Kisah Judith Julia Justin yang Habiskan 10 Tahun Keliling Dunia Mencari Solusi Tumbuh Kembang Anaknya

Judith Julia Justin memiliki anak bernama Jake yang didiagnosis menderita mutasi genetik yang sangat langka (NACC1). Ini mempengaruhi kemampuan Jake untuk berjalan, berbicara, dan kesulitan untuk menjalani kehidupan mandiri.

oleh Hernowo Anggie diperbarui 30 Agu 2024, 08:41 WIB
Judith Julia Justin

Liputan6.com, Jakarta - Judith Julia Justin memiliki anak bernama Jake yang didiagnosis menderita mutasi genetik yang sangat langka (NACC1). Ini mempengaruhi kemampuan Jake untuk berjalan, berbicara, dan kesulitan untuk menjalani kehidupan mandiri.

Jake juga terlahir dengan katarak bawaan di kedua matanya. Saat Jake baru berusia empat bulan, dia mengalami sekitar 1.000 kejang per hari dan gagal mencapai tahap perkembangan awal.

Saat itulah Julia diberi tahu bahwa anaknya mungkin tidak akan pernah bisa berjalan, berbicara, atau hidup secara mandiri. Hal ini menginspirasi Julia dan Jake selama 10 tahun berkeliling dunia dalam mencari solusi.

Perjalanan itu membuka dunia mereka kepada terapi-terapi terobosan yang tidak tersedia di Asia seperti Intensive Model of Therapy (Model Terapi Intensif/IMOT), Suit Therapy, Cuevas Medek Exercises (CME), Intervensi Gerakan Dinamis (DMI), dan lain-lain.

 


Berhak Mendapatkan Perawatan

Judith Julia Justin

"Mengetahui bahwa ada anak-anak seperti Jake di negara mereka yang berhak mendapatkan kesempatan untuk merasakan perawatan yang ada, maka saya memutuskan untuk menjual harta benda demi mendirikan WINGS dan membawa berbagai terapi tersebut ke hadapan anak-anak lain di Asia Tenggara," kata Julia saat ditemui di kawasan Jalan Setiabudi, Jakarta Selatan, baru-baru ini.

Rahasia kesuksesan WINGS, dijelaskan Julia, adalah kerangka kerja digunakan, yakni Intensive Model of Therapy (Model Terapi Intensif/IMOT), yang berlangsung dalam blok selama 3 minggu hingga 3 bulan yang dikenal sebagai ‘intensif’.

 


Strategi Bootcamp

Menyerupai strategi bootcamp, latihan intensif 5 hari per minggu dan antara 2-4 jam per hari. Penelitian telah menunjukkan bahwa satu sesi terapi intensif bisa memberikan hasil lebih daripada terapi tradisional selama setahun penuh.

“Keajaiban WINGS tidak hanya terletak pada model intensif dan terapi terobosan yang kami tawarkan, namun juga pada semangat, komitmen, dan pengalaman tim terapi kami yang sangat terampil. Pusat terapi kami berfokus pada memperlakukan anak secara holistik, dengan rasa hormat dan fokus yang kuat pada target dalam lingkungan yang menyenangkan dan memotivasi," jelas Julia.

 


Tangani 6 Ribu Pasien

Berlokasi di Singapura, WINGS telah menangani lebih dari 6.000 pasien hingga saat ini, dengan tingkat keberhasilan 70%. Dari 6.000 pasien tersebut, 50% di antaranya adalah orang asing yang terbang ke Singapura dari seluruh Asia Tenggara, khususnya Indonesia, untuk berobat di pusat terapi unik ini.

"Kami bekerja di lantai terbuka yang mendorong komunikasi dan interaksi sosial antar orang tua dan antaranak. Pusat kami benar-benar merupakan tempat tumbuhnya harapan dan membangkitkan semangat keluarga berkebutuhan khusus. Semua ini adalah segalanya yang saya dan Jake butuhkan dalam perjalanan kami, yakni harapan, penerimaan, rasa hormat, teman, dan motivasi,” tandas Julia.

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya