Jokowi Effect Disebut Masih Ada di Pilkada 2024, PDIP Andalkan Ini

Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto, partainya selalu berbasis ideologi dan bergerak bersama wong cilik.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 01 Jul 2024, 06:45 WIB
Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat akan mengantar jenazah ibundanya Sudjiatmi Notomihardjo untuk dimakamkan, Solo, Jawa Tengah, Kamis (26/3/2020). Jenazah Sujiatmi Notomijarjo akan dimakamkan di lokasi pemakamn keluarga di Kabupaten Karanganyar. (Liputan6.com/Fajar Abrori)

Liputan6.com, Jakarta Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto, partainya selalu berbasis ideologi dan bergerak bersama wong cilik.

Dia menyebut, pihaknya tidak hanya mengandalkan kekuatan kolektif semata khususnya dalam menghadapi Pilkada 2024.

Hal itu dia sampaikan, menjawab pertanyaan tentang hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) terkait sosok yang bakal maju di Pemilihan Gubernur Jawa Tengah dan Jokowi Effect.

“PDI Perjuangan berdiri atas kekuatan kolektif. Didasarkan oleh ideologi partai, kepemimpinan strategis yang menyatu dengan kekuatan akar rumput. Itu kekuatan partai bukan kekuatan orang per orang dan dengan kekuatan kolektif tersebut, PDI Perjuangan menyongsong pilkada dengan optimis,” kata Hasto, di GBK, Jakarta, Minggu (30/6/2024).

Dia mengungkapkan, saat Pemilu Legislatif 2024, PDIP yang mendapatkan berbagai intervensi dan intimidasi, namun mampu menjadi pemenang.

“Karena di dalam pemilu legislatif saja ketika PDI Perjuangan menghadapi berbagai intervensi-intervensi kekuasaan, berbagai intimidasi, PDI Perjuangan masih dipercaya rakyat menjadi pemenang pemilu legislatif," ujar dia.

"Nah tentu saja ini membawa suatu spirit bagi kami untuk bekerja lebih baik, turun ke bawah lebih baik. Sehingga pilkada nanti dapat dimenangkan,” sambung Hasto.

Lebih lanjut, terkait sosok yang bakal diusung di Jawa Tengah, PDIP akan mendorong kader internal.

 

 


Andalkan Kader Internal

“Kemudian di Jawa Tengah sebagai basis PDI Perjuangan, tentunya kami dorong kader PDI Perjuangan. Ada nama-nama yang beredar Seperti Pak Andika (mantan Panglima TNI) itu juga diusulkan di Jawa Tengah, Bung Hendi (mantan Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi) itu sebagai wali kota dua periode yang memiliki kualifikasi kepemimpinan juga nama yang masuk diusulkan di daerah,” jelas Hasto.

Kendati demikian, Hasto menyebut, dalam Pilkada 2024, PDIP membuka diri dan bekerja sama dengan semua partai politik.

“Contohnya di Bengkulu, untuk calon gubernur dan wakil gubernur, kami bekerja dengan partai amanat nasional. Di Lampung, kami baru melakukan komunikasi intens calon gubernur nantinya dari Partai Gerindra, calon wakil gubernur dari PDI Perjuangan,” imbuh dia.


LSI Sebut Jokowi Effect Pengaruhi Pemilih di Pilgub Jateng 2024

Lembaga Survei Indonesia (LSI) menyebut pengaruh Presiden Joko Widodo atau Jokowi atau 'Jokowi Effect' yang dapat mempengaruhi suara pemilih di pemilihan gubernur (Pilgub) Jawa Tengah (Jateng) 2024.

Masyarakat Jateng yang puas terhadap kinerja Jokowi cenderung memilih calon gubernur (cagub) yang deket dengannya.

 "Selain faktor popularitas calon, faktor Jokowi Effect, melalui tingkat kepuasan kepada presiden dapat berpengaruh," kata Direktur Eksekutif LSI, Djayadi Hanan dalam konferensi pers, Minggu (30/6/2024).

Dia lalu mencontohkan salah satu temuan survei LSI soal peta politik Pilkada Jateng 2024. Sebanyak 33,8 persen dari 85,1 persen masyarakat Jateng yang puas dengan kinerja Jokowi, memilih Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep sebagai Gubernur Jateng.

Kaesang sendiri merupakan putra bungsu Jokowi. Sementara itu, 29,1 persen masyarakat memilih Kapolda Jawa Tengah, Irjen Ahmad Luthfi, 14,8 persen memilih Ketua Bappilu PDIP Bambang Wuryanto atau Pacul, dan sisanya 22, 3 persen belum menentukan pilihan.

"Kaesang dan Ahmad Luthfi bertarung pengaruh Jokowi," kata Djayadi.

Jika nama Kaesang dihilangkan, sebanyak 37,5 persen masyarakat yang puas dengan kinerja Jokowi memilih Ahmad Luthfi.

Kemudian, 19,9 persen memilih Bambang Pacul, 14, 7 persen memilih Ketua DPD Partai Gerindra Jawa Tengah, dan 27,9 persen belum menentukan pilihan.

"Ada pengaruh afiliasi hubungan Gubernur Jateng dan pengaruh Jokowi," ujar dia.

 

 

Reporter: Alma Fikhasari/Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya