Imbas Overtourism Barcelona Kembali Naikkan Pajak Turis Oktober 2024, Berapa Besarnya?

Menghadapi tantangan overtourism, Barcelona akan memberlakukan kenaikan pajak turis mulai Oktober 2024. Kebijakan ini diharapkan dapat mengendalikan jumlah wisatawan dan meningkatkan pendapatan kota.

oleh Dyah Ayu Pamela diperbarui 03 Jul 2024, 07:00 WIB
Turis menaiki bus wisata di Barcelona pada 5 Agustus 2016. (Dok: Josep LAGO / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Barcelona, sebagai salah satu destinasi wisata paling populer di Eropa, terus berupaya mengatasi tantangan overtourism. Sejak 2012, kota ini telah memberlakukan berbagai biaya tambahan selain pajak turis di seluruh wilayahnya.

Mengutip laman Euronews, Selasa, 2 Juli 2024, pada 2022 pemerintah kota mengumumkan rencana untuk menaikkan pajak kota selama dua tahun ke depan. Kebijakan ini bertujuan untuk mengatur jumlah wisatawan yang datang dan memastikan bahwa infrastruktur kota dapat menampung lonjakan pengunjung.

Disebutkan bahwa biaya tambahan kota bervariasi tergantung pada jenis akomodasi pengunjung dan hanya dikenakan pada penginapan wisata resmi. Pada April tahun ini, pajak kota naik dari 2,75 Euro (sekitar Rp55 ribu) menjadi 3,25 Euro (sekitar Rp60 ribu). Kenaikan ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk mengelola dampak pariwisata terhadap kota.

Pada Oktober 2024, Barcelona akan memberlakukan kenaikan pajak turis hingga 4 Euro (sekitar Rp70 ribu) per orang. Ini berarti pengunjung kini harus membayar pajak turis regional dan pajak kota.

Pajak regional bervariasi tergantung pada jenis akomodasi tempat pengunjung menginap. Untuk hotel bintang empat, biayanya 1,70 Euro (sekitar Rp30 ribu), sementara untuk akomodasi sewa seperti Airbnb, biayanya 2,25 Euro (sekitar Rp38 ribu). Untuk hotel bintang lima dan mewah, biayanya mencapai 3,50 Euro (sekitar Rp68 ribu). 

Disebutkan bahwa penumpang kapal pesiar yang menghabiskan waktu kurang dari 12 jam di kota akan diharuskan membayar 3 Euro (sekitar Rp52 ribu) ke wilayah tersebut. Sementara, mereka yang menghabiskan lebih dari 12 jam membayar 2 Euro (sekitar Rp35 ribu).


Pajak untuk Mendorong Pariwisata Lebih Berkualitas

Pengunjung menaiki bus wisata di Barcelona pada 5 Agustus 2016. (Dok: Josep LAGO / AFP)

Pajak kota terpisah, yang berlaku untuk masa menginap maksimal tujuh malam, terus meningkat. Saat ini, pajak kota ditetapkan sebesar 3,25 Euro (setara Rp60 ribu) per malam untuk sebagian besar pengunjung dan 4 Euro (setara Rp70 ribu) untuk mereka yang tinggal di apartemen sewaan atau singgah dengan kapal pesiar kurang dari 12 jam.

Dengan kenaikan ini berarti tamu di akomodasi bintang lima akan membayar total 7,50 Euro (Rp135 ribu) per malam, atau 52,50 Euro per orang untuk menginap selama seminggu, naik dari 47,25 Euro (setara Rp830 ribu) saat ini. Ide di balik kebijakan ini adalah untuk mendorong pariwisata berkualitas dan membayar biaya seperti pembersihan dan keamanan, menurut walikota.

Kota ini dikunjungi rata-rata 32 juta turis per tahun, banyak di antaranya datang dengan kapal pesiar. Pada tahun 2022, ibu kota Catalan meluncurkan langkah-langkah baru untuk mengurangi gangguan dari tur berpemandu, termasuk pembatasan kebisingan dan sistem satu arah. 


