Pengamat Sebut Anies dan PDIP Akan Saling Membutuhkan di Pilkada Jakarta

Pengamat politik Arifki Chaniago mengatakan, Anies Baswedan dan PDIP akan saling membutuhkan di Pilkada Jakarta.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 30 Jun 2024, 10:35 WIB
Anies Baswedan usai hadir di Silaturahmi dan Perayaan Hari Raya Idul Adha bersama Masyarakat Peduli Jakarta, Pekayon Raya, Jakarta Selatan, Rabu (19/6/2024). (Liputan6.com/Winda Nelfira)

Liputan6.com, Jakarta Pengamat politik Arifki Chaniago mengatakan, Anies Baswedan dan PDIP akan saling membutuhkan di Pilkada Jakarta.

Pasalnya, bisa menghadirkan sosok oposisi bagi pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka ke depan.

"Posisi Anies mirip dengan PDIP yang berkemungkinan oposisi jika tidak memperoleh ruang koalisi dan komunikasi dari Prabowo," kata dia Minggu (30/6/2024).

Memang ada sosok dari PDIP yaitu Basuki Tjahja Purnama alias Ahok yang berpeluang untuk maju. Namun, Ahok dan Anies tak bisa bersama lantaran terganjal aturan yang ada.

"Jika Anies dan Ahok berlawanan di Jakarta tentu merugikan jika Prabowo-Gibran punya figur lain di Jakarta," ungkap Arifki.

Karena itu, kontestasi Pilkada Jakarta 2024 ini tergantung dari Langkah Anies dan PDIP ke depan.

"Artinya sikap PDIP terhadap Ahok dan Anies bakal menentukan kemana arah koalisi politik di Pilkada Jakarta,” tegas Direktur Eksekutif Aljabar Strategic Indonesia ini.

"Pilkada Jakarta ini menarik, bisa menjadi momentum Anies didukung oleh PDIP. Atau pada sisi lainnya, Anies didukung lagi oleh Prabowo. Kemungkinan tersebut masih terbuka saja," sambungnya.

Sebelumnya, Sekjen PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto tidak menampik bakal ada pergeseran kerja sama partai politik (parpol) di Pilkada serentak usai Pilpres 2024. Sebab, kata Hasto ada dinamika politik yang terjadi.

Oleh sebab itu, kata Hasto partainya terbuka untuk menjalin kerja sama dengan partai manapun. Meski begitu, soal Pilkada Jakarta dan wilayah strategis lainnya PDIP menunggu arahan dari Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Umum PDIP.

"Kerja sama politik terhadap wilayah-wilayah yang sangat strategis itu kami menunggu arahan dari Ketua Umum PDI Perjuangan Ibu Megawati yang terus mencermati hari ke hari seluruh dinamika politik yang berkembang," kata Hasto di Parkir Timur, GBK, Sabtu (29/6/2024).

 


PDIP Terus Bangun Komunikasi

Terlebih, kata Hasto, PDIP sedang menghadapi tantangan internal dan eksternal akibat situasi geopolitik Tanah Air. Sehingga, perspektif historis juga menjadi pijakan oleh PDIP dalam menjalin kerja sama.

"Sehingga partai-partai yang telah lolos di dalam ujian-ujian melalui Pemilu yang lalu, tentu PDI Perjuangan membangun komunikasi, karena pergeseran ini disertai dengan suatu kesadaran," kata dia.

"Di satu sisi PDI Perjuangan kokoh dari aspek ideologi core values dari basis partai. Tapi di sisi lain itu juga membuka suatu ruang kerja sama mengingat tantangan-tangan ke depan tidak lah ringan," sambungnya.

Selain itu, lanjut Hasto partainya juga mempertimbangkan persoalan ekonomi hingga pangan. Kemudian, PDIP juga bakal mendengarkan aspirasi akar rumput terlebih dahulu.

"PDIP tidak akan membangun kerja sama sekiranya ada persoalan-persoalan yang disuarakan oleh akar rumput. Tapi prinsipnya kami terbuka di dalam kerja sama politik," ucap dia.


Demi Golden Ticket

Sekjen Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Aboe Bakar Al Habsyi mengatakan, partainya terbuka untuk berkoalisi dengan PDIP mendukung Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024.

Aboe bilang sempat berkomunikasi dengan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.

"Welcome saja (PDIP), kita enggak ada masalah, kita sama Hasto biasa saja ngobrol-ngobrol. Apapun jadinya kalau Anies bisa merangkul semua pihak ya Alhamdulillah," kata Aboe ditemui usai acara Penutupan Sekolah Kepemimpinan PKS, Kamis (27/6/2024).

Menurut Aboe, bersatunya PKS dan PDIP bakal jadi tiket emas bagi calon yang diusung maju Pilkada Jakarta 2024.

"Golden ticket, golden ticket. Ya itu yang terbaik, itu yang terbaik," ujarnya.

Aboe menilai, PDIP akan memberikan nilai tambah yang cukup besar jika bergabung dengan PKS. Bahkan, Aboe melabeli PDIP sebagai 'adik' karena karena perolehan kursinya di DPRD DKI Jakarta berada di bawah PKS.

Adapun PDIP pada pemilihan legislatif (Pileg) 2024 memperoleh 15 kursi untuk DPRD DKI Jakarta. Sedangkan PKS merupakan partai pemenang dengan jumlah 18 kursi di DPRD DKI Jakarta.

"Di DKI juga kan dia (PDIP) punya suara, hormati dong. Ya, adik kita kan (PDIP), kita 18," kata dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya