Liputan6.com, Cilacap - Membaca Al-Qur’an merupakan salah satu dari sekian banyak amalan mulia yang dapat dilakukan oleh seorang Muslim.
Amalan ini akan mendatangkan fadhilah dan pahala bagi para pembacanya. Meskipun pembacanya tersebut tidak mengetahui artinya, namun tetap akan mendapatkan pahala.
Baca Juga
Advertisement
Membaca Al-Qur’an dapat dilakukan kapan saja. Bisa pada waktu malam, pagi atau malam hari. Boleh juga setelah sholat fardlu atau sunnah. Boleh juga tidak dalam kondisi demikian.
Berikut ini akan dipaparkan keutamaan atau fadhilah membaca Al-Qur’an berdasarkan hadis-hadis Rasulullah SAW.
Simak Video Pilihan Ini:
Macam Cara Membaca Al-Qur'an
Menukil laman kemenag.go.id, mengenai keutamaan membaca Al-Quran Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, Agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.” (QS. Faathir: 29-30).
Syaikh Ibnu Utsaimin menjelaskan bahwa membaca kitab Allah ada dua macam:
Pertama, membaca hukmiyyah, yakni membenarkan berita-berita yang ada dan melaksanakan hukumnya dengan menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya.
Kedua, membaca lafzhiyyah, yakni membaca lafaznya. Telah datang nash-nash yang cukup banyak menerangkan tentang keutamaannya, baik membaca secara umum isi Alquran, surat tertentu maupun ayat tertentu (lih. Majaalis Syahri Ramadhan, tentang Fadhlu tilaawatil Qur'an).
Advertisement
Fadhilah Dahsyat Membaca Al-Qur'an
Berikut ini beberapa fadhilah membaca Al-Quran:
1. Sebaik-baik manusia adalah orang yang belajar Alquran dan mengajarkannya.
Rasulullah SAW bersabda:“Sebaik-baik kamu adalah orang yang belajar Alquran dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari).
Hal itu dikarenakan Alquran adalah firman Allah Rabbul „aalamin. Alquran merupakan ilmu yang paling utama dan paling mulia, oleh karena itu orang yang mempelajari dan mengajarkannya adalah orang yang terbaik di sisi Allah Ta?ala.
2. Alquran adalah sebaik-baik ucapan Allah 'Azza wa Jalla berfirman:“Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Quran.” (QS. Az Zumar: 23).
Rasulullah SAW bersabda:
“Amma ba'du, sesungguhnya sebaik-baik ucapan adalah kitab Allah, sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad, seburuk-buruk urusan adalah perbuatan yang diada-adakan (dalam agama) dan semua bid?ah adalah sesat.” (HR. Muslim).
Imam Syafi'i dan ulama lainnya berpendapat bahwa membaca Alquran merupakan dzikr yang paling utama.
3. Orang yang mahir membaca Alquran akan bersama para malaikat.
Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda:“Orang yang lancar membaca Alquran akan bersama malaikat utusan yang mulia lagi berbakti, sedangkan orang yang membaca Alquran dengan tersendat-sendat lagi berat, maka ia akan mendapatkan dua pahala.” (HR. Muslim).
Orang yang tersendat-sendat dalam membaca Alquran mendapatkan dua pahala adalah hasil dari membaca Alquran dan karena telah bersusah payah untuknya.
4. Orang yang membaca Alquran diibaratkan seperti buah utrujjah yang luarnya wangi dan dalamnya manis.
Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda,
“Perumpamaan orang mukmin yang membaca Alquran adalah seperti buah utrujjah; aromanya wangi dan rasanya enak. Orang mukmin yang tidak membaca Alquran adalah seperti buah kurma; tidak ada wanginya, tetapi rasanya manis. Orang munafik yang membaca Alquran adalah seperti tumbuhan raihaanah (kemangi); aromanya wangi tetapi rasanya pahit, sedangkan orang munafik yang tidak membaca Alquran adalah seperti tumbuhan hanzhalah; tidak ada wanginya dan rasanya pahit.” (HR. Bukhari-Muslim).
5. Alquran akan memberi syafaat kepada pembacanya.
Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda:“Bacalah Alquran, karena ia akan datang pada hari kiamat memberikan syafaat kepada pembacanya.” (HR. Muslim).
6. Membaca satu atau dua ayat Alquran lebih baik daripada memperoleh satu atau dua ekor onta yang besar
Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam pernah bersabda kepada para sahabat:
“Siapakah di antara kalian yang suka berangkat pagi setiap hari ke Bathhan atau „Aqiq dan pulangnya membawa dua onta yang besar punuknya tanpa melakukan dosa dan memutuskan tali silaturrahim?” Para sahabat menjawab, “Wahai Rasulullah, kami suka hal itu.” Beliau bersabda: “Tidak adakah salah seorang di antara kamu yang pergi ke masjid, lalu ia belajar atau membaca dua ayat Alquran? Yang sesungguhnya hal itu lebih baik daripada memperoleh dua ekor onta, tiga ayat lebih baik daripada tiga ekor onta, empat ayat lebih baik daripada empat ekor onta dan (jika lebih) sesuai jumlah itu dari beberapa ekor onta.” (HR. Muslim).
Turunnya Rahmat dan Pahala Berlipat Ganda
7. Rahmat dan ketentraman akan turun ketika berkumpul membaca Al-Quran.
Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda:“Tidaklah berkumpul sebuah kaum di salah satu rumah Allah, mereka membaca kitab Allah dan mempelajarinya, kecuali akan turun ketentraman kepada mereka, diliputi oleh rahmat, dikelilingi oleh para malaikat dan Allah akan menyebut mereka ke hadapan makhluk di sisi-Nya.” (HR. Muslim).
8. Karena kemuliaan Al-Quran. Tidak pantas bagi yang telah menghapalnya mengatakan “Saya lupa ayat ini dan itu”, tetapi hendaknya mengatakan “Ayat ini telah terlupakan.”
Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda:“Janganlah salah seorang di antara kamu berkata: “Saya lupa ayat ini dan ini”, bahkan ayat itu telah dilupakan.” (HR. Muslim).
Syaikh Ibnu Utsaimin berkata, “Hal itu karena ucapan “saya lupa” terkesan adanya sikap tidak peduli dengan ayat Alquran yang dihapalnya sehingga ia pun melupakannya.”
9. Membaca satu huruf Alquran akan memperoleh sepuluh kebaikan.
Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda:“Barangsiapa yang membaca satu huruf dari kitab Allah, maka ia akan mendapatkan satu kebaikan dengan huruf itu, dan satu kebaikan akan dilipatgandakan menjadi sepuluh. Aku tidaklah mengatakan Alif Laam Miim itu satu huruf, tetapi alif satu huruf, lam satu huruf dan Mim satu huruf.” (HR. Tirmidzi).
10. Al-Quran merupakan tali Allah
Ali bin Abi Thalib berkata, “Alquran adalah Kitabullah, di dalamnya terdapat berita generasi sebelum kalian, berita yang akan terjadi setelah kalian dan sebagai hukum di antara kalian. Alquran adalah keputusan yang serius bukan main-main, barangsiapa meninggalkannya dengan sombong pasti dibinasakan Allah, barangsiapa mencari petunjuk kepada selainnya pasti disesatkan Allah. Dialah tali Allah yang kokoh, peringatan yang bijaksana dan jalan yang lurus. Dengan Alquran hawa nafsu tidak akan menyeleweng dan lisan tidak akan rancu. Paraulama tidak akan merasa cukup (dalam membacanya dan mempelajarinya), Alquran tidak akan usang karena banyak pengulangan, dan tidak akan habis keajaibannya. Dialah Alquran, di mana jin tidak berhenti mendengarnya sehingga mereka mengatakan;
“Sungguh kami mendengar Alquran yang penuh keajaiban, menunjukkan ke jalan lurus, maka kami beriman kepadanya”. Barangsiapa yang berkata dengannya pasti benar, barangsiapa beramal dengannya pasti diberi pahala, barangsiapa berhukum dengannya pastilah adil, dan barangsiapa mengajak kepadanya pastilah ditunjuki ke jalan yang lurus.”
Advertisement
Ditinggikan Derajatnya oleh Allah SWT
11. Pembaca Alquran akan ditinggikan derajatnya
Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda:“Akan dikatakan kepada pembaca Alquran “Bacalah dan naiklah (ke derajat yang tinggi), serta tartilkanlah sebagaimana kamu mentartilkannya ketika di dunia, karena kedudukanmu pada akhir ayat yang kamu baca.” (Hasan shahih, HR. Tirmidzi).
12. Dengan Al-Quran, Allah meninggikan suatu kaum dan dengannya pula Allah merendahkan suatu kaum
Rasulullah SAW bersabda:“Sesungguhnya Allah meninggikan suatu kaum karena Alquran ini dan merendahkan juga karenanya.” (HR. Muslim).
Yakni bagi orang yang mempelajari Alquran dan mengamalkan isinya, maka Allah akan meninggikannya. Sebaliknya, bagi orang yang mengetahuinya, namun malah mengingkarinya, maka Allah akan merendahkannya.
13. Orang yang membaca Alquran secara terang-terangan seperti bersedekah secara terang-terangan
Rasulullah SAW bersabda:
“Orang yang membaca Alquran terang-terangan seperti orang yang bersedekah terang-terangan, dan orang yang membaca Alquran secara tersembunyi seperti orang yang bersedekah secara sembunyi.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi dan Nasa?i, lihat Shahihul Jaami?: 3105).
Oleh karena itu, bagi orang yang khawatir riya? lebih utama membacanya secara sembunyi. Namun jika tidak khawatir, maka lebih utama secara terang-terangan.
14. Para penghapal Alquran dimuliakan oleh Islam
Di antara bentuk pemuliaan Islam kepada mereka adalah:
Mereka lebih berhak diangkat menjadi imamRasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda: “Hendaknya yang mengimami suatu kaum itu orang yang paling banyak (hapalan) terhadap Kitab Allah Ta?ala (Alquran). Jika mereka sama dalam hapalan, maka yang lebih mengetahui tentang sunah. Jika mereka sama dalam pengetahuannya tentang sunah, maka yang paling terdepan hijrahnya. Jika mereka sama dalam hijrahnya, maka yang paling terdepan masuk Islamnya –dalam riwayat lain disebutkan “Paling tua umurnya”-, janganlah seorang mengimami orang lain dalam wilayah kekuasaannya, dan janganlah ia duduk di tempat istimewa yang ada di rumah orang lain kecuali dengan izinnya.” (HR. Muslim).
Mereka lebih didahulukan dimasukkan ke dalam liang lahad, jika banyak orang yang meninggalPada saat perang Uhud banyak para sahabat Nabi shallallahu „alaihi wa sallam yang gugur, maka Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam memerintahkan agar yang lebih didahulukan dimasukkan ke liang lahad adalah para penghapal Alquran.
Berhak mendapatkan penghormatan di masyarakatOleh karena itu, di zaman Umar bin Khaththab radhiallahu „anhu, para penghapal Alquran duduk di majlis musyawarahnya.
Berhak diangkat menjadi pimpinan safar, Imam Tirmidzi meriwayatkan –dan dia menghasankannya- bahwa Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam pernah mengirim utusan beberapa orang, lalu beliau meminta masing-masing untuk membacakan Alquran, maka mereka pun membacakan Alquran. Ketika itu ada anak muda yang ternyata lebih banyak hapalannya, maka Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam berkata kepadanya:
“Surat apa saja yang kamu hapal, wahai fulan?” Ia menjawab: “Saya hapal surat ini, itu dan surat Al Baqarah.” Beliau berkata: “Apakah kamu hapal surat Al Baqarah?” Ia menjawab: “Ya.” Maka Beliau bersabda: “Berangkatlah, kamulah ketuanya.”
Ketika itu ada seorang yang terkemuka di antara mereka berkata: “Demi Allah, tidak ada yang menghalangiku untuk mempelajari suratAl Baqarah selain karena khawatir tidak sanggup mengamalkannya.” Maka Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda:
“Pelajarilah Alquran dan bacalah, karena perumpamaan Alquran bagi orang yang mempelajarinya kemudian membacanya seperti kantong yang penuh dengan minyak wangi, dimana wanginya semerbak ke setiap tempat, dan perumpamaan orang yang mempelajarinya kemudian tidur (tidak mengamalkannya) padahal Alquran ada di hatinya seperti kantong yang berisi minyak wangi namun terikat.”
Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul