Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) atau Pelni, Tri Andayani mengungkap pihaknya bisa saja membeli kapal baru dengan uang kas perusahaan. Hanya saja, waktunya cukup lama mencapai 5 tahun.
Andayani menyampaikan, saat ini ada 12 kapal yang beroperasi berumur di atas 30 tahun. Bahkan ada 3 kapal yang berumur lebih dari 35 tahun. Maka, diperlukan melakukan penggantian kapal-kapal tua tersebut.
Advertisement
"Ketika kita mapping (umur teknis kapal 30 tahun, pada tahun 2024 ini sebagaimana yang tadi disampaikan dalam tabel kami, bahwa terdapat 12 kapal penumpang Pelni yang pada tahun 2024 ini telah berusia di atas 30 tahun," ungkap Andayani dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XI DPR RI, Selasa (2/7/2024).
Untuk itu, Pelni meminta Rp 500 miliar dari cadangan investasi untuk membeli kapal baru. Sisanya, Rp 1 triliun akan diajukan penyertaan modal negara (PMN) tahun anggaran 2025. Biaya pembelian kapal sendiri membutuhkan dana Rp 1,5 triliun.
Andayani menegaskan pihaknya tak hanya mengandalkan PMN. Tapi juga menggunakan kas perusahaan yang bersumber dari penyisihan hingga amortisasi.
"Bahwa dari kami sendiri sebenarnya tidak terus semata-mata semuanya meminta pemerintah pak. Kami kan juga ada biaya penyisihan, jadi ya minta tapi ya kita juga ada biaya penyisihan depresiasi dan amortisasi tapi kami kalau menggunakan biaya itu baru bisa membeli 1 unit setiap 5 tahun," urainya.
Dia menerangkan, dengan asumsi waktu tersebut, Pelni tak bisa mengejar kebutuhan kapal yang terus menua dari tahun ke tahun.
"Dan itu tidak terkejar dengan usia-usia kapal ini, kalau menunggu dengan investasi yang harus kami lakukan sendiri," kata dia.
Atas dasar itu, dia meminta bantuan dana PMN dari pemerintah untuk membeli kapal baru secara bertahap. Mengingat lagi, pembuatan kapal memakan waktu 24-36 bulan.
"Untuk itu, beberapa pertimbangan tersebut dengan beberapa kerusakan dan yang terakhir kemarin KM Umsini yang terbakar di Pelabuhan Soekarno Hatta Makassar sehingga ini semakin memperkuat kami untuk menyampaikan ini dihadapan bapak ibu anggota Komisi XI DPR RI," bebernya.
Minta PMN Rp 500 Miliar
PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) atau Pelni meminta kucuran dana penyertaan modal negara (PMN) senilai Rp 500 miliar. Ini akan digunakan untuk menambal biaya pembelian kapal baru.
Direktur Utama Pelni, Tri Andayani menyampaikan, usulan Rp 500 miliar ini akan mengambil dana dari kas cadangan pembiayaan investasi. Sementara itu, nilai kebutuhan biaya untuk membeli kapal baru adalah sebesar Rp 1,5 triliun.
"Adapun besaran nilai PMN yang kami usulkan dari cadangan investasi tahun anggaran 2024 adalah sebesar Rp 500 miliar," ujar Tri Andayani dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XI DPR RI, Selasa (2/7/2024).
Dia menyampaikan, dana itu akan digunakan membeli satu unit kapal new building. Kapal ini disebut mampu mengangkut 1.000 penumpang ditambah dengan 75 kontainer.
Andayani mengatakan, kapal baru ini akan menggantikan kapal yang sudah tua. Paling tua, ada kapal Umsini yang berumur 39 tahun. Bahkan kapal itu sempat mengalami kerusakan mesin pada penghujung tahun 2023 lalu.
Dia menghitung, kebutuhan dana untuk membeli 1 kapal baru itu sebesar Rp 1,5 triliun. Sisanya, akan dimohonkan pada PMN tahun anggaran 2025 mendatang.
"Sedangkan kekurangannya sebesar Rp 1 triliun akan kami usulkan pada PMN tahun anggaran 2025," kata dia.
Andayani menegaskan, proses pembuatan kapal nantinya akan dibuka skema lelang. Termasuk membuka peluang bagi perusahaan asal luar negeri dan dalam negeri.
"Ini belum (diputuslan) kan proses desain pak, kemudian nanti kita buka proses bidding, bidding kita buka semua, dalam dan luar negeri," ucapnya.
Advertisement
Efisiensi Biaya
Pada kesempatan ini, Andayani mengatakan pembaruan kapal menjadi penting untuk efisiensi biaya operasional. Mengingat, kapal-kapal tua membutuhkan biaya besar dari sisi perawatannya.
Pada saat yang sama, pengoperasian kapal tua berisiko terjadinya kerusakan selama digunakan. Bisa dibilang, ini mengancam keselamatan dari ribuan penumpang.
"Urgensi alokasi PMN adalah inefisiensi biaya operasional bahwa semakin tinggi usia kapal maka semakin tinggi biaya repair maintenance services," kata dia.
"Sebenarnya ini begini, kalau kita muda-kan lagi kapal-kapal ini, kita replacement, maka dengan sendirinya nanti akan terjadi efisiensi dari sisi nilai PSO dari pemerintah karena beban biaya bahan bakar tentu tidak akan seboros dengan kapal-kapal tua yang saat ini ada," ujar Andayani menerangkan.
Erick Thohir Tunjuk Muhammad Awaluddin Jadi Komisaris Utama PT PELNI
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir menunjuk Muhammad Awaluddin jadi Komisaris Utama PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) alias PELNI. Keputusan itu diteken di awal tahun ini.
Kabar penunjukkan itu dibenarkan Corporate Secretary PELNI Evan Eryanto. Pengangkatan Awaluddin tertuang dalam Surat Keputusan Menteri BUMN Erick ThohirNomor: SK-9/MBU/01/2024 tertanggal 16 Januari 2024.
"Betul, sebagai Komisaris Utama," ujar Evan saat dikonfirmasi, ditulis Rabu (17/1/2024).
"Pengangkatan Bapak Awaluddin sekaligus mengisi posisi yang sebelumnya ditinggalkan oleh bapak Ali Masykur Musa," imbuhnya.
Perlu diketahui, Muhammad Awaluddin sebelumnya menjabat sebagai Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero). Awaluddin menjabat posisi tersebut selama 7 tahun, atau belum genap dua periode.
Dalam keputusan tersebut, Erick Thohir juga mengangkat Budi Mantoro sebagai KomisarisPELNI.
"Sebelumnya Kementerian BUMN juga mengganti Direktur SDM & Umum PELNI dari sebelumnya Rainoc digantikan oleh Heri Purnomo berdasarkan Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor SK-6/MBU/01/2024 tertanggal 9 Januari 2024," urai Evan.
Advertisement
Susunan Pengurus
Berdasarkan perubahan tersebut di atas, anggota di Dewan Komisaris dan jajaran Direksi PELNI per 16 Januari 2024 adalah sebagai berikut:
Anggota Dewan Komisaris PELNI:
Komisaris Utama: Muhammad Awaluddin
Komisaris Independen: Kristia Budiyarto
Komisaris: FaturohmanKomisaris: Raden Suhartono
Komisaris: Eddy Susanto Soepadmo
Komisaris: Budi Mantoro
Anggota Direksi PELNI:
Direktur Utama: Tri Andayani
Direktur Keuangan & Manajemen Risiko: Anik Hidayati
Direktur SDM & Umum: Heri Purnomo
Direktur Armada & Teknik: Robert MP Sinaga
Direktur Usaha Angkutan Penumpang: Nuraini Dessy W
Direktur Usaha Angkutan Barang dan Tol Laut: Yossianis Marciano.