Taman Safari Indonesia Resmi Laporkan Pemberi Makan Sampah Plastik Kuda Nil ke Polisi

Saat ini, Taman Safari Indonesia masih menunggu hasil investigasi polisi terkait kasus pengunjung beri makan kuda nil dengan sampah plastik.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 02 Jul 2024, 13:20 WIB
Libur panjang perayaan Natal dan Tahun baru 2015, sejumlah wisatawan lokal memadati Taman Safari Indonesia, Bogor, (25/12/14). dari dalam mobil Pengunjung bisa memberikan makanan ke beberapa koleksi hewan yang ada di TSI. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Taman Safari Indonesia resmi melaporkan pengunjung yang memberi makan kuda nil dengan sampah plastik ke polisi. Pelaporan itu dilakukan pada 26 Juni 2024.

"Pihak kami sudah melakukan LP (laporan polisi), untuk detail pelaku bisa ditanyakan ke instansi tersebut," kata Alexander Zulkarnain, SVP Marketing Taman Safari Indonesia, kepada Tim Lifestyle Liputan6.com, Selasa (2/7/2024). Pelaporan dilakukan di Polres Kota Bogor.

Pelaporan itu menindaklanjuti video viral yang beredar pada 20 Juni 2024. Sebuah akun mengunggah video yang merekam dua pria pengunjung Taman Safari Indonesia (TSI) Bogor akan memberi makan kuda nil lewat jendela mobil silver berpelat B.

Video awal menunjukkan bahwa kedua wisatawan hendak memberikan wortel ke hewan seperti rusa besar di pinggir jalan. Alih-alih memasukkan wortel ke mulut hewan, wisatawan itu malah memasukkan ke lubang hidung. Hewan itu pun terlihat kaget dan menjauh.  

"Sumpah nih orang beneran masukin tuh wortel enggak ke mulut woy, tapi ke idung hewannya. Lihat aja reaksi hewannya," tulis pengunggah video di akun Instagram @avindadip.

Tak puas mengusili satu jenis hewan, kedua pengunjung Taman Safari lalu mendekati seekor kuda nil. Dari dalam mobil, satu pria menjulurkan tangannya untuk memberikan wortel.

Namun setelah mulut kuda nil terbuka lebar untuk memakan wortel, pengunjung itu malah melemparkan sampah plastik ke mulutnya. Kuda nil malang itu pun sempat mengunyah sampah plastik yang dilemparkan ke mulutnya.


Kondisi Kuda Nil Usai Diberi Makan Sampah Plastik

Gracia Indri ajak anak ke Taman Safari (Instagram/graciaz14)

Menyusul insiden itu, manajemen Taman Safari Indonesia mengatakan tim life and sciences dari Taman Safari Bogor beserta tim perawat satwa langsung mengecek kondisi kuda nil. Disebutkan bahwa kondisi satwa itu dalam keadaan baik.

"Petugas Taman Safari yang berada di lokasi secara proaktif langsung mengeluarkan benda plastik tersebut dari mulut kuda nil sesuai tata cara dan prosedur yang ada di Taman Safari," tulis akun resmi Taman Safari @tamansafari.id pada Sabtu, 22 Juni 2024. 

Meski begitu, mereka menegaskan bahwa tidak dapat menoleransi kejadian atau hal-hal yang tidak sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP). "Satwa yang ada di Taman Safari Indonesia termasuk satwa yang dilindungi undang-undang perlindungan satwa, yakni Nomor 5 Tahun 1990 tentang konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya. Undang-Undang ini memiliki implikasi hukum jika tidak ditaati oleh pengunjung," kata mereka.

Dalam kesempatan berbeda, Taman Safari kembali mengajak pengunjung untuk menyadari pentingnya kesejahteraan hewan dan edukasi konservasi. Mereka juga melarang pedagang pakan hewan menjual dagangannya dengan kantong plastik. Larangan itu untuk mencegah terulangnya kejadian pelemparan kantong plastik berisi pakan hewan ke dalam mulut kuda nil pada Kamis, 20 Juni 2024.


Alternatif Pengganti Kantong Plastik

Citra Kirana dan Rezky Adhitya liburan ke Taman Safari (sumber: Instagram/citraciki)

Dari hasil pertemuan, puluhan pedagang yang mayoritas berjualan wortel di sepanjang jalan menuju kawasan Taman Safari Bogor menyetujui larangan tersebut. "Setelah kita jelaskan untuk menjaga kesehatan satwa atau juga perekonomian masyarakat, memang (pedagang) setuju," ujar pendiri Taman Safari Indonesia, Jansen Manansang, Rabu, 26 Juni 2024.

Menurut Jensen, para pedagang bisa mengemas dagangannya menggunakan tali dari bahan tumbuhan seperti pelepah pohon pisang. "Jadi tidak ada lagi ikatan dari rafia, tapi diganti seperti dari kedebong pisang, sehingga kalau dimakan oleh satwa juga aman," kata Jansen.

Tak hanya itu, pihak Taman Safari Bogor juga akan menambah kamera pengawas di beberapa titik yang belum terpasang CCTV. "Selain mengingatkan lagi kepada teman-teman pedagang pakan hewan, kami akan tambahkan lagi semuanya kamera," ucap Jansen.

Terkait kasus pengunjung yang melempar sampah plastik ke dalam mulut kuda nil, Jansen mengaku pihak manajemen telah membuat laporan polisi. "Sudah diinvestigasi polisi, sudah ketahuan. Kami bersyukur. Sekarang masih tunggu (hasil) dari kepolisian," kata Jansen.

 

 

 


Pengamanan Ketat Area Interaksi Satwa dan Manusia

Dua Kuda Nil Kerdil Taman Safari Indonesia (TSI) Bogor yang sedang berjemur di terik matahari. (dok. Liputan6.com/Farel Gerald)

Pihak Taman Safari menekankan bahwa kegiatan seperti berinteraksi dengan berbagai jenis satwa dengan cara yang aman dan tur interaktif adalah untuk memberikan wawasan tentang kehidupan satwa di habitat aslinya sekaligus membuat para pengunjung memiliki keterlibatan secara emosional terhadap berbagai satwa yang dilindungi. 

Untuk memastikan kenyamanan dan keamanan pengunjung serta satwa, Taman Safari Indonesia selalu memperbarui fasilitasnya dan meningkatkan kesadaran tentang pentingnya menjaga etika dan tanggung jawab saat berkunjung.

"Taman Safari Indonesia berkomitmen untuk membangun budaya yang lebih peduli dan tertib di seluruh area. Area interaksi satwa telah dirancang dengan standar keselamatan tinggi, memastikan bahwa interaksi antara pengunjung dan satwa berlangsung dengan aman. Taman Safari Indonesia terus berupaya meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab terhadap pentingnya bersikap ramah dan tidak semena-mena terhadap satwa," kata Alexander.

"Mari kita bersama-sama mematuhi peraturan yang berlaku, menjaga satwa, mengurangi penggunaan plastik, menunjukkan rasa peduli kita dengan berperilaku sopan dan bijak saat mengunjungi Taman Safari Indonesia," imbuhnya.

Infografis Taman Nasional di Indonesia yang Termasuk Situs Warisan Dunia UNESCO. (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya