Liputan6.com, Jakarta Flu Singapura atau Hand Foot Mouth Disease (HFMD) merupakan penyakit yang sangat menular dan banyak terjadi di wilayah beriklim tropis dan biasanya muncul di musim hujan. Namun, di musim liburan seperti saat ini biasanya juga alami kenaikan.
"Pada musim liburan seperti ini, hendaknya kita juga lebih waspada karena biasanya angkanya agak naik," kata dokter spesialis anak Diana Yuliani Suryanto dari RS St Carolus Summarecon Serpong Banten.
Advertisement
Lebih lanjut, Diana menjelaskan Flu Singapura adalah penyakit yang disebakan oleh virus Coxsackievirus (CA16) dan Enterovirus (EV71).
Penularan Flu Singapura terjadi dari kontak orang ke orang melalui sekret/cairan hidung (ingus), tenggorokan (ludah, dahak), lesi kulit yang pecah, dan feses.
Bukan cuma anak-anak, orang dewasa juga bisa kena Flu Singapura lho.
"Flu Singapura merupakan penyakit infeksi yang sering menyerang pada anak, remaja, bahkan dewasa," kata Diana dalam seminar kesehatan sekaligus literasi keuangan bersama Asuransi JAGADIRI pada Sabtu, 29 Juni 2024.
Gejala Flu Singapura
Ciri-ciri orang yang terinfeksi virus Flu Singapura biasanya dengan demam, sariawan di mulut, serta ruam dan luka lepuh di kulit terutama pada telapak tangan dan kaki yang muncul setelah 1-2 hari (sesuai namanya Hand Foot Mouth Disease).
Selain itu, orang yang sakit Flu Singapura juga merasakan nyeri saat menelan dan sulit makan.
Gejala Flu Singapura Mirip Cacar Air, Orangtua Mesti Bisa Bedakan
Banyak orang yang kesulitan membedakan gejala Flu Singapura dan cacar air. Menurut Diana memang ada beberap kemiripan pada gejala awal karena ada demam dan ruam.
Pada saat seseorang terkena cacar air ada kelelahan disertai demam. Penderita akan kehilangan selera makan dan merasakan nyeri otot atau sendi, serta sakit kepala.
Ruam biasanya muncul pertama di area wajah dan badan, kemudian menyebar ke seluruh tubuh dan bisa berbekas menjadi keropeng.
Masa inkubasi cacar air adalah 14-16 hari setelah terpapar.
Lalu, penyakit cacar air bisa menginfeksi semua usia tapi yang paling rentan anak-anak termasuk neonatus (bayi usia 0-28 hari). Tetapi hampir 90% kasus mengenai anak usia kurang dari 10 tahun dan yang terbanyak pada umur 5-9 tahun.
Advertisement
Bagaimana Mencegah agar Tidak Tertular HFMD dan Cacar Air?
Pencegahan penyakit HFMD dan cacar air dapat dilakukan dengan menerapkan kebiasaan pola hidup bersih dan sehat.
Diana mengingatkan masyarakat untuk mencuci tangan secara rutin, hindari untuk memegang mata, hidung, dan mulut, serta selalu menutup mulut saat batuk atau bersin.
Bila muncul gejala-gejala di atas baik Flu Singapura atau cacar air maka perlu ke fasilitas layanan kesehatan agar dapat memastikan diagnosis dan mendapatkan penanganan yang tepat.
Berjaga-jaga Bila Kena Flu Singapura dan Cacar Air atau Penyakit Tropis Lain
Dalam kesempatan itu, hadir juga Head of Sales Recruitment and Development Asuransi JAGADIRI, Juliana yang memperkenalkan Produk Jaga Sehat Tropis dari Asuransi JAGADIRI.
Produk tersebut khusus untuk memberikan perlindungan pada anak dan dewasa mulai dari usia 3 bulan hingga 64 tahun dari 11 penyakit tropis termasuk di dalamnya Flu Singapura dan Cacar Air.
“Jaga Sehat Tropis memberikan perlindungan proteksi untuk 11 jenis penyakit tropis. Selain HFMD dan Cacar Air, kami juga memberikan proteksi untuk penyakit Chikungnya, Malaria, Zika, Campak, Rubela, Difteri, Hepatitis A, Demam Typoid, dan DBD,” papar Juliana.
Ia juga menyebut keunggulan produk Jaga Sehat Tropis adalah nasabah dapat melakukan klaim tanpa perlu rawat inap di rumah sakit dengan premi mulai Rp26 ribu.
Usia tertanggung mulai dari bayi 3 bulan hingga dewasa. Manfaat Asuransi Jaga Sehat Tropis dapat dirasakan tertanggung tanpa perlu rawat inap.
Tertanggung cukup melampirkan bukti terdiagnosa salah satu penyakit tropis dari rumah sakit, dan bukti tersebut sudah cukup untuk mengajukan klaim. Selain itu tertanggung juga dapat memiliki lebih dari 1 polis Asuransi Jaga Sehat Tropis.
Advertisement