Liputan6.com, Jakarta - Unit kendaraan listrik milik Renault, Ampere tengah mengembangan teknologi baterai canggih, dengan harga yang lebih murah. Jenama asal Prancis ini, akan menggabungkan teknologi baterai lithium iron phosphate (LFP) untuk rencana memproduksi kendaraan listriknya secara global.
Disitat dari Reuters, Ampere akan bekerja sama dengan LG Energy Solution dan CATL untuk membangun rantai pasokan kendaraan listrik di Eropa.
Advertisement
Saat ini, produsen barat memang tengah berada di bawah tekanan untuk memperluas jangkauan teknologi baterainya, guna memenuhi kebutuhan semua segmen pasar di tengah persaingan ketat dari merek China, yang memiliki harga jual lebih murah.
"Keputusan ini merupakan respons yang efektif dan mutakhir terhadap volatilitas pasar dan perubahan teknologi," kata Ampere dalam sebuah pernyataan.
Sementara itu, baterai LFP ini akan digunakan untuk beberapa model merek Renault dan Alpine selama beberapa tahun ke depan. Perusahaan tersebut juga berjanji akan bekerja sama mengembangkan solusi baterai cell-to-pack yang bertujuan untuk meningkatkan jangkaun kendaraan listriknya, yang bekerja sama dengan LGES.
Dalam pernyataan terpisah, LGES mengatakan bahwa telah menandatangani kesepakatan untuk memasok 39 gigawatt jam baterai tipe LFP ke Renault untuk memberi daya pada sekitar 590.000 unit kendaraan listrik, seraya menambahkan bahwa sel baterai akan diproduksi di Polandia.
Kerja Sama LGES
Kesepakatan itu menandai kesepakatan pasokan baterai LFP pertama untuk penggunaan kendaraan listrik bagi pembuat baterai Korea Selatan tersebut, ungkap LGES.
Produsen mobil memperluas penggunaan berbagai jenis kimia baterai, seperti LFP, dalam upaya untuk memangkas biaya guna membuat kendaraan listrik yang terjangkau dan menghindari masalah rantai pasokan seputar bahan seperti kobalt.
LGES mengatakan, nilai kontrak tersebut belum dikonfirmasi, tetapi periode kontraknya adalah antara akhir 2025 dan 31 Desember 2030.
Advertisement