Liputan6.com, Jakarta - Syaikh Abdul Qadir al-Jilani adalah wailyullah yang bergelar Sulthonul Auliya atau rajanya para wali. Kisah hidupnya diabadikan dalam manaqib khusus dan sering dibaca saat pengajian di suatu majelis dzikir.
Syekh Abdul Qadir adalah salah satu wali Allah yang namanya masyhur hingga zaman sekarang. Foto-fotonya sering dipajang di rumah atau majelis taklim.
Tak hanya itu, foto Syekh Abdul Qadir juga beredar di internet. Ada beragam foto yang menggambarkan Syekh Abdul Qodir yang dapat diunduh dengan mudah.
Baca Juga
Advertisement
Namun yang jadi pertanyaan, apakah foto Syekh Abdul Qadir yang selama ini beredar dan digunakan sama dengan aslinya atau hanya khayalan?
Pertanyaan serupa tentang kebenaran foto Syekh Abdul Qadir pernah muncul di kalangan jemaah KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya dan Habib Hasan bin Ismail Al Muhdor. Berikut penjelasannya.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Penjelasan Buya Yahya soal Foto Syekh Abdul Qadir al-Jilani
Menurut Buya Yahya, foto Syekh Abdul Qadir yang selama ini banyak digunakan adalah lukisan. Lukisan yang menggambarkan Sulthonul Auliya itu tidak sama dengan aslinya.
“Jadi itu tidak diperkenankan, itu namanya berdusta. Gak ada foto-foto itu, itu namanya lukisan. Jadi lukisan-lukisan Syekh Abdul Qadir itu gak ada. Imam Ali bin Abi Thalib (juga) gak ada,” katanya, dikutip dari YouTube Buya Yahya, Selasa (2/7/2024).
Advertisement
Pandangan Habib Hasan bin Ismail Al Muhdor
Pendakwah keturunan Rasulullah SAW, Habib Hasan bin Ismail Al Muhdor mengatakan, foto wali zaman dulu seperti Syekh Abdul Qadir perlu dipertanyakan sumbernya dari mana. Menurutnya, gambar Syekh Abdul Qadir yang selama ini sering digunakan adalah khayalan, mengingat zaman itu belum ada fotografi.
“Tentang foto, di zaman itu gak ada foto. Gak ada fotonya. Ini perlu dipertanyakan dari mana?” kata Habib Hasan membuka penjelasannya seperti dikutip dari YouTube Ahbaabul Musthofa Channel.
“Maka ketika ada orang yang gak percaya (dengan foto wali zaman dulu seperti Syekh Abdul Qadir) jangan marah. Gak perlu dipermasalahkan,” ujarnya.
Habib Hasan tidak hanya menyinggung foto Syekh Abdul Qadir. Ia juga menyoal foto Walisongo yang beredar dan digunakan oleh masyarakat, sampai-sampai memajangnya di rumah.
“Kita jumpai fotonya Syekh Abdul Qodir al-Jailani, dari mana ini? Syekh Abdul Qodir jauh sekali sampai ada fotonya. Sunan Ampel, ada foto di zamannya?” tuturnya.
Pajanglah Foto Wali yang Pasti
Habib Hasan kurang setuju dengan memajang foto-foto wali yang tidak tahu apakah benar seperti itu wajahnya atau sekadar khayalan. Jika cinta auliya dan ingin memajang fotonya di rumah, ia menyarankan foto wali yang pasti.
“Kita ini kebanyakan khayal. Maka kalau saya kurang setuju. Memajang foto-foto orang yang gak jelas itu kurang setuju. Kalau Anda cinta aulia banyak foto aulia yang pasti. Itu pajang. Yang pasti,” katanya.
Habib Hasan kemudian memberi contoh foto-foto wali yang pasti, di antaranya Habib Abu Bakar Gresik, Habib Sholeh Tanggul, Habib Ali al-Habsyi, dan Habib Ali Kwitang. Jika ingin foto kiai bisa memajang seperti gambar KH Hasyim Asy’ari.
“Ini yang pasti. Jangan Syekh Abdul Qodir al-Jailani, Sunan Ampel, Imam al-Ghazali. Tau dari mana itu? Itu ngarang semua. Yang ngarang siapa kita gak tau,” imbuhnya.
“Hendaknya majang (foto wali) itu yang pasti. Jangan kita khayal, karena figur yang terkenal kita cari fotonya (lalu) kita pajang. Saya kurang setuju,” tambah Habib Hasan.
Merujuk pada pendapat dua ulama kharismatik tersebut, dapat kita ketahui bahwa foto Syekh Abdul Qadir yang selama ini beredar adalah lukisan dan belum tentu sama dengan wajah aslinya. Wallahu a’lam.
Advertisement