Bos Beon Intermedia Group Beber Strategi Berbisnis kepada Mahasiswa ITS Surabaya

Menurut Danton, setiap pengusaha harus banyak belajar hal-hal baru. Saat menjadi pengusaha, jangan pernah jadikan pendapatan sebagai landasan membangun bisnis. Melainkan, untuk meningkatkan kapasitas diri.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 01 Jul 2024, 23:02 WIB
Danton Prabawanto, saat mengisi kegiatan Kick off Summer Bootcamp TDC ITS Surabaya. (Istimewa)

Liputan6.com, Surabaya - Founder Beon Intermedia Group Danton Prabawanto memberikan tips membuat Business Model Canvas (BMC) kepada mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya (ITS).

Danton memberikan kunci utama menjadi entrepreneur, yakni menerapkan motivasi yang tepat, mempelajari teori blue ocean, SWOT analysis dan BMC sebagai senjata ampuh.

"Saat ingin menjadi pengusaha, motivasinya harus kuat dulu. Jadi pengusaha itu tidak mudah. Entrepreneur itu bukan kaitan kita lagi bikin apa atau produk kita apa, tapi orangnya, mau tumbuh berkembang apa tidak,” kata Danton Prabawanto, saat mengisi kegiatan Kick off Summer Bootcamp TDC ITS Surabaya, Senin (1/7/2024).

Menurut Danton, setiap pengusaha harus banyak belajar hal-hal baru. Saat menjadi pengusaha, jangan pernah jadikan pendapatan sebagai landasan membangun bisnis. Melainkan, untuk meningkatkan kapasitas diri.

“Dalam hal ini yang paling penting adalah proses pembelajaran sehingga bisa dapat experience. Sehingga, bisnis apapun yang dijalankan bisa lebih mudah sustain,” kata dia.

Kemudian, pembelajaran lain yang dilakukan adalah mempelajari berbagai teori. Saat membangun bisnis pertama, Danton mulai mempelajari teori SWOT analysis dan blue ocean strategy.

“Dalam teori blue ocean strategy, ada perspektif baru dalam bikin bisnis, yaitu buat satu dunia tidak ada saingannya. Ketika kita menyelam di blue ocean, masih banyak ikan yang bisa dipancing. Sehingga membuat kompetitor tidak relevan,” kata dia.

Saat membangun jagoan hosting, sudah ada beberapa jasa hosting yang melakukan penawaran teknis. Namun, saat muncul di tahun 2007, Danton menyasar market pebisnis dan melakukan strategi marketing tanpa unsur teknis. Sehingga, bisa sustain seperti sekarang.

Selanjutnya, Danton juga memberikan pembelajaran langsung untuk membuat Business Model Canvas (BMC). Jika betul-betul dipelajari, maka akan lebih powerful dalam menjalankan bisnis.

“Mengisi BMC bisa darimana saja. Bisa dari channel dulu, activities dulu, value dulu, key partner dulu, atau resources dulu. Tidak penting benar atau salah isi BMC, yang penting tahu apa tujuannya. Jangan asal isi,” tegas Danton.

 


Pandai Membuat Atraksi

Selain itu, dalam membangun bisnis, juga harus pandai membuat atraksi yang mampu menarik target marketnya. Sebagai salah satu contoh, dalam booth mahasiswa di kegiatan tersebut, ada yang tak pernah sepi pengunjung karena ada atraksi fotografi.

“Ini menarik untuk menggaet target market. Sedikit berbeda lebih baik dari sedikit lebih baik,” kata pria yang juga menjadi penggiat startup sejak tahun 2015 itu.

Untuk itu, ia berpesan kepada anak muda, utamanya gen-z yang ingin membangun usaha agar tak mudah menyerah, memperkuat motivasi diri dan tak malas untuk belajar.

“Ilmu basic tidak akan tergantikan dengan yang baru, malah akan menjadi relevan dan lebih lengkap dengan ilmu baru,” tandas dia.

Sementara itu, Kepala Entrepreneurship and Small Medium Enterprise Development (ESME) Laboratory, Ni Gusti Made Rai berharap, mahasiswa bisa mendapatkan dorongan dan inspirasi saat inginterjun ke dunia wirausaha.

“Saya berharap kalian selalu memiliki tekad yang kuat, kreativitas tanpa batas, dan keberanian untuk mengambil risiko yang terukur. Jadikan setiap tantangan sebagai peluang untuk belajar dan berkembang. Semoga bisa menjadi pengusaha yang dapat memberi dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan sekitar,” tandas dia.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya