Tubuh Sebenarnya Menolak Maksiat, Gus Baha Beberkan Fakta-faktanya

Penjelasan Gus Baha, jika sebenarnya maksit itu ditolak oleh tubuh

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Jul 2024, 14:30 WIB
KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha (SS TikTok)

Liputan6.com, Jakarta - Ada pernyataan menarik  dari ulama asal Rembang, KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha. Dengan tegas Gus Baha mengungkapkan, sebenarnya tubuh kita menolak maksiat.

Untuk diketahui, maksiat adalah istilah dalam Islam yang merujuk pada perbuatan dosa atau tindakan yang melanggar perintah Allah dan ajaran agama.

Maksiat mencakup berbagai bentuk perilaku yang dianggap buruk dan dilarang dalam ajaran Islam, seperti berbohong, mencuri, berzina, memfitnah, dan segala bentuk perilaku yang merugikan diri sendiri maupun orang lain.

Melakukan maksiat dianggap sebagai bentuk ketidaktaatan kepada Allah, dan umat Islam diajarkan untuk menjauhi perbuatan maksiat serta bertaubat jika pernah melakukannya.

Dalam ceramahnya, Gus Baha mengungkapkan pandangannya tentang maksiat dan bagaimana sebenarnya tubuh manusia menolak maksiat.

 

Simak Video Pilihan Ini:


Maksiat Ditolak Tubuh Manusia

Ilustrasi Maling (Arfandi/Liputan6.com)

Ceramah ini memberikan perspektif baru tentang betapa alaminya kecenderungan manusia untuk menjauhi perbuatan dosa.

Gus Baha menjelaskan bahwa maksiat adalah sebuah sistem yang sebenarnya ditolak oleh tubuh manusia.

"Maksiat itu sistem yang ditolak oleh tubuh sebetulnya makanya butuh provokasi nafsu, setan macam-macam," ungkapnya, dikutip dari kanal YouTube @AndiIrawanchannel.

Menurutnya, perbuatan maksiat membutuhkan dorongan dari berbagai faktor eksternal seperti nafsu dan godaan setan.

Untuk melakukan maksiat, seseorang membutuhkan sejumlah sistem dan provokasi.

"Jadi untuk maksiat itu orang sebenarnya butuh sekian sistem, butuh provokasi," lanjut Gus Baha.

Hal ini menunjukkan bahwa secara alami, manusia cenderung untuk menjauhi maksiat dan membutuhkan dorongan kuat untuk melakukannya.


Kalau Taat Justru Sebaliknya

Ilustrasi taat. Credit: pexels.com/Abdullah

Sebaliknya, untuk taat kepada Allah, manusia tidak membutuhkan sistem atau provokasi apa pun.

"Tapi untuk taat tuh ndak butuh itu ya taat itu enak," jelas Gus Baha. Menurutnya, ketaatan kepada Allah adalah sesuatu yang alami dan membawa kedamaian bagi jiwa manusia.

Gus Baha memberikan contoh konkret tentang bagaimana ketaatan itu bisa diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.

"Ngaji neng kene ora paham yo termasuk taat," katanya. Meskipun seseorang mungkin tidak sepenuhnya memahami pengajian, namun kehadiran dan usaha untuk belajar sudah termasuk dalam ketaatan.

Beliau juga menyebutkan bahwa tindakan sederhana seperti tidur di rumah tanpa berzina adalah bentuk ketaatan.

"Turu ora zina kui yo taat, wong ngantuk ning omah yo taat," ujar Gus Baha. Tidur dengan niat menjauhi perbuatan dosa adalah bentuk ibadah yang sederhana namun bermakna.

Gus Baha menekankan bahwa bahkan tindakan sehari-hari seperti berada di rumah untuk menghindari maksiat adalah ketaatan.

"Lha ngopo neng omah? supaya ndak maksiat, ini juga taat," jelasnya. Hal ini mengingatkan kita bahwa niat untuk menjauhi dosa dalam setiap tindakan kita adalah bagian dari ibadah.

Gus Baha juga mengingatkan pentingnya mengisi waktu menunggu dengan membaca Al-Quran sebagai bentuk ketaatan. "Menunggu mati sambil membaca Al-Qur'an ya taat," katanya.

Ini menunjukkan bahwa setiap momen dalam hidup kita bisa diisi dengan ketaatan kepada Allah.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya