Liputan6.com, Jakarta PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF mengajukan usulan penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp 1,89 triliun pada 2024.
Suntikan modal ini untuk mendorong penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Advertisement
Direktur Utama SMF Ananta Wiyogo mengatakan, usulan PMN Rp 1,89 triliun tersebut merupakan 25 persen porsi dari program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dengan jumlah total Rp 7,02 triliun pada tahun ini.
"Sedangkan PMN diberikan Rp 1,89 triliun. Sisanya kami SMF akan meminjam ke kapital market, yaitu dengan mengeluarkan surat utang," ujar Ananta dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi XI DPR RI, Senin (1/7/2024).
Pembiayaan 166 Ribu Rumah
Menurut dia, usulan suntikan moda negara Rp 1,89 triliun ini sangat dibutuhkan untuk pembiayaan 166 ribu unit rumah target pemerintah pada 2024.
"Adapun target sasarannya MBR, mulai daripada pendapatan kurang lebih Rp 8 juta ke bawah, baik itu pekerja formal maupun informal," imbuhnya.
Alokasi BP Tapera
Ananta lantas memaparkan rencana alokasi pembiayaan perumahan di tahun ini. PMN Rp 1,89 triliun tersebut nantinya akan dikombinasikan dengan raihan dana lainnya dari penerbitan surat utang senilai Rp 5,12 triliun. Sehingga total dana yang dimiliki SMF sebesar Rp 7,02 triliun.
Dana tersebut akan digabungkan dengan alokasi dari BP Tapera yang memegang 75 persen porsi penyaluran KPR FLPP, sebesar Rp 21,05 triliun. Sehingga total dana penyalurannya mencapai Rp 28,06 triliun.
Uang ini bakal disalurkan untuk membiayai 166 ribu unit rumah kepada masyarakat berpenghasilan rendah agar bisa mendapatkan pembiayaan rumah dengan suku bunga tetap 5 persen.
"Alokasi PMN 2024, Rp 1,89 triliun, di-blending dengan Rp 5,12 triliun menjadi Rp 7,02 triliun. Dari pemerintah ada Rp 21,05 triliun, di-blending menjadi totalnya Rp 28,06 triliun untuk 166 ribu unit rumah dengan suku bunga ke MBR fixed rate 5 persen selama 20 tahun," tutur Ananta.
Advertisement