Liputan6.com, Jakarta - Operator Jaringan Listrik Rusia mengklaim bahwa kebutuhan listrik khusus untuk penambang kripto di negara tersebut akan tumbuh 6,9 gigawatt (GW). Angka ini sangat besar jika dibandingkan dengan yang telah dipakai saat ini.
Kantor berita TASS menulis bahwa Direktur Pasar Energi dan Hubungan Eksternal di Operator Sistem Tenaga Rusia Andrey Katayev mengatakan bahwa Pusat pemrosesan data yang dikelola perusahaan pertambangan kripto Rusia menggunakan daya sebesar 2,7 GW.
Advertisement
"6,9 GW lainnya sedang bersiap untuk mulai beroperasi.” kata dia Dikutip dari cryptonews.com, Senin (1/7/2024).
Dari jumlah tersebut, Katayev menambahkan, pusat data dengan daya 2,5 GW sudah memiliki persyaratan teknis untuk terkoneksi dengan jaringan listrik dari Sistem Tenaga Rusia.
Pejabat tersebut berbicara pada pertemuan Komisi Tenaga Listrik Persatuan Industrialis dan Pengusaha Rusia.
Meskipun para penambang akan menyambut baik berita tersebut, gagasan bahwa kapasitas semacam ini akan tersedia secara online mungkin akan meresahkan banyak orang di Moskow.
Kataev mencatat bahwa rencana sistem tenaga listrik terbaru, yang disetujui oleh Kementerian Energi untuk tahun 2024-2029, mengasumsikan kapasitas keseluruhan akan tumbuh rata-rata 2%, yaitu 3,4 GW per tahun.
Dengan meningkatnya pertumbuhan industri di Rusia, hal ini tampaknya akan menimbulkan masalah bagi jaringan listrik. Produksi industri meningkat 3,5% tahun lalu di Rusia.
Angka-angka ini diperkirakan akan terus meningkat pada tahun ini. Ia mencatat bahwa beberapa wilayah di Rusia, seperti bagian tenggara Siberia, masih mengalami defisit energi.
Namun, ia juga mencatat bahwa secara umum, para penambang cukup mobile dan dapat berpindah dari daerah dengan surplus energi jika diperlukan.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Pemerintah Paraguay Bakal Berantas Penambangan Kripto Ilegal
Pemerintah Paraguay sedang bersiap untuk melawan operasi penambangan cryptocurrency ilegal. Hal ini dibahas berbagai pihak dalam pertemuan yang diadakan minggu lalu.
Dilansir dari Bitcoin.com, Kamis (28/3/2024), Badan Ketenagalistrikan Nasional, Mahkamah Agung, dan Departemen Kehakiman Paraguay, sepakat untuk mempercepat beberapa tindakan untuk memberantas operasi penambangan kripto ilegal.
Ketiga lembaga tersebut menjalin kemitraan antar lembaga yang memungkinkan Departemen Kehakiman menangani kasus-kasus ini dengan mudah, dengan menggabungkan beberapa aspek yang merinci penganiayaan dan hukuman terhadap pelaku pencurian energi listrik.
Paraguay menjadi pilihan para penambang karena tarif listriknya yang relatif rendah. Hal tersebut telah merugikan negara tersebut sejak 2022.
Pemerintah Paraguay memberikan peringatan tentang beberapa operasi penambangan mata uang kripto ilegal yang menyedot energi dari jaringan listrik tanpa membayar. Pada saat itu, kerugian diperkirakan sebesar USD 400 ribu atau setara Rp 6,3 miliar (asumsi kurs Rp 15.830 per dolar AS) per bulan.
Advertisement
Kenaikan Tarif
Hal ini membuat Paraguay menyetujui kenaikan tarif listrik hingga 50% yang dipungut dari para penambang, yang mengeluhkan kelangsungan kegiatan tersebut setelah keputusan ini.
Selain itu, sistem peradilan Paraguay melaporkan mereka menerima 60 pengaduan pencurian energi terkait dengan penambangan mata uang kripto sejak 2019. Ada sekitar 43 intervensi telah diselesaikan dalam kasus-kasus ini, yang mempengaruhi kualitas layanan energi listrik, dan menyebabkan kerusakan properti yang serius.