Harga BBM Diramal Naik Besok 1 Juli 2024, Ini Bahayanya

Pertamina diramal akan menaikkan harga BBM nonsubsidi mulai 1 Juli 2024. Apa dampaknya ke masyarakat?

oleh Tira Santia diperbarui 30 Jun 2024, 18:00 WIB
harga BBM nonsubsidi seperti Pertamax akan terus disesuaikan mengikuti tren harga rata-rata publikasi minyak yakni Mean of Platts Singapore (MOPS). (Dok Pertamina)

Liputan6.com, Jakarta Pengamat Ekonomi dari Indonesia Strategic and Economic Action Institution Ronny P Sasmita, menilai isu kenaikan harga BBM akan menjadi kabar buruk bagi kalangan menengah bawah.

"Sebenarnya kenaikan harga BBM, terutama Pertalite, akan menjadi berita buruk buat kalangan menengah ke bawah di Indonesia," kata Ronny kepada Liputan6.com, Minggu (30/6/2024).

Menurutnya, tentu cukup bisa dipahami rencana kenaikan tersebut. Penyebabnya adalah kegagalan pemerintah menjaga stabilitas rupiah di level yang moderat.

Level kurs saat ini sangat tidak bersahabat untuk perekonomian nasional, karena dipastikan akan menggerus kapasitas fiskal Pemerintah. Biaya subsidi BBM akan membengkak, karena sebagian kebutuhan BBM nasional berasal dari impor.

Lebih lanjut, untuk saat ini kata Ronny banyak minusnya jika BBM tersebut naik dilihat dari kacamata ekonomi riil. Inflasi akan terkerek naik, baik karena kenaikan harga barang-barang yang diakibatkan oleh kenaikan komponen biaya transportasi, maupun inflasi akibat kenaikan komponen biaya bahan baku dan bahan penolong yang berbasid impor.

Risiko lanjutannya, disposal income masyarakat semakin tertekan, sehingga tingkat konsumsi rumah tangga diprediksi akan semakin melamah, lalu menekan angka pertumbuhan ekonomi di kuartal dan empat tahun ini.

Daya Beli Masyarakat Turun

Pelemahan daya beli dan pertumbuhan ekonomi ini akan menekan prospek investasi. Investor akan berhitung ulang untuk melakukan investasi baru dan ekspansi usaha prospek penjualannya akan negati akibat buruknya daya beli. Artinya, pertumbuhan akan semakin tertekan karena pelemahan pertumbuhan investasi.

"Mau tak mau, untuk menopang pertumbuhan belanja pemerintah harus digenjot, yang berarti potensi kenaikan utang akan semakin tinggi, yang akan membebani fiskal pemerintah di tahun-tahun selanjutnya akibat membesarnya tagihan dan bunga utang, lalu akan menekan kapasitas berbelanja pemerintah di tahun-tahun mendatang," ujarnya.

 


Dampak Harga BBM ke Ekonomi Apa?

Petugas SPBU mengisi bahan bakar jenis pertalite kepada pengguna sepeda motor di Pamulang, Tangerang Seatan, Banten, Senin (21/9/2020). Pertamina memberi diskon harga BBM jenis pertalite di Tangerang Selatan dan Bali, dari Rp 7.650 menjadi Rp 6.450 per liter. (merdeka.com/Dwi Narwoko)

Maka dengan masuknya rencana kenaikan harga BBM ke dalam rencana terdekat pemerintah akan membuat prospek ekonomi nasional semakim suram, terutama bagi kelas menengah ke bawah.

"Dan menurut saya, sebaiknya pemerintah berhitung secara matang soal imbasnya," ujarnya.

Ketimbang mengurangi subsidi BBM, sebaiknya beberapa program yang kurang produktif dibatalkan, misalnya seperti kartu prakerja yang imbasnya sama sekali tak ada. Pengangguran dari gen z ternyata masih sangat tinggi.

"Untuk tahun depan, makan siang gratis juga sebaiknya tak usah dimasukan dulu ke dalam APBN. Pemerintah sebaiknya fokus dulu untuk menstabilkan kondisi makro ekonomi, seperti menstabilkan rupiah, menstimulasi daya beli, dan fokus pada investasi dan perbaikan iklim investasi dengan menurunkan ICOR nasional," pungkasnya.


Kapan Harga BBM Naik?

Pemotor mengisi BBM di SPBU Pertamina, Jakarta, Kamis (15/6). Mulai tanggal 18 Juni-24 Juli, harga Pertamax menjadi Rp.8000 8000 yang berlaku di SPBU bertanda khusus yang tersebar di jalur mudik. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memberi kode akan ada kenaikan harga BBM Nonsubsidi mulai 1 Juli 2024. Harga BBM Nonsubsidi yang kemungkinan naik ini diantaranya Pertamax Cs.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agus Cahyono Adi menegaskan, di saat yang sama, pemerintah tak menaikkan harga BBM subsidi seperti Pertalite dan Solar.

“Pertalite yang termasuk dalam Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) dan Solar belum mengalami penyesuaian. Namun, kemungkinan ada perubahan harga untuk jenis BBM nonsubsidi seperti Pertamax,” ujarnya dikutip dari ANTARA, Minggu (30/6/2024).

Agus juga menambahkan bahwa hingga saat ini belum ada kepastian mengenai penyesuaian harga untuk BBM nonsubsidi, yaitu Pertamax series dan Dex series.

Penentuan harga untuk BBM jenis ini bergantung pada keputusan badan usaha, selama masih dalam batasan harga formula yang ditetapkan.

“Saat ini, harga BBM umum nonsubsidi (Pertamax series dan Dex series) belum disesuaikan dan masih ditentukan oleh badan usaha sesuai dengan formula yang berlaku,” jelasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya