Sahroni DPR Minta Polda Sumbar Usut Tuntas Kasus Afif Maulana: Bukan Urus yang Memviralkan

Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni meminta Polda Sumatera Barat untuk fokus menuntaskan kasus bocah SMP yang ditemukan tak bernyawa di bawah jembatan, Afif Maulana.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 02 Jul 2024, 15:02 WIB
Bendahara Umum NasDem Ahmad Sahroni di NasDem Tower, Jakarta, Kamis (12/10) malam (Ahda Bayhaqi/Merdeka.com)

Liputan6.com, Jakarta Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni meminta Polda Sumatera Barat untuk fokus menuntaskan kasus bocah SMP yang ditemukan tak bernyawa di bawah jembatan, Afif Maulana.

Dia meminta Polda Sumbar tak fokus mencari sosok yang memviralkan kematian Afif Maulana ini.

"Sebaiknya Polda Sumbar tidak perlu mempermasalahkan siapa yang memviralkan. Yang terpenting kasusnya diusut tuntas, transparan, dan terang benderang. Lagian kalau sudah ketemu pelakunya mau diapakan? Kalau begitu caranya, semua yang memviralkan kasus di republik ini ditangkap aja semuanya sekalian. Biar tidak nanggung," kata Sahroni dalam keterangannya, Selasa (2/7/2024).

Politikus NasDem ini menyebut keadilan di negara ini masih banyak bergantung dari laporan masyarakat, salah satunya dengan cara viral di media sosial. Menurutnya, ketika polisi sering bereaksi cepat, hal tersebutlah yang membuat masyarakat percaya kepada Polri.

"Justru kepercayaan masyarakat itu meningkat seiring Polri kerap bereaksi cepat terhadap laporan-laporan masyarakat, khususnya yang telah viral. Seharusnya polisi malah terbantu kalau ada laporan yang seperti ini, tinggal fokus usut tuntas lalu sampaikan lagi hasilnya ke masyarakat, beres," ungkap Sahroni.

"Jangan malah diburu yang melaporkan atau memviralkan, kan bukan di situ poin utamanya. Ada yang memviralkan itu tanda masyarakat masih percaya sama polisi. Karena tau polisi bakal usut," tambahnya.

Sahroni pun menyebut dirinya tidak ingin reaksi keras Kapolda Sumbar membuat masyarakat takut melapor ke kepolisian.

"Jangan sampai gara-gara ini, masyarakat jadi takut melapor, takut menyuarakan keadilan, karena khawatir dicari aparat. Parah kalau sampai ada rasa takut seperti itu di masyarakat," pungkasnya.


Polda Sumbar Ungkap Hasil Penyidikan Kematian Afif Maulana

Afif Maulana, bocah SMP yang ditemukan tak bernyawa di bawah jembatan, disebut polisi tewas karena melompat bukan karena penganiayaan polisi. Kapolda Sumbar Irjen Pol Suharyono mengatakan, temuan itu berdasarkan hasil penyelidikan polisi.

Suharyono mengemukakan hal itu di Padang, Minggu (30/6/2024), saat mengungkapkan hasil penyelidikan kasus tewasnya siswa SMP di Kuranji, kota setempat yang telah dilakukan aparat kepolisian.

Suharyono didampingi oleh para pejabat utama serta Wakapolresta Padang AKBP Rully Indra Wijayanto. Ia mengatakan kesimpulan tersebut sudah berdasarkan keterangan 49 saksi yang diperiksa pihaknya, pemeriksaan tempat kejadian perkara, serta berdasarkan hasil visum dan autopsi terhadap korban atas nama Afif Maulana.

Dirinya juga menyebutkan 49 saksi itu terdiri dari personel Sabhara Polda Sumbar yang melaksanakan tugas pencegahan tawuran pada saat kejadian, saksi umum, serta teman korban sebagai saksi kunci.

Saksi kunci berinisial A adalah teman yang berboncengan sepeda motor dengan korban saat kejadian pada Minggu (9/6), A berperan sebagai orang yang membonceng.

Tepat ketika berada di atas jembatan Kuranji, korban dan saksi A terjatuh. Korban mengajak saksi A untuk melompat dari jembatan namun ditolak oleh A.

"Saksi kunci A menolak ajakan korban untuk melompat dari jembatan dan lebih memilih untuk menyerahkan diri ke Polisi, ini sesuai dengan keterangan saksi A," katanya.

 


Klaim Temannya Melompat

Selain itu, lanjutnya, A juga tercatat dua kali menyampaikan kepada Polisi bahwa temannya melompat dari jembatan yang tingginya mencapai 12 meter.

Pertama disampaikan saat ia diamankan oleh Personel Sabhara di atas Jembatan Kuranji, yang kedua disampaikannya saat telah dikumpulkan di Kantor Kepolisian Sektor (Polsek) Kuranji bersama pelaku tawuran lain.

Namun informasi itu tidak digubris oleh Personel Sabhara karena Polisi tidak percaya ada yang nekad melompat dari ketinggian kurang lebih 12 meter itu, personel juga fokus mengamankan pelaku lain serta barang bukti senjata tajam dari lokasi.

"Keterangan dari saksi A itu telah membantah narasi yang berkembangan bahwa Afif tewas karena dianiaya oleh Polisi kemudian dibuang ke bawah jembatan Kuranji, itu tidak benar," jelasnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya