Liputan6.com, Makassar - Literasi Anak Maluku (LAM) menggelar diskusi Papua Perlu Damai (PAPEDA) di Cafe Pelangi, Jalan Bontolempangan, Kota Makassar pada Sabtu (29/6/2024). Kegiatan itu dihadiri oleh puluhan anggota ormas dan aliansi mahasiswa yang menaruh perhatian untuk tanah Papua.
Kegiatan yang mengangkat tema Merangkai Indahnya Kebhinekaan Wujudkan Kebersamaan dan Kemanusiaan Dalam Bingkai NKRI ini dihadiri oleh DPD GBNN Sulawesi Selatan, DPC GBNN Kota Makassar, BARAK Sulsel, Front Mahasiswa Timur Indonesi (FMTI), Brigade Muslim Indonesia ( BMI ), perwakilan dari sejumlah kampus dan masyarakat.
Advertisement
Ketua LAM, Julia menjelaskan bahwa dirinya terpanggil untuk menggelar diskusi Papua Perlu Damai ini bermula dari keresahan melihat tanah Papua yang tak kunjung harmonis. Ia menjelaskan diskusi ini banyak membahas tentang persoalan kemanusiaan yang terjadi di Papua.
"Sebagai sesama mahasiswa dan sesama Ras Melanesia, terkait perkembangan yang terjadi di tanah Papua belakangan ini, Diskusi kebangsaan seperti ini sangat perlu dilakukan mengingat banyaknya masalah-masalah yang terjadi khususnya di tanah Papua," kata Julia saat menjadi moderator dalam diskusi tersebut.
"Selain itu, diskusi ini untuk membahas hal-hal mengenai persoalan kemanusiaan dan sejarah yang sebenarnya agar dapat menyikapi dengan baik dan ikut menciptakan harmonisasi dan perdamaian dengan tepat terkait persoalan yang ada di Papua," tambahnya.
Julia menegaskan bahwa Papua secara sah merupakan bagian dari NKRI. Hal itu juga telah mendapatkan pengakuan pada Resolusi PBB 2504. Ia pun menilai bahwa apa yang terjadi di Papua saat ini hanyalah provokasi semata.
"Adanya pihak-pihak yang dengan sengaja melakukan provokasi terhadap kelompok-kelompok masyarakat Papua sangat meresahkan," ucapnya.
Ironisnya, provokasi yang menginginkan Tanah Papua merdeka dan memisahkan diri dari NKRI itu belakangan tak hanya bergerak di Papua saja. Pergerakan itu bahkan kini sudah dilakukan di luar tanah Papua, termasuk Kota Makassar .
"Bahkan ada pihak-pihak yang dengan sengaja menaburkan pengaruh tentang gerakan Papua Merdeka sampai ke tanah Makassar ini, olehnya itu kami sangat prihatin dan berupaya bersama dengan teman-teman Ormas agar bisa menjadi garda terdepan dalam menghalau kelompok-kelompok yang dengan sengaja ingin memecah belah bangsa ini," tambahnya.
Kedamaian Papua Impian Banyak Orang
Sementara itu, Penasihat BARAK Umar Hankam menyebut bahwa ada banyak gerakan-gerakan dari sejumlah kelompok yang mencoba memberikan pengaruh terhadap ideologi Papua merdeka sejak tahun 1970-an. Parahnya, kelompok-kelompok tersebut hingga kini masih leluasa mengadu domba masyarakat di Papua dengan ideologi yang bertentangan dengan NKRI tersebut.
"Dengan berbagai faksi-faksi yang berada didalam papua maupun di luar negeri hal ini karena kurangnya pemahaman tentang sejarah yang benar da saaling menonjolkan pengaruh kelompok masing-masing sehingga kelompok luar dapat dengan mudah merongrong bangsa ini melalui penanaman ideologi yang salah terhadap masyarakat Papua," kata Umar yang juga merupakan narasumber dalam kegiatan itu.
Terpisah, Pengurus FMTI Dami Were menyambut baik diskusi Papua Perlu Damai ini. Menurut dia, Papua saat ini sangat membutuhkan kedamaian dan kemajuan agar masyarakat bisa hidup lebih baik ke depannya.
"Sebagai orang Papua, ini merupakan cita-cita saya agar Papua damai sehingga masyarakat dapat merasakan kehidupan yang layak dan sejahtera, secara pribadi berprinsip netral dan tidak memihak ke salah satu kelompok. Kami hanya berpihak untuk kemajuan dan kedamaian untuk Papua kedepannya," aku Ketua LPMM ini.
Simaklah video pilihan berikut ini:
Advertisement