Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah ke zona merah pada perdagangan Selasa, 2 Juli 2024. Koreksi IHSG terjadi di tengah mayoritas sektor saham tertekan.
Mengutip data RTI, IHSG ditutup melemah 0,20 persen ke posisi 7.125,14. Indeks LQ45 turun 0,44 persen ke posisi 892,72. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan. Pada perdagangan Selasa pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.176,86 dan level terendah 7.099,05. Sebanyak 270 saham melemah sehingga menekan IHSG. 261 saham menguat dan 251 saham diam di tempat.
Advertisement
Total frekuensi perdagangan 979.747 kali dengan volume perdagangan 13,7 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 10,5 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.365. Mayoritas sektor saham tertekan yang dipimpin sektor saham transportasi dan logistic. Sektor saham transportasi dan logistik turun 1,51 persen.
Sektor saham kesehatan tergelincir 1,1 persen, sektor saham keuangan turun 0,21 persen, dan sektor saham infrastruktur susut 0,54 persen.
Sementara itu, sektor saham energi naik 1,52 persen, sektor saham siklikal bertambah 0,04 persen, sektor saham properti naik 0,53 persen dan sektor saham teknologi menguat 0,13 persen. Investor asing beli saham Rp 488,03 miliar. Sepanjang 2024, investor asing jual saham Rp 7,05 triliun.
Pada Selasa pekan ini, saham PT Timah Tbk (TINS) naik 1,08 persen ke posisi Rp 935 per saham. Harga saham TINS dibuka naik lima poin ke posisi Rp 930 per saham. Harga saham TINS berada di level tertinggi Rp 945 dan terendah Rp 915 per saham. Total frekuensi perdagangan 2.989 kali dengan volume perdagangan 204.800 saham. Nilai transaksi harian Rp 19,1 miliar.
Saham BRPT menguat 3,98 persen ke posisi Rp 1.175 per saham. Harga saham BRPT dibuka naik 15 poin ke posisi Rp 1.145 per saham. Harga saham BRPT berada di level tertinggi Rp 1.240 dan terendah Rp 1.125 per saham. Total frekuensi perdagangan 58.337 kali dengan volume perdagangan 6.468.494 saham. Nilai transaksi Rp 764,2 miliar.
Sentimen IHSG
Mengutip Antara, dalam kajian tim riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, bursa saham regional Asia menguat yang didukung dari pandangan pelaku pasar sehubungan dengan rilis data manufaktur Amerika Serikat yang alami kontraksi.
Rilis Institut for Supply Management (ISM) melaporkan bahwa aktivitas manufaktur AS stagnan di angka 48,5 dibandingkan dengan 48,7 pada bulan sebelumnya, atau di bawah angka 50 sehingga mengalami kontraksi.
"Dengan demikian, hal tersebut memberikan gambaran bagaimana kondisi ekonomi AS, sehingga memberikan peluang terhadap pemangkasan suku bunga acuan The Fed,” seperti dikutip dari kajian tim riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas.
Sementara itu, Menteri Keuangan Jepang Shunichi Suzuki menegaskan kembali pada Selasa, 2 Juli 2024, pemerintah tetap waspada terhadap pergerakan mata uang, dengan menyatakan tingkat nilai tukar mata uang asing mencerminkan berbagai faktor yang kompleks.
Kemudian, pasar di topang oleh harga minyak mentah berjangka Brent yang naik di atas USD 86,8 per barel dan WTI naik ke USD 83,38 per barel. Hal tersebut seiring prospek permintaan yang lebih tinggi selama musim panas dan spekulasi terhadap penurunan suku bunga The Fed juga mendukung harga minyak, setelah moderasi inflasi AS baru-baru ini memicu optimisme terhadap penurunan suku bunga lebih awal.
Advertisement
Top Gainers-Losers
Saham-saham LQ45 yang masuk top gainers antara lain:
- Saham BRPT naik 3,98 persen
- Saham ITMG naik 2,99 persen
- Saham PGAS naik 2,91 persen
- Saham INTP naik 2,04 persen
- Saham MEDC naik 1,87 persen
Saham-saham LQ45 yang masuk top losers antara lain:
- Saham KLBF melemah 4,32 persen
- Saham MBMA melemah 3,85 persen
- Saham INCO melemah 2,38 persen
- Saham SRTG melemah 2,36 persen
- Saham ASII melemah 1,95 persen
Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:
- Saham ATLA tercatat 81.677 kali
- Saham BRPT tercatat 58.337 kali
- Saham BBRI tercatat 37.482 kali
- Saham ASII tercatat 17.187 kali
- Saham BBCA tercatat 16.526 kali
Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:
- Saham BBRI senilai Rp 1,1 triliun
- Saham BMRI senilai Rp 996,7 miliar
- Saham BBCA senilai Rp 783,8 miliar
- Saham BRPT senilai Rp 764,2 miliar
- Saham ASII senilai Rp 328,2 miliar
Bursa Saham Asia Pasifik
Bursa saham Asia Pasifik sebagian besar merosot pada Selasa, 2 Juli 2024 di tengah indeks Nasdaq catat rekor baru berkat saham teknologi.
Indeks Nasdaq naik didorong kenaikan saham Microsoft, Apple dan Nvidia naik 0,83 persen ke posisi 17.879.
Selain itu, pelaku pasar di Asia juga menilai tingkat inflasi Korea Selatan 2,4 persen pada Juni 2024, meleset dari harapan ekonom yang disurvei sebesar 2,7 persen.
Indeks Nikkei 225 di Jepang naik 1,12 persen ke posisi 40.074,69. Indeks Topix bertambah 1,15 persen, dan mencapai level tertinggi baru dalam 34 tahun di 2.856,62. Indeks Topix berjarak kurang dari 30 poin dari penutupan tertinggi sepanjang masa di posisi 2.884,80 yang dicapai pada 18 Desember 1989.
Yen Jepang melemah hingga 161,67 terhadap dolar AS, bertahan di posisi terendah dalam 38 tahun.
Selain itu, Bank of Japan akan memangkas pembelian obligasi USD 100 miliar pada tahun pertama berdasarkan rencana pengetatan kuantatif yang akan dirilis Juni 2024, menurut survei Reuters.
Di sisi lain, saham heavy Industries naik dalam tujuh hari berturut-turut, naik 5,45 persen ke level tertinggi baru sepanjang masa.
Indeks Kospi di Korea Selatan merosot 0,84 persen menjadi 2.780,86. Indeks Kosdaq terpangkas 2,04 persen menjadi 829,91 setelah rilis data inflasi.
Di sisi lain, indeks Hang Seng di Hong Kong menguat 0,33 persen. Indeks CSI 300 melemah 0,18 persen ke posisi 3.471,79. Indeks ASX 200 di Australia melemah 0,42 persen menjadi 7.718,2 setelah Reserve Bank of Australia merilis risalah pertemuan kebijakan moneter pada Juni. Anggota dewan membahas kenaikan suku bunga tetapi akhirnya memutuskan untuk mempertahankan di 4,35 persen.
Advertisement