Kenaikan Pajak untuk Mendanai Infrastruktur Kota

Sekelompok turis mengikuti pemandu wisata di Plaza de la Catedral di Barcelona, ​​​​pada 11 Mei 2022. Pengunjung sekali lagi memadati jalan-jalan sempit di kawasan Gothic Barcelona yang sempit saat perjalanan global bangkit kembali dari pandemi COVID-19, menghidupkan kembali kekhawatiran atas pariwisata massal di kota pelabuhan Spanyol. (LLUIS GEN / AFP)

Barcelona en Comú, salah satu partai yang mendukung peningkatan jumlah wisatawan pada bulan Oktober nanti, mengatakan bahwa "pariwisata telah mencapai batasnya", lapor surat kabar Spanyol El Pais. Kenaikan pajak turis, yang dibagi antara Generalitat Barcelona dan Dewan Kota, juga akan meningkatkan anggaran kota.

Pihak berwenang berharap pajak baru yang lebih tinggi akan meningkatkan pendapatan dari 95 juta Euro menjadi 115 juta Euro pada tahun 2024. "Data perekonomian pariwisata pada tahun 2019 sudah meningkat, bukan pada jumlah wisatawan, namun pada jumlah pendapatan dari pariwisata di Barcelona," kata wakil walikota Jaume Collboni.

"Tujuannya adalah untuk menahan jumlah wisatawan dan meningkatkan pendapatan wisatawan karena model kami bukan lagi pariwisata massal tetapi pariwisata berkualitas, yang memberikan nilai tambah bagi kota," sambung Jaume.

Dewan mengatakan dana yang diperoleh akan digunakan untuk mendanai infrastruktur kota, termasuk perbaikan jalan, layanan bus, dan eskalator. Dengan begitu turis dan warga lokal juga akan merasa lebih nyaman.


Kebijakan Pajak Turis di Destinasi Lain di Spanyol

Turis menikmati perjalanan bus wisata di Barcelona, pada ​​11 Mei 2022. Pengunjung sekali lagi memadati jalan-jalan sempit di kawasan Gothic Barcelona yang sempit saat perjalanan global bangkit kembali dari pandemi COVID-19, menghidupkan kembali kekhawatiran atas pariwisata massal di kota pelabuhan Spanyol. (LLUIS GEN / AFP)

Barcelona bukan satu-satunya tempat wisata di Spanyol yang mengenakan pajak kepada pengunjung untuk mengatasi dampaknya. Kepulauan Balearic (Mallorca, Menorca, Ibiza, Formentera) mengenakan biaya per malam sebesar 1--4 Euro (setara Rp17 ribu hingga Rp70 ribu) untuk setiap wisatawan berusia 16 tahun ke atas.

Dikenal sebagai pajak pariwisata berkelanjutan, pajak ini digunakan untuk mempromosikan praktik pariwisata yang lebih baik dan melestarikan alam pulau-pulau tersebut. Valencia berencana menerapkan kebijakan serupa pada akhir tahun lalu, namun dibatalkan setelah pemilu 2023.

Wisatawan akan membayar antara 50 sen dan 2 Euro (setara Rp32 ribu) per malam hingga tujuh malam. Kebijakan ini mencerminkan upaya yang lebih luas di seluruh Spanyol untuk mengelola dampak pariwisata.

Pihak pengelola destinasi juga memastikan bahwa kota-kota dan destinasi wisata dapat menampung jumlah pengunjung yang terus meningkat. Barcelona berharap dapat menciptakan keseimbangan antara menarik wisatawan dan menjaga kualitas hidup penduduk lokal serta keberlanjutan lingkungan kota. 

Infografis Destinasi Wisata Bahari yang Populer di Indonesia.  (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya