," tegas Ahmad.

Seseorang lebih mungkin untuk mengembangkan TBC dari kontak dengan orang yang tinggal atau bekerja bersama dalam satu ruangan daripada dari orang asing.

Ada beberapa kelompok orang yang lebih rentan terhadap infeksi tuberkulosis, yaitu:

- Lansia

- Orang yang terinfeksi HIV atau AIDS

- Bayi

- Penderita kanker, diabetes, penyakit ginjal, atau penyakit autoimun

- Penderita kurang gizi

Orang-orang dengan kondisi tersebut berisiko lebih tinggi tertular infeksi TBC karena sistem kekebalan tubuhnya cenderung lemah.

"Akibatnya, tubuhnya akan lebih sulit menekan pertumbuhan bakteri TBC," terang Ahmad.

 


Pembunuh Terbesar

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), TBC merupakan pembunuh terbesar kedua secara global yang disebabkan oleh organisme menular.

Untungnya, penyakit ini dapat disembuhkan dan dicegah asalkan melakukan langkah-langkah mencegah penularan TBC yang efektif sebagai berikut:

1. Jaga jarak dengan penderitaJika salah satu diduga memiliki TBC aktif atau telah menerima pengobatan tetapi masih kurang dari 2 minggu, orang lain harus lebih berhati-hati dan sebaiknya menjaga jarak dengan penderita TBC. Pasalnya, beberapa kuman yang terhirup oleh orang sehat dapat menyebabkan orang tersebut terinfeksi.

Selain itu, memakai masker wajah dan sarung tangan juga dapat meminimalkan risiko penularan TBC.

2. Harus ekstra hati-hati jika berisiko tinggiJika Anda termasuk kelompok berisiko, seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, sebaiknya hindari kontak langsung dengan penderita TB. Selain itu, orang yang tinggal dalam satu ruangan yang dekat dengan orang lain seperti di penjara, rumah-rumah kecil, tempat penampungan, atau sejenisnya juga harus mendapat perhatian ekstra.

3. Berhati-hati saat melancong ke daerah yang berisiko tinggiOrang yang bepergian ke negara-negara yang paling terpengaruh oleh TBC, khususnya Afghanistan, Angola, Bangladesh dan negara-negara kurang berkembang lainnya, harus mendapatkan pemeriksaan rutin dan mengambil tindakan pencegahan ekstra untuk mengurangi paparan infeksi TB aktif.

4. Menerapkan pola hidup sehatSalah satu cara yang paling efisien untuk mencegah TBC adalah menjaga gaya hidup sehat. Mulai dari makan makanan yang sehat dan bergizi seimbang, olahraga teratur, tidur cukup, mengembangkan kebersihan pribadi yang baik, dan tidak mengonsumsi zat berbahaya seperti alkohol, narkoba dan rokok.

5. Vaksinasi BCGJika ternyata kontak dengan penderita TB begitu tinggi, maka diperlukan langkah pencegahan yang lebih ketat yaitu dengan vaksin TBC, atau juga disebut dengan Bacilli Calmette-Guerin (BCG). Vaksin ini terutama digunakan di negara-negara berisiko tinggi. Namun, mencegah penularan TBC dengan vaksin BCG pada orang dewasa tidak seefektif jika diberikan saat bayi.

 


Penanganan Tuberkulosis Laten

Jika didiagnosis positif infeksi TB laten, diperlukan langkah-langkah untuk mencegah penularan TBC ke orang lain, di antaranya:

1. Lindungi anggota keluarga dan temanMeskipun infeksi TB laten tidak dapat ditularkan kepada orang lain, ada kemungkinan jenis TBC tersebut berubah menjadi TB aktif.

Oleh karena itu, melindungi teman-teman dan anggota keluarga dari kemungkinan penularan TBC harus menjadi perhatian penting. Hal ini dapat dicapai dengan:

- Memakai masker wajah ketika Anda berkomunikasi dengan orang lain

- Tinggal di rumah sampai pengobatan telah dilakukan

- Menjaga ruang ventilasi untuk memungkinkan dispersi terbatas bakteri TB, karena mereka memiliki kecenderungan untuk menyebar dengan mudah melalui udara dengan sirkulasi buruk- Menutupi mulut dengan tisu atau kain ketika batuk, bersin, atau tertawa dan kemudian membuang tisu yang kotor

2. Ikuti pengobatan yang dianjurkanKunci terpenting untuk mengobati TBC adalah minum obat TBC hingga tuntas sesuai anjuran dokter. Jika pengobatan dihentikan sebelum waktu yang ditentukan atau ada dosis yang dilewati, maka bakteri tuberkulosis akan lebih kuat dan mampu menahan obat TBC (resisten). Beberapa dapat mengembangkan mutasi resisten, sehingga lebih sulit untuk mengobatinya di kemudian hari. (Arie Nugraha)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya