Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) mengumumkan sejumlah perusahaan terbuka atau emiten yang belum menyampaikan laporan keuangan per 31 Desember 2023.
Hingga 1 Juli 2024, Bursa menjatuhkan sanksi suspensi terhadap 53 emiten dan 2 ETF yang belum menyampaikan laporan keuangan auditan 2023 dan atau belum melakukan pembayaran denda atas keterlambatan.
Advertisement
Kebijakan itu merujuk Peraturan Bursa Nomor I-H. Di mana Bursa akan mengenakan suspensi apabila mulai hari kalender ke-91 sejak lampaunya batas waktu penyampaian laporan keuangan, emiten tetap tidak memenuhi kewajiban penyampaian laporan keuangan. Suspensi juga kaan berlaku ketika perusahaan tercatat telah menyampaikan laporan keuangan namun tidak memenuhi kewajiban untuk membayar denda sebagaimana dimaksud dalam ketentuan II.6.2. dan II.6.3. Peraturan Bursa Nomor I-H.
"Berdasarkan pemantauan kami, hingga tanggal 1 Juli 2024 terdapat 53 perusahaan tercatat dan 2 ETF yang belum menyampaikan laporan keuangan auditan yang berakhir per 31 Desember 2023 dan atau belum melakukan pembayaran denda atas keterlambatan penyampaian laporan keuangan tersebut," mengutip pengumuman Bursa, Selasa (2/7/2024).
Dari 53 emiten yang belum melaporkan laporan keuangan tahun buku 2023, sebanyak 44 emiten telah disuspensi sebelumnya. Sementara terdapat 9 emiten dan 2 efek tercatat yang baru dikenakan suspensi, antara lain sebagai berikut:
1. PT Binakarya Jaya Abadi Tbk (BIKA)
2. PT Indofarma Tbk (INAF)
3. PT Intermedia Capital Tbk (MDIA)
4. PT Mitra Komunikasi Nusantara Tbk (MKNT)
5. PT Pollux Properties Indonesia Tbk (POLL)
6. PT Ratu Prabu Energi Tbk (ARTI)
7. PT Sejahtera Bintang Abadi Textile Tbk (SBAT)
8. PT Totalindo Eka Persada Tbk (TOPS)
9. PT Visi Media Asia Tbk (VIVA)
10. Reksa Dana Indeks Simas ETF IDX30 (XSBC)
11. Reksa Dana Syariah Indeks Simas ETF JII (XSSI)
44 Emiten Lainnya
Adapun 44 emiten lainnya yang dilanjutkan suspensinya antara lain:
1. ARMY - PT Armidian Karyatama Tbk
2. ARTI - PT Ratu Prabu Energi Tbk
3. BIKA - PT Binakarya Jaya Abadi Tbk
4. BOSS - PT Borneo Olah Sarana Sukses Tbk
5. BTEL - PT Bakrie Telecom Tbk
6. CBMF - PT Cahaya Bintang Medan Tbk
7. COWL - PT Cowell Development Tbk
8. CPRI - PT Capri Nusa Satu Properti Tbk
9. DEAL - PT Dewata Freightinternational Tbk
10. DUCK - PT Jaya Bersama Indo Tbk
11. ETWA - PT Eterindo Wahanatama Tbk
12. FORZ - PT Forza Land Indonesia Tbk
13. GAMA - PT Aksara Global Development Tbk
14. GOLL - PT Golden Plantation Tbk
15. HKMU - PT HK Metals Utama Tbk
16. HOME - PT Hotel Mandarine Regency Tbk
17. HOTL - PT Saraswati Griya Lestari Tbk
18. INAF - PT Indofarma Tbk
19. JSKY - PT Sky Energy Indonesia Tbk
20. KAYU - PT Darmi Bersaudara Tbk
21. KBRI - PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk
22. KPAL - PT Steadfast Marine Tbk
23. KPAS - PT Cottonindo Ariesta Tbk
24. KRAH - PT Grand Kartech Tbk
25. LCGP - PT Eureka Prima Jakarta Tbk
26. LMAS - PT Limas Indonesia Makmur Tbk
27. MABA - PT Marga Abhinaya Abadi Tbk
28. MAGP - PT Multi Agro Gemilang Plantation Tbk
29. MAMI - PT Mas Murni Indonesia Tbk
30. MDIA - PT Intermedia Capital Tbk
Advertisement
Emiten Lainnya
31. MKNT - PT Mitra Komunikasi Nusantara Tbk
32. MTFN - PT Capitalinc Investment Tbk
33. MTRA - PT Mitra Pemuda Tbk
34. MYRX - PT Hanson International Tbk
35. NIPS - PT Nipress Tbk
36. NUSA - PT Sinergi Megah Internusa Tbk
37. PLAS - PT Polaris Investama Tbk
38. POLL - PT Pollux Properties Indonesia Tbk
39. POOL - PT Pool Advista Indonesia Tbk
40. PRAS - PT Prima Alloy Steel Universal Tbk
41. PURE - PT Trinitan Metals and Minerals Tbk
42. RIMO - PT Rimo International Lestari Tbk
43. SBAT - PT Sejahtera Bintang Abadi Textile Tbk
44. SIMA - PT Siwani Makmur Tbk
45. SKYB - PT Northcliff Citranusa Indonesia Tbk
46. SUGI - PT Sugih Energy Tbk
47. TDPM - PT Tridomain Performance Materials Tbk
48. TECH - PT Indosterling Technomedia Tbk
49. TOPS - PT Totalindo Eka Persada Tbk
50. TRAM - PT Trada Alam Minera Tbk
51. TRIL - PT Triwira Insanlestari Tbk
52. UNIT - PT Nusantara Inti Corpora Tbk
53. VIVA - PT Visi Media Asia Tbk
54. XSBC - Reksa Dana Indeks Simas ETF IDX30
55. XSSI - Reksa Dana Syariah Indeks Simas ETF JII
BEI Ungkap Tantangan Capai Target 2024, Apa Saja?
Sebelumnya, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman membagikan beberapa tantangan yang dihadapi Bursa untuk mencapai target laba perseroan pada 2024. Iman menuturkan perseroan telah membuat rencana target untuk 2024 dengan asumsi rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) sekitar Rp 12,25 triliun.
"Kita lihat sampai saat ini, RNTH sekitar Rp 12,1 triliun, belum tercapai sesuai target, tapi beberapa hal target seperti IPO dan fundraising justru positif,” kata Iman dalam konferensi pers RUPST BEI, Rabu (26/6/2024).
Iman menuturkan, secara fundamental, di Indonesia transaksi rata-rata naik sejak penetapan calon presiden pada Maret 2024. Namun, sepanjang masa pemilu alami penurunan karena banyak investor wait and see.
Selain itu, tantangan ekonomi dan inflasi global juga menjadi tantangan bagi BEI untuk mencapai target perseroan pada 2024. Iman menuturkan, invasi AS belum mencapai target 2 persen dan saat ini masih berada di kisaran 3 persen.
“Interest rate dari The Fed masih akan berlangsung kita melihat investor akan pindah ke investasi safe haven. Selain itu, perlambatan pertumbuhan ekonomi di China karena sedang ada isu sektor properti. Saya rasa faktur global yang menjadi tantangan target di 2024,” ujar dia.
Prospek Pasar Saham Indonesia ke Depan
Pada kesempatan yang sama, Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik mengatakan prospek pasar saham di Indonesia ke depan masih memiliki ruang untuk bertumbuh meski kondisi saat ini karena banyaknya tekanan dari global.
"Baik dari sisi produk maupun peraturan tetap kami kembangkan di saat ini tentunya kita memperhatikan permintaan dari pelaku pasar,” kata Jeffrey.
Advertisement
Pengembangan Produk
Jeffrey mengungkapkan, BEI juga sedang menggarap Liquidity Provider yang nantinya ketika pasar saham sudah kembali kondusif, dapat membantu peningkatan likuiditas. Selain itu, BEI juga mengembangkan produk lain seperti ETF berbasis Emas yang bisa menjadi indeks acuan bagi para manajemen investasi.
Adapun, BEI juga akan terus mengembangkan pasar modal syariah dengan memberikan dukungan dan kesetaraan pada calon investor pasar modal syariah dari sisi onboard.
“Kita siapkan untuk memberikan dukungan dan kesetaraan kepada para calon investor syariah agar proses onboardnya bisa setara dengan calon investor konvensional itu fokus kami ke depan,” pungkasnya.