Korea Utara Luncurkan 2 Rudal Balistik, Tensi dengan Korea Selatan Makin Panas

Peluncuran tersebut merupakan rangkaian uji coba terbaru yang dilakukan Pyongyang, setelah mengalami ketegangan selama beberapa waktu dengan Seoul.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 01 Jul 2024, 11:03 WIB
Stasiun TV di stasiun kereta Seoul, Korea Selatan menampilkan uji coba rudal terbaru Korea Utara, Rabu (26/6/2024). (AP/Ahn Yong Joon)

Liputan6.com, Pyongyang - Korea Utara meluncurkan dua rudal balistik pada Senin (1/7/2024). Demikian dikonfirmasi oleh militer Korea Selatan.

Ini merupakan rangkaian uji coba terbaru oleh Pyongyang, yang selama ini memperburuk hubungannya dengan Seoul.

Dilansir CNA, Senin (1/7), Kepala Staf Gabungan (JCS) militer Korea Selatan mengatakan bahwa rudal balistik pertama diluncurkan pada dini hari. Sekitar 10 menit kemudian, rudal kedua yang belum teridentifikasi, juga terdeteksi.

"Militer kami telah memperkuat pengawasan dan kewaspadaan dalam persiapan peluncuran lebih lanjut," kata JCS, seraya menambahkan bahwa pihaknya telah berbagi informasi tentang insiden tersebut dengan Amerika Serikat dan Jepang.

Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) resmi Korea Utara tidak memberikan konfirmasi segera mengenai peluncuran tersebut.

Pekan lalu, Korea Utara mengklaim telah berhasil menguji beberapa rudal berhulu ledak, namun Korea Selatan mengatakan bahwa peluncuran itu berakhir dengan ledakan di udara.


Hubungan Pyongyang-Seoul Memburuk

Wakil Menteri Pertahanan Parlemen Jepang Shingo Miyake menyatakan rudal tersebut mempunyai potensi untuk menempuh jarak lebih dari 15.000 km, yang berarti dapat mencapai titik mana saja di Jepang dan daratan AS. (AP Photo/Ahn Young-joon)

Hubungan antara kedua Korea berada pada titik terendah dalam beberapa tahun terakhir, terlebih ketika Pyongyang meningkatkan uji coba senjata sambil membombardir Korea Selatan dengan balon-balon penuh sampah.

Pyongyang mengatakan surat-surat tersebut merupakan balasan atas balon-balon berisi selebaran propaganda anti-rezim yang dikirim ke utara oleh para aktivis di Korea Selatan.

Menanggapi peluncuran berulang kali oleh Korea Utara, Korea Selatan telah sepenuhnya menangguhkan perjanjian militer untuk mengurangi ketegangan. Mereka juga melanjutkan siaran propaganda melalui pengeras suara dan latihan tembak-menembak di dekat perbatasan.

 


Khawatir Kedekatan Korea Utara-Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) berjalan saat pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berjabat tangan dengan delegasi Rusia saat pertemuan mereka di Bandara Internasional Pyongyang, Selasa (18/6/2024). (Gavriil Grigorov, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP)

Di sisi lain, Korea Selatan juga semakin cemas atas kedekatan hubungan Korea Utara dengan tetangganya, Rusia.

Korea Utara dituduh melanggar langkah-langkah pengendalian senjata dengan memasok senjata ke Rusia untuk digunakan dalam perang di Ukraina, dan Presiden Rusia Vladimir Putin mengadakan pertemuan puncak dengan pemimpin Kim Jong Un di Pyongyang pada bulan Juni untuk menunjukkan kedekatan keduanya.


Pyongyang Kecam Latihan Gabungan

Putin langsung disambut Pemimpin Korut Kim Jong-un saat turun dari pesawat di bandara. (Gavriil GRIGOROV / POOL / AFP)

Pada hari Minggu, Pyongyang mengutuk latihan militer gabungan yang dilakukan oleh Korea Selatan, Jepang dan Amerika Serikat, dan menyebutnya sebagai "NATO versi Asia" dan memperingatkan "konsekuensi fatal". 

Latihan "Freedom Edge" selama tiga hari mencakup persiapan rudal balistik dan pertahanan udara, perang anti-kapal selam, dan pelatihan siber defensif.

Pyongyang selalu mengecam latihan gabungan serupa sebagai latihan invasi, namun Seoul mengatakan pada hari Minggu bahwa latihan terbaru ini merupakan kelanjutan dari latihan pertahanan yang diadakan secara rutin selama bertahun-tahun.

Infografis Misteri Senjata Biologis Korea Utara

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya