Kapan Tahun Baru Islam 1446 H? Ini 12 Amalan Muharram yang Jangan Dilewatkan

Tahun baru Hijriah menjadi momentum yang dinantikan umat Islam. Sepekan menjelang tahun baru, muslim telah bersiap menyambut pergantian tahun dengan riang gembira.

oleh Muhamad Husni Tamami diperbarui 01 Jul 2024, 11:30 WIB
Ilustrasi ucapan Tahun Baru Islam, 1 Muharam (Islamic year vector created by freepik - www.freepik.com)

Liputan6.com, Jakarta - Dzulhijjah adalah bulan terakhir dalam penanggalan Hijriah. Saat ini bulan Dzulhijjah 1445 H telah memasuki pekan terakhir. Itu artinya, tahun baru Islam 1446 H sebentar lagi akan tiba.

Tahun baru Hijriah menjadi momentum yang dinantikan umat Islam. Sepekan menjelang tahun baru, muslim telah bersiap menyambut pergantian tahun dengan riang gembira. 

Sejatinya tahun baru Islam tidak kalah meriahnya dengan tahun baru Masehi. Umat Islam bisa merayakan pergantian tahun ini dengan berbagai acara, seperti perlombaan, pawai obor, dan lainnya.

Menjadi momen yang sangat ditunggu, lantas kapan tahun baru Islam 1446 H?

Jika merujuk kalender Hijriah yang dikeluarkan Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia, tahun baru Islam 1446 H jatuh pada Ahad, 1 Muharram 1446 H atau 7 Juli 2024. Awal tahun baru sudah masuk sejak Sabtu, 6 Juli 2024 petang. 

 

Saksikan Video Pilihan Ini:


Amalan Muharram

Ilustrasi ucapan tahun baru Islam (Photo by Rayn L on Pexels)

Selain mengetahui kapan tahun baru Islam 1446 H, muslim juga perlu tahu amalan apa saja yang dapat dilakukan di bulan Muharram, mengingat Muharram adalah bulan pertama dalam kalender Hijriah.

Mengutip NU Online Lampung, setidaknya ada 12 amalan yang dianjurkan dilakukan pada bulan Muharram. Berikut daftarnya.

1. Melakukan salat

2. Berpuasa

3. Menyambung silaturahim

4. Bersedekah

5. Mandi

6. Memakai celak mata

7. Berziarah kepada ulama (baik yang hidup maupun yang meninggal)

8. Menjenguk orang sakit

9. Menambah nafkah keluarga

10. Memotong kuku

11. Mengusap kepala anak yatim

12. Membaca Surat al-Ikhlas sebanyak 1000 kali.


Nadham Syekh Abdul Hamid tentang Amalan Muharram

Ilustrasi ucapan tahun baru Islam (Photo by Khusen Rustamov on Pixabay)

Untuk mempermudah ingatan, sebagian ulama mengawetkannya dalam bentuk nadham, sebagaimana yang dilakukan Syekh Abdul Hamid dalam kitabnya Kanzun Naja was Surur Fi Ad'iyyati Tasyrahus Shudur. 

 فِى يوْمِ عَاشُوْرَاءَ عَشْرٌ تَتَّصِلْ * بِهَا اثْنَتَانِ وَلهَاَ فَضْلٌ نُقِلْ

صُمْ صَلِّ صَلْ زُرْ عَالمِاً عُدْ وَاكْتَحِلْ * رَأْسُ الْيَتِيْمِ امْسَحْ تَصَدَّقْ وَاغْتَسِلْ

وَسِّعْ عَلَى اْلعِيَالِ قَلِّمْ ظُفْرَا * وَسُوْرَةَ الْاِخْلاَصِ قُلْ اَلْفَ تَصِلْ   

Artinya: "Ada sepuluh amalan di dalam bulan ‘asyura, yang ditambah lagi dua amalan lebih sempurna. Puasalah, shlatlah,sambung silaturrahim, ziarah orang alim, menjengk orang sakit dan celak mata. Usaplah kepala anak yatim, bersedekah, dan mandi, menambah nafkah keluarga, memotong kuku, membaca surat al-Ikhlas 1000 kali."

Demikian penjelasan soal tahun baru Islam dan amalan di bulan Muharram. Wallahu’alam.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya